Dari hasil pengamatan dan penelitian siklus bunga bangkai ini memerlukan waktu 3-4 tahun dan dapat hidup selama puluhan tahun.
Bunga bangkai ini menyimpan energinya dalam umbinya yang berada di bawah permukaan tanah dan  hanya akan mekar jika memiliki persediaan energi yang cukup.
Jenisnya yang Beragam
Disamping jenis bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanium ada juga jenis bunga bangkai lainnya yang lebih kecil ukurannya yang dinamakan Amorphophallus discophorus.
Menurut pakar botani, Amorphophallus discophorus lebih langka dibandingkan Amorphophallus titanium  dan juga jarang berbunga.
Di Indonesia Amorphophallus discophorus hanya dapat dijumpai di salah satu gunung di Jawa tengah yang memiliki iklim kemarau yang cukup panjang.
Walaupun Amorphophallus titanium merupakan tanaman endemik di hutan tropis Sumatera Barat namun ternyata bunga bangkai jenis ini dapat ditanam juga di berbagai kebun raya di dunia. Pada umumnya bunga bangkai raksasa ini memerlukan waktu 4-10 tahun untuk berbunga.
Bunga bangkai lainnya yang memiliki ukuran bunga raksasa yang tidak berkerabat dengan  Amorphophallus titanium adalah Rafflesia arnoldii yang ada di Indonesia.
Bunga bangkai Amorphophallus titanium biasanya mekar setiap 7-9 tahun sekali dan setiap mekar bunga ini hanya dapat bertahan selama 24-36 jam saja.
Penanaman di luar Habiat Asli
Dari catatan sejarah penyebaran bunga bangkai ini tercatat di tahun 1889 untuk pertama kalinya bunga  bangkai ini berhasil mekar di luar habitat aslinya di Sumatera Barat. Saat ini bunga bangkai ini mekar di Kew Garden di Inggris.
Menurut catatan yang dibuat oleh Royal Botanic Garden Edinburgh secara ilmiah bunga bangkai ini baru dideskripsikan secara ilmiah  pada tahun 1878 oleh ahli botani Italia yang bernama  Odoardo Beccari.
Di habitat aslinya di Sumatera Barat bunga bangkai ini digolongkan sebagai  tanaman yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).