Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Terkuak Rahasia Ramuan Pembalseman Mumi Mesir Kuno

2 Februari 2023   08:36 Diperbarui: 2 Februari 2023   08:43 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bengkel mumifikasi yang ditemukan  memiliku struktur yang kompleks dan setiap ruangan memiliki fungsi yang berbeda.  Sumber: Narture. 

Hampir semua orang mengetahui akan teknologi pengawetan jasad  orang yang sudah meninggal di jaman Mesir kuno yang dikenal dengan mumi.

Namun sampai saat ini rahasia dibalik ramuan tersebut belum sepenuhnya terungkap sampai baru baru ini para peneliti berhasil mengungkap rahasianya.

Praktik pengawetan mayat  orang yang meninggal di jaman mesir kuno yang dikenal dengan mumi ini sudah dilaksanakan sekitar 4.500 tahun sebelum masehi.

Hasil penelitian sebelumnya mununjukkan bahwa para praktisi pembuat mumi telah menggunakan campuran aromatik sejak 2500 tahun lalu  untuk melakukan pengawetan mayat dengan tujuan untuk menghantarkan orang yang mati tersebut ke alam baka.

Namun penemuan terbaru berhasil menguak lebih dalam lagi rahasia ramuan yang digunakan. Hasil temuan yang spektakuler ini  dipublikasikan di Jurnal ilmiah bergengsi yang bernama Nature  minggu ini berhasil menguak misteri ramuan yang digunakan untuk mengawetkan mayat.

Ramuan yang Kompleks

Pengungkapan resep campuran aromatik ini tidak terlepas dari penemuan  berbagai bejana yang berisi bahan bahan untuk pengawetan mayat yang ditemukan di tempat semacam bengkel pembuatan mumi di dekat piramina Saqqara yang diperkirakan beroperasi  tahun 664-525 sebelum masehi.

Bengkel mumi  di situs Saqqara ini ditemukan pada tahun 2016 lalu dan telah kini ditetapkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia.

Penemuan bengkel  mumi ini tidak saja memberikan informasi   terkait  bahan bahan yang digunakan untuk pengawetan mayat namun juga juga berisi prosesur pembalseman mayat yang menggunakan bahan yang berbeda untuk setiap bagian tubuh yang berbeda.

Salah satu prosedur yang ditemukan di bengkel mumi ini menjelaskan penggunaan ramuan dan untuk bagian tubuh  mana digunakannya.

Sebagai contoh, khusus untuk bagian kepala dituliskan prosesdurnya bahwa resin pohon eksotis dan  minyak cedar atau juniper dicampur terlebih dulu dan kemudian tambahkan sedikit minyak jarak, lemak hewani atau lilin lebah, lalu oleskan ke kepala.

Dalam rangka menguak rahasia ramuan yang digunakan untuk pembalseman mayat, para peneliti  menganalisis bejana pembalseman yang digunakan  di bengkel mumi di era antara 664 SM dan 525 SM di dekat piramida Saqqaradengan cara menganalisa mangkuk dan bejana yang digunakan dengan menggunakan teknik  kromatografi gas yang dipadukan dengan teknik  spektrometri.

Hasil analisa bahan bahan kimia yang digunakan untuk pembalseman mayat ini  ternyata memiliki  paling tidak 3 resep yang berbeda yang dikhususkan untuk bagian kepala dan juga berbagai ramuan lainnya yang khusus digunakan untuk mengawetkan hati dan organ perut dan juga ramuan yang khusus lainnya digunakan untuk mengolesi perban pembungkus mumi dengan tujuan untuk mengurangi bau.

Disamping itu ada juga ramuan yang dikhususkan untuk mencuci mayat,  mengaetkan kulit, mengawetkan lambung, dan ramuan khusus untuk pembungkus mayat.

Selain ramuan ramuan ini juga berhasil diungkap adanya dua salep suci yang dikenal dengan antiu yang setelah dianalisa ternyata  bukan dari kemenyan melainkan campuran minyak khusus.

Berdasarkan hasil analisa bahan bahan kimia yang ditemukan pada perban mumi yang dibuat pada tahun 3700 sebelum masehi ternyata mengandung getah pinus, minyak nabati, dan  lemak hewan.

Penemuan ini menunjukkan bahwa praktisi mumifikasi  di masa tersebut teah mengenal dan menerapkan  teknologi anti bakteri  dalam pegawetan mayat dan menggunakan bahan bahan yang berfungsi sebagai anti bakteri untuk pengaweten.

Dalam perjalannya teknik pembalseman mayat ini tidak terlalu banyak berubah hanya saja jenis bahan yang digunakan mulai bervariasi seperti penggunaan cedar, cypress, juniper dan pistasia yang khusus didatangkan dari wilayah mediterania.

Komponen lainnya seperti elemi dan damar ternyata juga digunakan  untuk pengawetan mayat dan didatangkan dari wilayah Asia Tenggara.

Penggunaan elemi  dalam resep ramuan yang dikhususkan untuk bagian kepala dianggap oleh para peneliti sebagai prosesur yang terpenting karena bahan yang digunakan didatangkan  dari tempat yang sangat jauh yaitu dari wilayah Asia Tenggara.

Prosesur yang kompleks

Keberadaan bengkel mumifikasi ini menunjukkan bahwa industri pemakaman di jaman itu telah berkembang dengan pesat yang memberikan pelayan bagi masyarakat  kalangan atas Mesir kuno.

Di bengkel tersebut ditemukan peralatan yang digunakan dalam proses pembalseman dan berbagai ruangan yang memiliki fungsi yang berbeda yang ditempatkan pada tingkat yang berbeda.

Sebagai contoh di tingkat atas dikhususkan  untuk mengeluarkan organ organ dalam tubuh untuk ditempatkan pada bejana yang berisi larutan garam selama  70 hari untuk mengeluarkan air dari tubuh.

Bengkel mumifikasi yang ditemukan  memiliku struktur yang kompleks dan setiap ruangan memiliki fungsi yang berbeda.  Sumber: Narture. 
Bengkel mumifikasi yang ditemukan  memiliku struktur yang kompleks dan setiap ruangan memiliki fungsi yang berbeda.  Sumber: Narture. 

Setelah melalui proses ini mayat diturunkan melalui lubang sedalam 13 meter ke ruang pembalseman untuk selanjutnya diolesi dengan berbagai ramuan yang ditempatkan dalam berbagai bejana.

Selama proses mumufikasi ini prosedurnya diawasi oleh pada pendeta untuk memastikan kebenaran prosedur untuk menjamin keabadian orang yang meninggal.

Setelah diolesi dengan berbagai ramuan, mumi selanjutnya diturunkan lagi ke kedalam 30 meter untuk dikuburkan.

Tempat penguburan ini ternyata juga bermacam macam, ada yang  berupa ruang tunggal dan juga ada yang berupa ruang komunal yang semuanya tergantung dari kekekuatan keuangan orang yang meninggal.

Tidak pelak lagi hasil temuan ini membuka cakrawala pemikiran kita bahwa sudah sekitar lebih dari 5.000 tahun lalu ilmu pengetahuan dan teknologi pengawetan telah berkembang yang menjadi cikal bakal perkembangan teknologi dan ilmu pengetahun modern saat ini.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun