Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menanti Fenomena Big Bang di Kompasiana

18 Agustus 2023   06:30 Diperbarui: 18 Agustus 2023   13:16 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Big bang. Sumber: ALFRED PASIEKA/SCIENCE PHOTO LIBRARY/Getty Images  

Salah satu  keluhan Engkong Felix, menulis di Kompasiana ini adalah penuh dengan suka duka.  Dukanya  kalau tulisan sudah dibuat  sangat serius  dan menghabiskan banyak waktu tapi ternyata yang baca hanya segelintir saja. Hal yang sama pernah dikeluhkan oleh Kompasianer paling senior Pak Tjip.

Jika diperhatikan dengan seksama apa yang disampaikan Engkong Felix ini ada benarnya juga.  Coba saja lihat data statistik kompasianer pemula yang jumlah view rata rata per tulisan hanya  sekitar 50 dalam sehari tayang.

Jumlah view  artikel yang ditulis kompasianer centrang biru rata rata lebih tinggi karena mungkin kualitas artikelnya bisa saja lebih baik atau karena bantuan admin yang secara otomatis memasukkan artikel kompasianer  bercentrang biru ke kelompok  artikel pilihan sehingga memiliki jam tayang di halaman depan Kompasiana lebih lama, atau karena keduanya.  Disamping itu tentunya ada faktor lain yaitu jumlah artikel per hari di Kompasiana banyak sekali, jadi lama tayangnya semakin singkat dan dalam sekejab atikel akan tergeser oleh artikel yang baru.

Apa yang saya diskusikan adalah jumlah view  alami yang umumnya yang terjadi pada artikel yang ditulis di Kompasiana bukan kasus pencilan yang pernah terjadi dimana ada kompasianer yang jumlah view nya sangat aduhai padahal jumlah vote nya di kompasiana sangat minim.

Saya juga  tidak membicarakan kekuatan ghoib yang dengan matera sim salabim meningkatkan jumlah pembaca secara spektakuler, karena dalam ilmu statistik  fenomena ini dikategorikan sebagai data pencilan dan harus dikeluarkan dalam pengolahan data jika kita ingin mendapatkan gambaran yang sebenarnya terkait rata rata jumlah view  artikel di Kompasina.

Saya kurang faham  apakah penurunan jumlah view ini terjadi pergantian sistem bagaimana cara menghitung jumlah view nya, namun yang jelas jumlah view artikel di Kompasiana dewasa ini jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pembaca di era sekitar 5-8 tahun yang lalu.

Salah satu sisi positif  yang diangkat oleh beberapa  kompasiener  adalah kesetiaan kompasianer untuk tetap bertahan di Kompasiana.  Artinya ada semacam militansi Kompasianer yang tumbuh dan dibesarkan di kompasiana yang secara alami membuat kompasiner ini tetap bertahan dalam situasi apapun. Bahkan  ketika Pak Tjip dan Bu Ros diberitakan secara "tidak bertanggung jawab" meninggalkan kompasiana pun oleh Engkong Felix,  tetap saja kedua pasangan legendaris ini senyum saja  dan tetap muncul berkarya di Kompasiana.

Kalau saya amati ada juga kompasianer lama yang sudah lama tidak muncul  sekalipun,  tetap saja suatu saat muncul kembali tulisannya. Kesetiaan kompasianer ini memang menjadi ciri khas yang mewarnai kompasiana.

Di tengah  diskusi jumlah view  ini ada hal yang sangat menarik yaitu munculnya fenomena big bang yang dapat saja dialami oleh kompasiner manapun yang secara tiba tiba karena waktu, topik dan gaya tulisannya yang pas meledakkan jumlah view nya.

Fenomena big bang di Kompasiana merupakan fenomena yang sangat menarik untuk ditelisik lebih lanjut untuk menganalisa dan menjelaskan mengama  dalam sesaat penulisnya dapat  menjadi penulis yang jumlah pembaca artikelnya  meledak. Dalam mendisusikan fenomena  Big Bang ini saya akan mengambil  tiga sampel kompasianer yang mengalami fenomena  ini yaitu Engkong Felix, Om Jay dan  Pak Rudy (Catatan: hanya sebagai pembanding kasus dan tentunya masih ada lagi kompasianer yang lebih spektakuler jumlah view nya) 

Engkong Felix kompasiner langka ini menurut catatan saya pernah mengalami fenomena big bang dengan artikelnya  berjudul "Sudah Dipastikan Tak Ada Ijazah Atas Nama Jokowi " yang ditulis pada tanggal 11 Oktober 2022 berhasil mengundang penasaran 6.303 pembaca. Jumlah view yang cukup spektakuler ini tidak lepas dari kecerdikan memanipulasi psikologis pembaca dengan judul yang menggoda dengan isi artikel berupa penegasan  nama pemilik ijazah yang sebenarnya  tentunya bukan atas jama Jokowi. Kecerdikan engkong Felix ini mencatatkan dirinya sebagai Kompasianer fanatik dengan jumlah artikel yang telah dihasilkannya sebanyak 1.871 artikel dengan jumlah view total  1,909,698 kali.

Fenomena big bang  juga terjadi pada kompasianer Wijaya Kusumah dengan judul artikelnya yang sangat provokatif "Bubarkan Saja Program Guru Penggerak!" . Artikel ini merupakan bentuk protes Pak Wijaya Kusumah sebagai praktisi pendidikan yang tidak setuju dengan penghapusan guru penggerak yang dinilai memiliki manfaat yang sangat besar dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Tidak tanggung tanggung artikel yang ditulis pada tanggal 11 Janauri 2023 lalu mengundang sebanyak 291.492 view yang menjadikan dirinya sebagai kompasianer kelompok senior dengan jumlah total view sebanyak 5,479,815 dari 4.770 artikel

Kompasianer  yang juga mengalami fenomena big bang adalah Acek Rudy  yang dikenal sebagai pakar kamasutera yang beralih menjadi pengamat minyak goreng.

Dengan atikel yang berjudul "Inikah Mafia Minyak Goreng yang Dimaksud Menteri Perdagangan?"  yang ditulisnya tanggal 21 Maret 2022 lalu mengundang keingintahuan sebanyak  1.599.177 view yang menempatkannya sebagai salah satu elit kompasianer dengan jumlah artikel yang dibaca terbanyak yaitu mencapai 4,756,722 dengan jumlah artikel yang telah ditulisnya sebanyak 1,324 artikel.

Keberhasilan mengundang jumlah view  yang spektakuler ini tidak lepas dari kecerdikan bagaimana kompasiner membungkus suatu peristiwa yang sedang hangat  dibicarakan oleh masyakarat dengan judul yang apik sehingga mengundang keingintahuan pembaca siapa sebenarnya pelaku mafia minyak goreng.  Padahal di dalam artikelnya Acek Rudy sama sekali tidak menyebutkan nama pelaku.

Fenomena   big bang ini tentunya dapat terjadi pada siapa saja asalkan artkel ditulis dengan cerdik, judul mengena dan diluncurkan pada saat yang tepat dan kemungkinan fenomena inilah yang salah satunya membuat kompasianer tetap setia dan guyub di rumah yang bernama Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun