Secara perlahan Putin berhasil mulai melihat kemenangan di perang Ukraina ini karena tampaknya stamina Amerika dan sekutunya dalam mendukung Ukraina baik dasi sisi persenjataan maupun dari sisi ekonomi sudah mulai kendur.Â
Bahkan pendukung Trump dan partai Republik di kongres berhasil memperkecil secara signifikan bantuan Amerika kepada Uraina yang berdampak langsung pada nasib Ukraina dalam perang ini karena Amerika merupakan sponsor untama dalam perang ini.
Jika nantinya Trump kembali berkuasa maka Putin akan menghadapi ketidakpastian baru karena janji Trump dalam kampanyenya akan "menyelesaikan perang Ukraina dalam 24 jam".Â
Namun jauh hari sebelumnya menjelang pilpres, Putin secara terbuka mengatakan dirinya akan menggunakan senjata nuklir yang dimilikinya jika Rusia terancam dan langkah nyata sudah diambilnya dengan menempatkan senjata nuklir taktis ke negara sekutunya.
Kiblat politik Trump jika terpilih lagi tentunya dapat diprediksi yaitu mengedepankan kepentingan Amerika di tananan politik global yang sebelumnya terbukti mengusik sekutunya termasuk NATO, sementara di tatanan politik global Putin justru diangggap sebagai pionir globalisasi politik.
Oleh sebab itu walaupun dibenci Putin dibutuhkan oleh negara barat untuk mengimbangi sepak terjang Trump nantinya jika kelak terpilih sebagai presiden Amerika lagi dan disaat seperti inilah akan terjadi keseimbangan geopolitik baru yang diharapkan akan menstabilkan politik global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H