Ozil memang merasakan sekali bahwa rasisme yang menimpa dirinya baik berupa umpatan dan terikaan penonton, email kebencian dan tindakan agresif terhadap dirinya dan keluarganya yang akhirnya membuat dirinya meninggalkan tim nasional Jerman.
Tindakan permusuhan dan rasisme ini memang secara beruntun menimpa Ozil sebelum pelaksanaan piala dunia sepakbola tahun 2018 lalu. Ketika itu dirinya dan juga pemain lainnya yang juga keturunan Turki bernama Ilkay Gundogan berfoto bersama dengan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Akibatnya Ozil memang mendapatkan tindakan rasisme dan permusuhan dari supporter Jerman pada saat pertandingan pemanasan sebelum piala dunia.
Sejak peristiwa tersebut pelecehan dan tindakan agresif suporter Jerman semakin meningkat termasuk juga perlakukan dari manajer tim nasional Jerman Oliver Bierhoff dan presiden federasi saat Jerman, Reinhard Grindel yang sama sekali tidak menunjukkan pembelaan terhadap Ozil.
Piala dunia kali ini memang sangat special karena dilaksanakan oleh tuan rumah Qatar yang merupakan negara muslim pertama sebagai tuan rumah. Â Oleh sebab itu seharusnya piala dunia ini fokus kepada sepakbola sebagai olah raga bukan justru dipolitisasi untuk kepentingan tertentu.
Rasisme memang sangat  menyakitkan namun tampaknya dunia sangat sulit untuk menghapus bahaya laten rasisme ini  karena memiliki pandangan yang berbeda jika sampai pada kepentingan diri sendiri dan kelompok.
Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H