Baru baru ini dunia maya dihebohkan dengan pengakuan salah satu selebritis yang mengaku memelihara satwa liar yang dilindungi dan  ada 6 anak dari satwa yang dilindungi tersebut mati dengan mengungkapkan berbagai alasan terkait penyebab kematiannya termasuk katanya mengalami dehidrasi.
Hal yang paling menakjubkan adalah berita kematian satwa liar ini diposting di dunia maya.
Peristiwa kematian satwa liar di tangan perorangan ini bukanlah sesuatu yang dianggap lumrah, tapi harus dipandang sebagai sebuah peristiwa luar biasa.
Ada satu hal yang perlu diingat bahwa satwa liar yang dilindungi bukanlah barang mainan, artinya tidak dapat semaunya dipelihara oleh orang awam yang dinilai tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan cukup tentang satwa liar.
Di samping itu, di Indonesia ada undang undang khusus yang mengatur tata kelola dan konservasi satwa liar ini yang disertai dengan sanksi bagi pelanggarnya. Indonesia juga meratifikasi aturan internasional terkait pengelolaan dan pelestarian satwa liar ini.
Indonesia sudah sering menjadi pemberitaan internasional dan juga mengundang kritik terkait dengan berbagai kejadian buruknya penanganan satwa liar ini termasuk perdagangan ilegal satwa liar.
Kita juga sering mendengar berita tentang buruknya terkait pengelolaan Kebun Binatang yang menyebabkan kematian koleksi satwanya.
Satwa liar penghuni kebun binatang tersebut hanya dijadikan objek tontonan belaka tanpa memperhatikan aspek aspek kesejahteraan satwa tersebut agar mereka dapat hidup dengan baik dan bereproduksi di lingkungan di luar habitat aslinya.Â
Di dunia konservasi satwa liar salah satu tolok ukur keberhasilannya adalah apabila satwa liar tesebut berkasil berkembang biak.Â
Artinya jika satwa liar tersebut baik dipelihara oleh perorangan ataupun lembaga kalau tidak berkembang biak dan bahkan mengalami kematian dapat dipastikan bahwa pengetahuan pengelola tersebut akan satwa liar sangat minim sekali.
Satwa Liar Mengalami Stres
