Ulah nakal wisman ini memang harus segera dicarikan solusinya karena jika dibiarkan akan merusak citra pulau Dewata karena akan menimbulkan ketidak nyamanan wisman lainnya dan berdampak pada dunia turisme di Bali.
Melimpahnya jumlah wisman asal Rusia dan Ukrainia di saat kedua negara ini berperang memang menimbilkan permasalahan  sendiri, sehingga tidak heran Gubernur Bali meminta agar dilakukan screening khusus untuk wisman asal kedua negara ini.
Namun tentu saja permintaan ini harus ditanggapi dengan hati hati karena jika dilakukan secara membabi buta dapat menimbulkansentimen negatif dan  ketegangan antar Indonesia dengan Rusia dan ukraina karena tindakan ini dianggap melakukan diskriminasi.
Jika kita beripikir jernih menanggapi ulah wisman yang tidak pantas ini, ada kemungkinan sebagian dari mereka tidak mengetahui tindakan yang pantas dilakukan selama berada di Bali utamnya yang menyangkut norma dan etika.
Oleh sebab itu soft approach sperti yang akan dilakukan oleh pejabat lokal maupun nasional seperti misalnya pembuatan buku panduan terkait cara berprilaku  selama berada di Pulau Bali merupakan salah  satu upaya untuk mengurangi angka ulah wisatawan nakal ini.
Dengan adanya buku  pedoman ini diharapkan  para wisatawan akan tau tindakan  apa saja yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan selama mereka berwisata di Bali.
Mengurangi dan mengendalikan ulah wisatawan yang tidak pantas di Bali memang merupakan suatu keharusan untuk menjaga reputasi dan juga budaya, namun tentunya memerlukan cara dan seni tersendiri, karena keberadaan wisman  ini menjadi andalan  utama perekonomian pulau Bali.
Rujukan: satu dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI