Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Waspada, Gelombang Panas Melanda Indonesia dan Wilayah Asia

23 April 2023   13:54 Diperbarui: 24 April 2023   09:10 3367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peningkatan suhu di wilayah Asia Selatan  dan ASEAN sebagai dampak gelombang panas yang melanda di kawasan ini . Sumber: AFP. 

Suhu tertinggi di ibukota  Bangladesh Dhaka  yang mencapai 40.6 oC merupakan suhu yang tertinggi sejak tahun 1960 lalu.

Letak geografis Bangladesh  dan kondisi alamnya membuat negara ini menjadi salah satu negara yang paling rentan dan  terdampak dari perubahan iklim baik suhu panas, hujan kestrim dan angin kencang.

Gelombang panas  ini diperkirakan akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan membuat pemerintah India memberi peringatan kepada warganya akan bahaya suhu panas yang dapat menimbulkan korban jiwa.

Apa  yang harus dilakukan?

Gelombang panas  yang  menimpa sebagian besar wilayah Asia termasuk Indonesia ini memang tergolong cuara ekstrim sebagai  dampak dari perubahan iklim global.

Cuara panas yang melanda Indonesia diperkirakan masih terus akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Menghadapi cuaca panas ini sebaiknya kita tidak mengabaikannya karena dapat berakibat fatal utamanya bagi kelompok usia  sangat muda dan kelompok usia lanjut yang rentan terhadap suhu panas ini.

Salah satu hal yang wajib kita perhatikan adalah kemungkinan terjadi dehidarasi dan terpicunya penyakit penyakit lain akibat penurunan kondisi tubuh kita di tengah udara panas ini.

Salah satu tindakan yang dianjurkan dalam menghadapi udara panas ini adalah banyak minum dan  menghindari aktivitas di luar  rumah yang terlalu banyak di tengah udara panas ini agar kita tidak mengalami dehidrasi dan heat stroke.

Pemanasa global memang telah berdampak langsung pada perubahan iklim dunia yang semakin tidak menentu yang menyebabkan frekuensi terjadinya cuaca ekstrim semakin meningkat.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima, Enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun