Jika Lee Kuan Yew masih hidup  tentunya akan tersenyum lega melihat cita cita kerukunan yang dicanangkannya di saat pedirian Singapura menjadi kenyataan.  Lee Kuan Yew sangat sadar bahwa membentuk negara multi etnis tidaklah mudah, hal ini terbukti ketika beberapa kali letusan bentrok  rasial yang memakan korban jiwa mewarnai perjalanan Singapora di era awal pembentukan negara.
Halimah Yacob tercatat sebagai wanita pertama dalam sejarah Singapura yang menduduki jabatan tehormat yaitu presiden Singapura.  Menjadi Presiden tentunya merupakan hal yang wajar terjadi, namun sebagai wanita dan juga Muslimah pertama yang menduduki jabatan tersebut menjadikan dirinya sangat  istimewa karena menginspirasi tidak saja bagi Singapura, tapi juga perpolitikan di kawasan Asia.
Siapa Halimah?
Rekam jejak  panjang Halimah di dunia politik Singapura memang sangat kental.  Halimah tercatat  sebagai wanita pertama yang menjabat sebagai ketua parlemen dan wanita Muslim kedua yang menjabat di era  tahun 2013 dan 2017. Di pucak karirnya, Halimah  berhasil menjalankan tugasnya sebagai presiden Singapura yang ke delapan dengan  inspiratif sehingga banyak orang yang berpendapat bahwa Halimah menginpirasi banyak orang karena dirinya wanita sekaligus datang dari kelompok minoritas.
Tidak gampang memang bagi Halimah untuk muncul ke permukaan dan meraih jabatan sebagai presiden Singapura di tahun 2017 lalu karena dunia perpolitikan Singapura memang didominasi oleh laki laki dan kelompok mayoritas. Â Sebagai gambaran jumlah anggota parlemen di Singapura persentase wanita hanya mencapai 29 % saja.
Keberdulian Halimah pada semua pihak ini kemungkinan berakar dari kehidupan masa kecilnya. Â Halimah merupakan memiliki lima bersaudara. Â Halimah merupakan anak perkawinan antar etnis bapak India dan Ibu Melayu yang membentuk visi dan cita citanya di akar rumput.
Dalam memenuhi kebutuhan sehari harinya Halimah membantu keluarganya berjualan nasi Padang dalam usianya 8 tahun ketika ayahnya meninggal dunia. Â Di tengah keterbatasan ekonomi Halimah berhasil meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Nasional Singapura.
Naluri  politik Halimah memang tampaknya sangat kental karena selepas dari kuliahnya Halimah bergabung dengan gerakan buruh dan akhirnya terjun ke dunia politik dengan menjadi anggota Partai Aksi Rakyat di tahun 2001.
Kesederhanaan yang melekat pada dirinya sangat kental sekali ketika menjadi presiden Singapura Halimah  di awal periode dirinya memilih tinggal di apartemen di pinggiran kota. Halimah memang menghabiskan sebagian besar hidupnya tinggal di aparteman, sehingga tidak heran ketika menjadi Presiden Halimah membuka lebar lebar pintu istana  bagi rakyat Singapura  untuk berkunjung dan menikmatinya.
Kiprah Halimah
Halimah tercatat sebagai muslim kedua dan wanita pertama yang menduduki jabatan sebagai presiden sejak Singapura memisahkan diri dari Malaysia di tahun 1965 lalu.
Sebagai kepala negara perempuan dari kalangan minoritas Halimah berhasil menginspirasi kaum wanita Singapura untuk mendobrak dinding dinding pembatas untuk mencapai cita cita dan karirnya untuk meraih  potensi maksimal mereka sehingga para wanita mendapat tempat dan kesempatan berkarya di berbagai bidang.
Walaupun peran presiden dalam perpolitikan Singapura lebih bersifat seremonial, namun selama menjabat sebgai presiden Halimah berhasil memainkan peran penting ketika Singapura kedodoran melawan pandemic Covid 19 dengan kebijakannya yang mengijinkan pemerintah mengakses dana tambahan yang jumlahnya sangat besar untuk mengatasi  lumpuhnya  bisnis selama pandemi. Disamping itu Halimah juga membuktikan dirinya sebagai sosok pemersatu dan presiden bagi semua pihak.
Selama menjabat sebagai presiden Halimah tercatat sebagai salah satu presiden paling rajin dan paling aktif. Bahkan selama pandemi pun Halimah masih melakukan kunjungan ke luar negeri termasuk juga kunjungan kenegaraan.
Salah satu langkah siknifikan yang diambil oleh Halimah  untuk persamaan hak ketika menjabat sebagai presiden adalah mendorong mendorong perusahaan-perusahaan Singapura untuk lebih menerima penyandang disabilitas.
Halimah memang telah berhasil meraih cita cita dan kiprah politiknya yang tidak semua orang dapat mencapainya, namun dirinya tidak pernah lupa akan asal  usulnya dengan tetap bekerja keras yang menginsiprasi banyak orang utamanya kelompok wanita minoritas untuk menggapai cita cita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H