Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Daging Buatan Legal di Amerika, Bagaimana dengan Indonesia?

23 Juni 2023   07:10 Diperbarui: 29 Juni 2023   06:30 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang dapat menyangkal bahwa teknologi merupakan kunci dari pemenuhan pangan dunia utamanya pada saat populasi dunia meningkat secara tajam di tahun 2050 mendatang.

Salah satu teknologi yang menarik perhatian dunia adalah teknologi daging buatan, dimana daging tidak lagi dihasilkan dari beternak sapi, kambing, kerbau, ayam dll nya melainkan dikembangkan sepenuhnya di laboratorium.

Pemikiran dan konsep yang mendasari daging buatan ini memang cukup logis mengingat peternakan sapi misalnya berkontribusi sekitar 40 % dari deforestasi dunia yang terjadi saat ini.

Disamping itu menurut Our World data dan WHO peternakan juga berkontribusi gas rumah kaca dunia sebesar 14.5%.

Berbagai teknologi peternakan modern saat ini memang telah berhasil mengurangi laju deforestasi dan juga emisi gas rumah kaca, namun upaya ini tentunya perlu dikombinasikan dengan teknologi lainnya seperti misalnya teknologi daging buatan.

Minggu ini Amerika melalui USDA telah mengeluarkan persetujuan penjualan daging buatan. Persetujuan ini mencatatkan Amerika sebagai negara kedua di dunia yang menyetujui hal ini setelah sebelumnya Singapura tercatat sebagai negara pertama yang menyetujuinya.


Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) telah mengeluarkan pernyataan bahwa setelah melakukan pemeriksaan proses pembuatan dan produknya, daging buatan ini aman untuk dikonsumsi.

Sebelum masuk ke pasar tampaknya perusahaan yang mendapat ijin membuat dan mengedarkan daging buatan ini akan menjajagi penjualan produknya di restoran sambil mengevalusi dan menyesuaikan berapa harga daging buatan yang layak sebelum menjual produknya di pasar bebas.

Era daging buatan in merupakan era baru dalam dunia peternakan, karena berbagai produk yang akan dihasilkan dari teknologi buatan ini baik dari segi bentuk fisik, aroma, estitika dan rasanya hampir sama dengan daging alami yang diproduksi dari ternak.

Disamping itu teknologi daging buatan ini tentunya memberikan alternatif untuk menghasilkan daging yang lebih ramah lingkungan dan lebih manusiawi dan juga menjadi alternatif bagi kelompok vegetarian yang tidak puas dengan produk vegetarian yang sudah ada di pasaran.

Mungkin diantara kita ada yang bertanya bagaimana sebenarnya daging buatan ini dibuat di laboratorum?

Pembuatan daging buatan ini dimulai dengan pengambilan sampel jaringan hewan, disaring dan ditumbuhkan yang akan dijadikan bank sel yang nantinya akan digunakan pada proses selanjutnya.

Dada ayam yang sepenuhnya dibuat di laboratorium memiliki tekstur, aroma, rasa dan estetika yang hampir sama dengan daging ayam alami. Photo: DaSilva/Reuters 
Dada ayam yang sepenuhnya dibuat di laboratorium memiliki tekstur, aroma, rasa dan estetika yang hampir sama dengan daging ayam alami. Photo: DaSilva/Reuters 

Pada lingkungan yang terkendali sel sel ini dimasukkan ke dalam kontainer tertutup untuk dikembang biakkan dengan menambahkan nutrisi dan bahan lainnya yang esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan sel.

Dalam kondisi dan lingkungan yang terkontrol seperti ini sel akan berkembang dalam jumlah triyunan untuk selanjutnya dengan teknologi diferensiasi sel, sel ini akan melakukan diferensiasi yang nantinya akan membentuk sel otot, lemak dan jaringan ikat.

Melalui teknologi ini maka sel akan tumbuh dan melakukan deferensiasi dan membentuk jenis daging yang diinginkan untuk diproduksi dan dipasarkan.

Walaupun produk daging buatan ini memiliki rasa yang sama dengan daging tradisional yang dihasilkan dari ternak, namuan tentunya keberhasilan pemasaran daging buatan ini akan sangat tergantung pada selera dan presepsi konsumen.

Di Amerika misalnya jejak pendapat yang dilakukan menunjukkan bahwa 50% penduduk Amerika menyatakan tidak akan pernah mencoba daging buatan ini.

Teknologi daging buatan kini telah berkembang dengan pesat dan produk yang dihasilkan baik dari segi fisik, tekstur, aroma dan rasa mirip dengan daging alami.

Oleh sebab itu ke depan diperkirakan daging buatan ini akan mengambil sebagian dari porsi pangsa pasar daging alami.

Di Indonesia yang saat ini mulai mengalami keterbatasan lahan untuk peternakan komersil, teknologi daging buatan ini ke depan juga akan berkembang dan diperkirakan akan mengambil sebagian dari pangsa pasar daging alami namun tidak akan menggantikan sepenuhnya daging alami.

Presepsi, penerimaan konsumen dan harganya yang lebih mahal diperkirakan akan menjadi kendala utama pemasaran daging buatan di Indonesia, disamping tentunya masalah yang paling krusial adalah kepastian kehalalan semua proses pembuatan daging buatan tersebut.

Ke depan, sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah dunia peternakan utamanya masalah pencemaran lingkungan daging buatan ini tentunya dinilai bermanfaat, namun dipastikan tidak akan dapat menggantikan sepenuhnya daging alami.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun