Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kematian Satwa Liar di Tangan Selebritas Permalukan Indonesia!

27 Juli 2023   08:02 Diperbarui: 27 Juli 2023   17:49 1590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Peristiwa kematian satwa liar ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap lumrah, tapi harus dipandang sebagai sebuah peristiwa luar biasa. (Intagram @alshadahmad) via Kompas.com) 

Dari segi psikologi maupun fisiologi pada umumnya satwa liar yang ditangkap dan dipindahkan ke lingkungan baru yang bukan merupakan habiat aslinya dapat dipastikan akan mengalami stres.

Jika satwa mengalami stres, maka fenomena perubahan ekstrim metabolisme dan fisiologi di dalam tubuh satwa langka akan mulai terjadi.

Pada prinsipnya setiap hewan termasuk satwa langka memiliki apa yang dinamakan dengan zona homeostasis untuk setiap kondisi fisiologi tubuhnya. 

Jika terjadi perubahan lingkungan yang drastis, maka satwa langka akan berusaha mengembalikan ke kondisi fisiologisnya ke kondisi yang mendekati zona homeostasisnya (zona ideal di mana hewan dapat tumbuh dan bereproduksi) dengan cara mengalokasikan energi dan berbagai sumber daya lain di dalam tubuhnya. 

Akibat pengalihan energi dan sumber daya lainnya ini satwa berakibat defisitnya energi dan sumber daya untuk kebutuhan lainnya seperti untuk kebutuhan hidup pokok (basal / fasting metabolic rate) dan biasanya akan mengorbankan pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.

Jika stres ini tetap berlanjut maka satwa langka akan mengalihkan alokasi energi dan sumber daya lainnya lebih banyak untuk mengatasi stres dan akan berakibat satwa langka tidak dapat bereproduksi dan pada tahap di mana satwa liar tersebut tidak dapat mengatasi stres yang lebih besar lagi, maka satwa langka akan mati.

Dewasa ini konsep konservasi melalui pemeliharaan satwa langka di Kebun Binatang apalagi pemeliharaan yang dilakukan oleh perorangan sudah banyak ditinggalkan dalam ilmu konservasi modern, terlebih yang menerapkan sistem pengandangan, karena pembatasan ruang gerak akan memicu stres.

Bagi orang awam satwa liar yang dipelihara oleh perorangan maupun oleh lembaga seperti kebun binatang maupun taman safari dinilai sebagai bentuk perlindungan terhadap satwa liar tersebut, namun pada kenyataanya pembatasan gerak menjadi salah satu faktor pemicu stres dan kematian.

Sebagai contoh Harimau Sumatera di alam memiliki daya jelajah yang cukup luas (puluhan dan bahkan ratusan kilometer persegi untuk setiap ekornya), paling tidak memerlukan tempat pemeliharaan yang cukup luas pula di tempat penampungan barunya. 

Contoh lain adalah bagaimana gajah Sumatera masuk ke pemukiman akibat habitatnya terganggu akibat alih fungsi hutan menjadi pemukiman penduduk dan industri lainnya.

Di kebun Binatang ataupun jika dipelihara oleh perorangan satwa ini diperlihara di kandang yang sangat sempit dan terkadang kebutuhan nutrisinya tidak dipenuhi dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun