Ungkapan "jauh panggang dari api" tampaknya sangat cocok utnuk menggambarkan komitmen dunia di konferensi iklim dunia COP26 yang pada kenyataannya target telah  keluar dari jalur dan sulit tercapai
Laju penggundulan hutan ternyata terus meningkat dan menimbulkan kekhawatiran besar akan dampak nyata perubahan iklim yang  sedang dan akan dihadapi dunia.
Hasil peneltian terakhir menunjukkan bahwa pada tahun 2022 dalam setiap menitnya dunia kehilangan luasan hutan seluas 11 lapangan bola dimana Brazil menduduki peringkat pertama dalam hal penggundulan hutan ini.
Brasil mendominasi hilangnya hutan tropis primer dan pada tahun 2022 dengan peningkatan mencapai  mencapai 14%.
Di wilayah Amazon hutan  yang merupakan 50% hutan tropis yang ada di dunia ini, laju deforestasi nya  meningkat hampir dua kali lipat selama tiga tahun terakhir.
Contoh lain adalah ekspansi perluasan pertanian kedelai di Bolivia  menyebabkan hampir satu juta hektar mengalami  deforestasi  sejak pergantian abad.
Manurut data yang dikeluarkan oleh Global Forest Watch ada  enam negara peringkat atas yang kehilangan hutannya pada tahun 2022 adalah : Brazil  seluas 1.77 juta hektar, Kongo 513.000 ha, Bolivia 386.000 ha, Indonesia, 230.000 ha, Peru 161.000 ha, serta Kolumbia 128.000 ha.
Pakta kesepatatan  Glasgow disepakati setelah perjanjian sebelumnya yang ditandatangani pada 2014 gagal,  merupakan upaya  dunia untuk membendung penggundulan hutan ini.
Namun sayangnya  data menunjukkan bahwa deforestasi terus  meningkat pada 2022 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang membuat dunia pesimis mencapai target mengakhiri deforestasi di tahun 2030 mendatang.
Pentingnya Pengurangan Laju Deforestasi
Tidak dapat dibantah bahwa hutan tropis merupakan paru paru dunia. Hutan hujan di Brasil, Republik Demokratik Kongo dan Indonesia berperan besar dalam  menyerap gas rumah kaca dalam jumlah besar.
Penebangan dan pembakaran hutan primer akan menyebabkan pelepasan  karbon yang tersimpan  ke atmosfer berdampak langsung pada peningkatan suhu di seluruh  dunia.
Hilangnya hutan primer  tropis berpengaruh besar pada pemanasan global dan kehilangan keanekaragaman hayati.
Disamping itu hutan juga berperan penting dalam menjaga menjaga keanekaragaman hayati sekaligus berfungsi sebagai sumber mata pencaharian jutaan orang di dunia.
Indonesia Manjadi Contoh
Dalam dua dekade ini ternyata kebakaran hutan merupakan faktor utama yang menyebabkan dunia kehilangan hutan primer  dan  ke depan diperkirakan laju deforestasi  akibat kebaran hutan ini akan se Indonesia dinilai Berhasil
Namun dibalik pesimisme ini Indonesia menjadi sorotan sekaligus perhatian khusus karena laju penggundulan hutan di Indonesia mengalami penurunan tajam sekaligus  memberikan harapan besar bahwa sebenarnya target  laju penggundulan hutan dapat dicapai.
Dengan melihat laju penuruan deforestasi di Indonesia dunia memiliki asa bahwa laju penggundulan hutan dapat diperlambat  jika dilakukan secara sistemis dan serius.
Dalam hal  penggundulan hutan, Indonesia dinilai dunia paling   berhasil  dalam mengurangi kehilangan hutan tropis primernya jika dibandingkan dengan  negara lain dalam beberapa tahun terakhir sejak Indonesia  pernah mencatat rekor penggundulan hutan tertinggi sepanjang sejarah pada tahun 2016.
Kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan perusahaan dinilai menjadi kunci keberhasilan Indonesia ini.
Moratorium penebangan hutan  di perkebunan kelapa sawit baru dibuat secara permanen pada tahun 2019 menjadi kunci utama keberhasilan Indonesia menurunkan laju penggundulan hutan.
Disamping itu peningkatan dan Upaya pemerintah Indonesia untuk memantau dan membatasi kebakaran menjadi kebijakan yang berperan besar dalam mengurangi pencemaran udara dan kerusakan lingkungan.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H