Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Babak Baru Krisis Politik Thailand

13 Juli 2023   08:35 Diperbarui: 13 Juli 2023   16:15 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemimpin Move Forward Party dan kandidat perdana menteri Pita Limjaroenrat berpose untuk media setelah konferensi pers di markas besar partai di Bangkok pada 15 Mei 2023. (AFP/Jack Taylor via Kompas.com)

Rupanya pemilu yang baru saja usai dan berlangsung  secara demokratis tidak dapat menyelesaikan carut marut dan kompleksitas politik di Thailand.

Pengumuman pengunduran diri dari dunia politik Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha dari kalangan militer yang sudah memerintah selama 9 tahun dan menduduki kursinya dengan cara kudeta tadinya sempat membuat lega masyarakat Thailand untuk sementara.

Sudah menjadi rahasia umum demokrasi di Thailand tidak berjalan dengan baik karena adanya dominasi militer yang sangat kuat dalam dunia politik.

Jadi tidak heran jika  dalam perjalanannya hasil pemilu pun dapat digagalkan oleh pihak militer karena dalam undang-undang, militer memiliki jatah kursi khusus di parlemen tanpa harus diperebutkan di pemilu.

Dengan situasi seperti ini pemilu yang telah usai di bulan Mei lalu yang penuh kejutan inipun  kini hasilnya semakin tidak menentu.

Ketidakpastian ini karena munculnya kuda hitam dari partai reformis Thailand Move Forward Party yang secara mengejutkan memenangi pemilu namun suaranya masih tidak mencukupi untuk memenangi pemilihan perdana Menteri di parlemen.

Pita Limjaroenrat, pemimpin reformis Thailand memang memenangi pemilu namun saat ini akan memasuki babak baru yaitu babak ketidakpastian.

Pita Limjaroenrat dengan Move Forwardnya memenangi pemilu Thailand, namun kemenangannya belum menjamin dirinya akan menjadi perdana menteri. (Photo: EPA)
Pita Limjaroenrat dengan Move Forwardnya memenangi pemilu Thailand, namun kemenangannya belum menjamin dirinya akan menjadi perdana menteri. (Photo: EPA)

Kemenangan Pita Limjaroenrat ini memang tidak lepas dari kampanye pemilu gerakan reformasinya yang menolak aturan dan dominasi  militer konservatif yang telah diberlakukan sejak kudeta pada 2014.

Kemenangan ini tentunya mencerminkan bagaimana rakyat Thailand sudah jenuh dengan cengkeraman militer dalam dunia politik negara gajah putih ini yang membelenggu hak politik rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun