Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pelepasan Air Limbah Nuklir Fukushima Resahkan Dunia

3 September 2023   17:19 Diperbarui: 5 September 2023   04:25 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air olahan limbah nuklir reakor Fukushima telah dimulai tanggal 24 Agustus 2023. Foto: AP/KYODO NEWS via KOMPAS.id

Rupanya aksi teater    Perdana Menteri Jepang memakan ikan mentah yang ditanggap dari perairan Fukushima yang air limbah yang terkontaminasi radioaktif akibat gempa yang melumpuhkan reaktor nuklir ini ternyata  tidak meredakan keresahan dunia utamanya Tiongkok yang wilayahnya berdekatan dengan Jepang.

Pada bulan Juli lalu Badan Energi Atom Internasional (IAEA) secara formal memberi lampu hijau rencana Jepang  melepas air limbah dari reaktor nuklir Fukushima ke laut dan menyatakan bahwa pelepasan air ini aman terhadap manusia dan lingkungan. Namun tampaknya pernyataan Badan Atom Internasional ini  yang sudah mulai didengungkan 2 tahun yang lalu tetap saja meresahkan   negara Asia yang wilayahnya berdekatan dengan Jepang.

Sampai saat ini memang masih terdapat kontroversi terakit apakah level radiasi yang dikandung oleh air limbah yang dilepaskan ini membahayakan bagi kesehatan dan flora dan fauna laut lainnya.   Pendapat Badan Atom Internasional yang menyatakan bahwa kadar rasioaktif nya terlalu rendah  untuk membahayakan kesehatan tidak serta merta diterima oleh negara lainnya karena terdapat kemungkinan tingkat radioaktifnya lebih dari yang diumumkan oleh IAEA.

Jepang berdasarkan persetujuan IAEA dalam 30 tahun ke depan secara bertahap akan melepas 1,34 juta ton air  limbah olahan ke laut Pasifik.  Jumlah air olahan limbah ini memang sangat banyak karena terakumulasi selama  13 tahun sejak tragedi hancurnya reaktor nuklir Fukushima yang menimbulkan salah satu krisis reactor  nuklir terburuk yang menimpa dunia.

Meningkatkan Ketegangan

Tiongkok merupakan salah satu negara yang sangat vokal dan menolak pelepasan air limbah olahan ini dan menuduh Jepang memperlakukan laut seperti miliknya sendiri tanpa mempertimbangkan negara lain yang kemungkinan akan terdampak akibat kebijakan Jepang ini utamanya negara yang banyak mengeploitasi laut untuk kebutuhan pangan dan industri lainnya.

Sebagai  reaksinya Tiongkok menghentikan impor segala macam produk yang berasal dari perairan yang diperkirakan tercemari air olahan ini.  Disamping Tiongkok Hongkong dan Korea Selatan juga  melarang penduduknya mengkonsumsi segala bentuk  produk laut asal perairan Fukushima.

Keributan yang terjadi antara Jepang dan Tiongkok terkait pebuangan air limbah olahan ini menambah ketegangan yang sudah ada antara  kedua negara ini karena segara politik Jepang berkiblat pada Amerika dan Barat yang kutup  bertolak belakang dengan Tiongkok.

Pebuangan  air limbah yang dimulai tanggal 24 Agustus 2023 lalu tentu saja menambah ketegangan antara  kedua negara yang sudah lama berseteru ini.  Secara historis ketegangan ini dapat dimengerti karena Tiongkok pernah merasakan dan mengalami tragedi kemanusiaan yang terjadi di era tahun 1900 an  akibat perlakuan dan pendudukan kejam Jepang  yang menimbulkan kesengsaraan yang luar biasa bagi takyat Tiongkok.

Sederetan reaksi  terkait dengan peningkatan ketegangan antara kedua negara ini terjadi  misalnya di tahun 2012 lalu terjadi kerusuhan dan serangan di seluruh Tiongkok terhadap pengusaha Jepang karena sengeketa batas laut antara Jepang dan Tiongkok. Kemarahan Tiongkok ini memuncak di bulan Agustus lalu ketika Jepang , Amerika dan Korea Selatan mengecam Tiongkok sekaligus melakukan latihan militer bersama  yang ditujukan untuk menentang perlakukan agresif Tiongkok di laut Tiongkok Selatan.

Jadi jika dianalisa lebih dalam lagi maka suara vokal Tiongkok yang menentang pelepasan  air limbah nuklir ini bukanlah kejadian yang berdiri sendiri namun  merupakan salah satu titik dari sederetan peristiwa masa lalu dan masa kini yang menggambarkan ketegangan antara kedua negara ini.

Ketagangan  ini ternyata tidak saja terjadi di level pemerintah saja namun sudah merembes ke level akar rumput.  Beberapa insiden pelemparan batu dan telur ke beberapa sekolah dan juga ke kedutaan Jepang mencerminkan  hal ini.  Ajakan untuk tidak membeli produk Jepang termasuk produk kosmetik juga sudah mulai merebak yang tentunya akan mempengaruhi kinerja perusahan Jepang di Tiongkok dan di tingkat global.

Di lain pihak Jepang menganggap Tiongkok melakukan kampanye negatif  terhadap Jepang terkait pelepasan air limbah nuklir ini dan mulai  berdampak negatif pada dunia bisnis Jepang dan keselamatan warganya di Tiongkok.  Sementara  itu Tiongkok menganggap bahwa penentangan pelepasan air limbah ini merupakan upaya untuk melindungi masyakarat Tiongkok dan merupakan pembelajaran bagi masyarakatnya  bahwa pembuangan air limbah yang masih mengandung radioaktif ini akan mencemari perairan Tiongkok dan berdampak pada flora dan fauna laut.

Ditinjau dari volme perdagangan ketegangan ini  tentu saja tidak dapat diabaikan oleh Jepang mengingat Tiongkok merupakan salah  satu negara terbesar pembeli produk laut Jepang dan produk lainnya.  Hal ini tentunya jika dibiarkan akan mengganggu perekonomian Jepang.

Dalam penyelesaikan permasalahan ini Jepang diperkirkan akan melakukan dua langkah yaitu akan menyampaikan keluhannya atas perlakukan dan kampanye negatif Tiongkok ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan langkah kedua dengan cara mengundang anggota parlemen Tiongkok untuk menjelashkan pelepasan air limbah nuklir ini. Namun tampaknya ketegangan  antara Jepang dan Tiongkok yang terjadi akhir akhir ini akan menyulitkan mempertemukan kedua negara ini dalam menyelesaikan masalahnya karena kutup politiknya memang sudah bertolak belakang.

Mengapa Perlu Waspada?

Terlepas dari ketegangan antara Jepang dan Tiongkok terkait dengan pelepasan air limbah ini, perlu difahami bahwa pelepasan air limbah ini tidak hanya berpengaruh pada negara yang berada disekitar Tiongkok saja namun juga pada negara lain di dunia termasuk Indonesia.

Radioaktif sifatnya bukan seperti bahan lainnya yang dapat hilang begitu saja, namun dapat bertahan sangat lama sekali dan terakumulasi serta berdampak fatal pada kesehatan manusia.  Oleh sebab itu Badan Atom Internasional harus bertanggung jawab penuh sebagai lemabga independen  untuk melakukan pengawasan terhadap Jepang dan juga melakukan studi secara teratur baik dalam jangka waktu pendek maupun dalam jangka panjang terkait dengan dampak pelepasan air limbah ini pada flora dan fauna laut dan  darat serta  manusia karena kesemuanya ini merupakan kesatuan  rantai makanan yang tidak terpisahkan.

Kegagalan IAEA melakukan monitoring ilmiah ini tentunya akan menambah stigma negatif lembaga internasional ini akan dugaan  keberpihakannya pada Amerika dan sekutunya dimana Jepang ada di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun