Amerika dihebohkan dengan dipantaunya balon udara milik Tiongkok yang berada di kawasan Amerika dan Amerika latin.
Amerika langsung menuduh bahwa balon tersebut adalah mata mata, sedangkan Tiongkok menyebutkan balon tersebut adalah balon pemantau cuaca yang terserat arus angin memasuki wilayah Amerika.
Masuknya balon udara ini ke wilayah Amerika sudah dapat ditebak meningkatkan ketegangan  hubungan antara Amerika dan Tiongkok yang sudah memburuk dan menyebabkan batalnya kunjungan pejabat teras ke Tiongkok.
Pasa awalnya Amerika memang sudah ingin menembak jatuh balon udara ini ketika melintas daratan Amerika, namun degan pertimbangan keamanan Amerika menunggu sampai balon ini melintas di wilayah aman yaitu lautan.
Jika seandainya apa yang diklaim  Tiongkok bahwa balon udara tersebut benar adalah balon udara pemantau cuaca, maka mari kita lihat rasionalitas Amerika menembak jatuh balon ini ditinjau dari segi biaya yang harus dikeluarkannya.
Untuk menembah jatuh balon udara ini Amerika menggunakan salah satu pesawat tercanggihnya yaitu F-22 Raptor yang benilai US$200 juta (setara dengan Rp. 3.019.020.000.000.00).
Rudal yang digunakan adalah rudal Side winder seharga US$400.000 (atau setara Rp. 6.038.040.000.00) per rudal
Dalam misinya tersebut pesawat F-22 Raptor menembahkan satu rudal jenis AIM-9X Â yang dilengkapi kamera, sensor dan radar untuk menjatuhkan balon Tiongkok
Sebagai gambaran pesawat tempur F-22 yang digunakan memiliki kecepatan maksimal 2.414 km per jam   dengan ketinggian jelajah terbang  19,812  meter.Â
Kecepatan peluru kendali yang ditembakkan mencapai   31.884 km per jam.
Pada saat balon ditembak jatuh balon berisi helium dengan ukuran  36,5 meter  ini berada pada ketinggian 36.576 meter.
Pilot pesawat F-22 Raptor ini mengincar  peralatan yang dibawanya berupa kamera, sensor dan radar,  solar solar panel  yang menjadi sumber energinya yang akan dijadikan bukti bahwa balon ini memang benar benar balon mata mata Tiongkok.
Jadi dalam menembakkan perluru kendalinya pilot harus memilih bagian balon udara yang tepat sehingga tidak merusak peralatan yang dibawa oleh balon udara ini jika tidak ingin  kehilangan informasi dan data yang diinginkan oleh Amerika.
Jika nantinya terbukti pilot tidak akurat maka sia sia saja biaya besar yang dikeluarkan karena peralatan balon udara yang  diinginkan oleh Amerika untuk diperiksa akan hancur berkeping keping.
Namun jika dilihat dari ledakannya tampaknya pilot F-22 ini berhasil menembakkan rudal pada bagian yang tepat yaitu berada di posisi di antara balon dan peralatan yang dibawanya.
Balon udara memang kini sudah ditembak jatuh, namun kesulitan selanjutnya yang dihadapi oleh Amerika adalah menumpulkan serpihan balon dan perlengkapannya yang diperkirakan akan menyebar di area sekitar 15 km persegi di laut dalam.
Jadi Amerika akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak lagi untuk mencari bukti bahwa balon ini memang balon mata mata yang digembar gemborkan dan dituduhkan pada Tiongkok.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI