Lionel Messi yang dalam hitungan  jam akan bertanding di final Piala Dunia di Qatar.  Kiprahnya  tidaklah  mudah karena dirinya selalu dihubung hubungkan dengan pemain lagendaris Argentina Maradona yang membawa tim Argentina menuju puncak kejayaannya di tahun 1986.
Sepanjang karirnya Lionel Messi memang selalu di bawah bayangan prestasi besar Maradona. Â Tidak hanya di Argentina di dunia pun banyak penggemar sepak bola mengharapkan penampilan Messi paling tidak setara dengan Maradona.
Demikian juga di Piala Dunia Qatar Messi selalu dibayang bayangi "hantu Maradona" yang memaksa  dirinya berada  dalam kungkungan harapan banyak orang untuk mengangkat Piala sebagaimana yang telah dilakukan oleh Maradona.
Perbandingan ini tentunya menjadi beban tersendiri bagi Messi karena  dirinya diharapkan melebih prestasi Maradona yang membawa Tim nasional Argenina kembali berjaya di ajang Piala Dunia Qatar.
Di babak perempat final ketika tim Argentina berhadapan dengan Belanda Messi dinilai banyak kalangan telah  berperan seperti Maradona.  Presepsi  ini tentunya tidak lepas ketika seusai pertandingan Messi kehilangan ketenangannya dengan mengecam wasit dan melakukan "penghinaan" terhadap striker Belanda Wout Weghorst selama wawancara pasca pertandingan.
Namun di lain pihak banyak juga penggemar sepak bola melihat  sisi lain yang diperlihatkan oleh Messi adalah sisi dirinya sendiri yang selama ini tidak terlihat.  Apa yang diperlihatan oleh Messi adalah sisi tegas, kepribadian yang unik serta gaya kepeminpinan Messi.
Dalam wawancara di tahun 2009 terkait masa kecilnya Messi terkesan memandang dirinya sebagai pecundang jika dirinya kalah dalam hal apapun dengan kakak laki lakinya. Jika dalam bermain bola dirinya menang maka dia curiga kakak dan juga teman temannya sengaja mengalah dan  memberikan kemenangan.
Demikian juga dalam  film dokumenter Copa Amrica Netflix juga terungkap bahwa para pemain Argentina ketakutan jika membuat membuat Messi marah.
Jadi apa yang  diperlihatkan  Messi sesuai pertandingan melawan Belanda bukanlah menggambarkan Messi yang baru namun sebaliknya mencerminkan karakter dan diri Messi yang sebenarnya.
Jika dibandingkan dengan Maradona, Messi tampaknya  sangat berbeda karena dirinya lebih memilih penggunaan bahasa yang lebih sederhana yang mencerminkan kepolosan masa kecilnya.
Di Babak semi final Messi menampilkan dirinya yang sangat berbeda dengan ketika melawan Kroasia. Ketika melawan Kroasia Messi tampak lebih nyaman dan lebih santai karena kemenangan yang lebih mudah.
Sosok karakter Maradona yang lebih meledak ledak tidak tampak pada diri Messi baik dalam pertandingan melawan Kroasia maupun seusai pertandingan.
Jika dibandingkan dengan Maradona, bintang Argentina ini lebih terbiasa dengan malakukan konfrontasi langsung dan biasanya bertarung sendirian. Â Dengan karakter seperti ini rekan satu tim Maradona akan berusaha memberikan bola kepada Maradona dan membiarkan dirinya menyelesaikan sendirian.
Prilaku dan sikap Messi sangat berbeda dengan  Maradona ketika melawan Kroasia. Sistem dan strategi yang diterapkan berjalan dengan baik dan Messi seolah menjadi bahan bakar penggerak mesin tersebut.
Messi secara taktis dapat mengatur dirinya sebagai pemimpin di lapangan dengan mengatur bola dan dapat merasakan dimana rekan  rekan satu tim nya berada.  Dengan cara tersebut Messi dapat mengekskusi idenya dengan sangat baik.
Operan Messi bola Messi kepada Nahuel Molina di babak perempat final merupakan contoh dan gambaran kemampuan Messi yang sebenarnya.
Banyak orang yang bertanya tanya bagaimana mungkin Messi yang selalu menunduk dan konsentasi terhadap bola yang digiringnya dapat melihat dan menentukan keberadaan Molina padahal dirinya dikelilingi oleh para pemain Belanda.
Momen inilah yang menggambarkan karakter Messi yang sebenarnya karena dalam situasi seperti ini Messi menyadari bahwa dirinya  tidak dapat menyelesaikan masalahnya di lapangan secara sendirian sebagaimana yang biasa dilakukan oleh Maradona, namun lebih memlihi bekerja sama dengan pemain lainnya untuk menghasilkan gol bagi tim Argentia.
Messi menyadari bahwa jika menginginkan  tim Argentina menang beban tidak dapat tertumpu hanya pada dirinya sendiri, namun harus menempatkan dirinya sebagai bagian dari tim.  Messi terkadang harus menggunakan rekan satu timnya untuk merealisasikan ide cemerlangnya dalam menghasilkan gol.
Walaupun banyak kalangan yang menyamakan Messi dengan Maradona, namun sebenarnya Messi sangat berbeda dengan Maradona, yang sama hanya tekad nya yaitu membawa tim Argentina menjadi juara dunia setelah sekian lama puasa gelar.
Jika nantinya Messi di Final melawan Perancis dapat menerapkan ide cemerlangnya melalui teamwork untuk menghasilkan gol dan  tidak harus dirinya sendiri yang mengeksekusi gol,  maka Argentina  akan dapat memenangkan pertandingan dan sekaligus Messi akan keluar dari bayang bayang Maradona untuk selamanya.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H