Minggu ini dunia pendidikan dan penelitian  Australia diguncang pelanggaran kode  etik penelitian yang melibatkan peneliti ternama dari Centre for Healthy Brain Ageing (CHeBA)  di universitas papan atas Australia, University of New South Wales (UNSW) yang juga melibatkan universitas lainnya.
Kasus ini sebenarnya sudah mulai ditemukan dan diselidiki oleh Komite Integritas Penelitian Australia (ARIC) Â pada tahun 2021 lalu, namun sayangnya sampai saat ini pihak UNSW belum menindaklanjuti dan menangani pelanggaran etika penelitian ini sampai pada titik penyampaian hasil penyelidikannya.
Kasus ini bermula ketika sebanyak 12 publikasi ilmiah yang dihasilkan oleh para peneliti di CHeBA UNSW yang berkolaborasi dengan lembaga lainnya muncul di PubPeer sebuat situs web yang memungkinkan  pada peneliti dan masyarakat mendiskusikan artikel ilmiah secara anonim.Â
Dari komentar yang muncul ditemukan hasil penelitian yang disajikan berupa gambar gambar  dan foto merupakan hasil duplikasi dari hasil penelitan yang berbeda.
Kemunculan kasus ini sontak saja mengundang  perhatian  ilmuwan ternama David Vaux yang merupakan pensiunan wakil direktur Walter & Eliza Hall Institute of Medical Research dan spesialis integritas penelitian, dan  juga Simon Gandevia, wakil direktur Neuroscience Research Australia, untuk menyampaikan temuan ini dan  mengirim surat ke UNSW.
Sebagai tindak lanjut dari temuan ini dilakukan penyelidikan mendalam utamanya terhadap 9 makalah penelitian yang melibatkan para peneliti dari Lab Otak dan Penuaan CheBA dan juga peneliti kolaboratornya dari Macquarie University, University of Sydney dan institusi di Oman, Chile dan India.
Hasil penyelidikan ini mengindikasikan adanya "duplikasi  atau pemalsuan data  penelitian" yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut dari penyelidik independen untuk menentukan apakah temuan ini memang benar adanya sekaligus menentukan peneliti mana saja yang terlibat dalam pemalsuan data penelitian ini.
Sayangnya sejak kasus ini terkuak pihak UNSW lambat melakukan penyelidikan secara internal untuk membuktikan apakah tuduhan tersebut benar  atau tidak.Â
Sudah lebih dari  2 tahun belum ada hasil yang diumumkan secara publik terkait kasus ini dengan alasan bahwa kasus ini kompleks dan memerlukan waktu lama untuk mencari fakta apa sebenarnya yang terjadi.
Dua belas artikel dengan dugaan terjadi pemalsuan data penelitan berupa  anomaly pencantuman  gambar dan foto hasil peneltian  melibatkan seorang  Guru Besar ternama seorang ahli saraf Perancis yang bekerja sebagai profesor di Universitas Macquarie hingga Maret 2023. Pada tahun 2022, Profesor ini akhirnya  mengambil cuti saat Macquarie melakukan penyelidikan akan kasus ini.