Kecepatan peluru kendali yang ditembakkan mencapai   31.884 km per jam.
Pada saat balon ditembak jatuh balon berisi helium dengan ukuran  36,5 meter  ini berada pada ketinggian 36.576 meter.
Pilot pesawat F-22 Raptor ini mengincar  peralatan yang dibawanya berupa kamera, sensor dan radar,  solar solar panel  yang menjadi sumber energinya yang akan dijadikan bukti bahwa balon ini memang benar benar balon mata mata Tiongkok.
Jadi dalam menembakkan perluru kendalinya pilot harus memilih bagian balon udara yang tepat sehingga tidak merusak peralatan yang dibawa oleh balon udara ini jika tidak ingin  kehilangan informasi dan data yang diinginkan oleh Amerika.
Jika nantinya terbukti pilot tidak akurat maka sia sia saja biaya besar yang dikeluarkan karena peralatan balon udara yang  diinginkan oleh Amerika untuk diperiksa akan hancur berkeping keping.
Namun jika dilihat dari ledakannya tampaknya pilot F-22 ini berhasil menembakkan rudal pada bagian yang tepat yaitu berada di posisi di antara balon dan peralatan yang dibawanya.
Balon udara memang kini sudah ditembak jatuh, namun kesulitan selanjutnya yang dihadapi oleh Amerika adalah menumpulkan serpihan balon dan perlengkapannya yang diperkirakan akan menyebar di area sekitar 15 km persegi di laut dalam.
Jadi Amerika akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak lagi untuk mencari bukti bahwa balon ini memang balon mata mata yang digembar gemborkan dan dituduhkan pada Tiongkok.