Menuanya populasi Tiongkok ini tercermin dari proporsi penduduk yang berusia 65 tahun ke atas yang meningkat dua kali lipat dan kecenderungan ini akan semakin nampak di tahun 2050 dimana diperkirakan  proporsinya mencapai 30% dari total populasi.
Pada saat yang bersamaan jumah kelahiran menurun sebesar 5,6% yang kalau dikonversikan menjadi jumlah kelahiran mencapai 540 ribu kelahiran penuruannya. Â Jumlah kelahiran di tahun 2023 lalu mencapai 9 juta bayi, namun ternyata jumlah ini jauh berkurang jika dibandingkan dengan jumlah kelahiran di tahun 2016 lalu yang mencapai 18 juta kelahiran.
Seperti yang disinggung sebelumnya salah satu penyebab dari penurunan populasi ini adalah kebijakan one child yang semula ditujukan untuk mengendalikan populasi Tiongkok yang ternyata berdampak buruk dalam jangka panjang. Oleh sebab itu tidak heran jika pemerintah Tiongkok mengendurkan kebijakan ini secara bertahap mulai tahun 2014 dengan menginjinkan keluarga memiliki 2 anak dan di tahun 2021 lalu ditingkatkan menjadi 3 anak per keluarga.
Masalah biaya membesarkan anak dan biaya pendidikan juga berpengaruh besar, sehingga banyak keluarga yang hidup di kota besar memilih untuk menunda pernikahan atau kalaupun menikah memutuskan hanya memiliki satu anak saja.
Pemerintah Tiongkok memang sudah berusaha memberikan insentif bagi keluarga yang ingin memiliki anak. Â Sebagai contoh dibeberapa wiayah pemerintah Tiongkok memberikan insentif sebesar Rp 6.813.350.00 untuk anak pertama dan sebesar Rp 16.954.150.00 untuk anak kedua dan ketiga. Â
Disamping itu pemerintah juga mewajibkan pemberi kerja untuk memberi tunjangan untuk membesarkan anak. Namun tampaknya berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah Tiongkok untuk mengembalikan laju peningkatan penduduknya belum membuahkan hasil.
Penduduk utamanya yang berusia produktif merupakan salah satu aset yang sangat menentukan pertumbuhan ekonomi dan juga afmosfir sosial suatu negara. Â Oleh sebab itu kebijakan pemerintah dalam hal kependudukan harus dirancang dan dipertimbangkan secara matang untuk keperluan jangka pendek maupun jangka panjang. Â Kesalahan pengambilan keputusan yang dikombinasikan dengan tidak disediakannya afmosfir ekomoni dan sosial yang mendukung, Â akan membuat negara terpuruk dalam jangka panjang sekaligus mengurangi daya saing di tingkat global.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H