Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Amazon Nasibmu Kini

26 Desember 2023   11:35 Diperbarui: 27 Desember 2023   08:19 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemarau ekstrim tahan ini berdampak besar pada penduduk yang tinggal di kawasan Amazon. Sumber:  The Conversation. 

Data juga menunjukkan bahwa jika tingkat deforestasi hutan Amazon sudah mencapai 25% dan suhu di Amazon mengalami peningkatan 2-2,5oC di atas suhu rata rata periode pra industri maka hutan Amazon sudah dalam keadaan kritis. Kondisi saat ini tampaknya sudah mengarah ke titik kritis ini karena saat ini 17% hutan Amazon telah digunduli dan suhu global berada 1,1 - 1,2oC di atas suhu pra-industri.

Kekeringan ekstrim tahun ini memicu kebakaran hutan akibat pembukaan lahan yang tidak terkendali dan sudah memasuki wilayah hutan primer. Disamping itu tingkat kematian lumba lumba yang menghuni danau danau di Amazon semakin meningkat akibat suhu air mencapai 40,9oC. Para peneliti dan pelestari minggu ini saja telah menemukan 276 lumba lumba yang mati akibat peningkatan suhu air ini yang berada 4oC di atas suhu tubuh lumba lumba.

Lumba lumba mati akibat peningkatan suhu air danau. Sumber: Miguel Monteiro /WWF
Lumba lumba mati akibat peningkatan suhu air danau. Sumber: Miguel Monteiro /WWF

Kekeringan ekstrim yang menimpa Amazon ini membuat sungai sungai menjadi kering dan tidak dapat dilalui sehingga berdampak langsung pada kehidupan penduduk asli yang tinggal terpencil di wilayah Amazon ini.

Keserakahan manusia dengan dalih kepentingan ekonomi yang lebih besar berdampak pada kehancuran Amazon yang tidak akan dapat terpulihkan kembali. Dalam situasi seperti ini jangankan berbicara untuk mewariskan hutan ini bagi anak cucu mereka, kini untuk kehidupan mereka kemunkinan besar hutan Amazon tidak dapat menopang lagi.

Semoga tragedi yang sedang menimpa Amazon yang menggerus kenakaragaman hayati dan juga degradasi lingkungan tidak terkendali ini menjadi pelajaran bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun