Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kontroversi 100 Tahun Penemuan Firaun Tutankhamun

26 November 2022   21:58 Diperbarui: 26 November 2022   22:21 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Topeng Emas penutup mumi Tutankhamun. Photo: IHarry Burton/Griffith Institute, Oxford University 

Di tengah tengah dampak perang dan inflasi yang menggila yang membuat perekonomian Inggris di era thaun 1920 an terpuruk, keputusasaan Howard Carter mencapai puncaknya ketika sponsor utamanya Lord Carnarvon menghentikan pendanaan membuat  ambisi besar untuk menemukan sesauatu yang spektakuler di lembah para raja di Mesir terhenti sementara waktu.

Saat itu para arkeolog mempercayai bahwa hampir semua  peninggalan mesir kuno sudah digali dan tidak akan mungkin ada penemuan  lainnya.

Namun di tengah tengah kesulitan keuangan dan juga medan yang dihadapinya Howard Carter masih memiliki semangat yang menggelora dan percaya bahwa penemuan yang besar dan menguncang sejarah akan terjadi.

Betul saja pada tanggal 26 November 1922 Howard Carter akhirnya menemukan harta karun dan juga makam Firaun Tutankhamun yang dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologi terbesar dalam sejarah.

Penemuan ini memang sangat luar biasa karena di luar batas imaginasi dan impian para arkeolog.

Howard Carter ketika membuka penutup mumi Tutankhamun. Photo: getty Images. 
Howard Carter ketika membuka penutup mumi Tutankhamun. Photo: getty Images. 

Ruang demi ruang ditemukan penuh dengan harta tak ternilai berupa emas dan permata dengan total sebanyak 5.400 benda benda antik tidak ternilai yang selama ini  berhasil selamat  dari para pejarah makam mesir kuno.

Howard Carter memang beruntung karena di ruang pertama sebenarnya ada jejak para pejarah makam kuno yang telah memasuki ruang  tersebut sebelumnya, namun karena sesuatu yang tidak diketahui dengan pasti penyebabnya para penjarah ini tidak melanjutkan membongkar lebih dalam lagi sampai ke makam Tutankhamun.

Kontroversi

100 tahun telah berlalu sejak penemuan Howard Carter menguncang dunia, namun kontroversi dibalik penemuan ini masih saja mencuat.

Salah satu kontroversi yang terkuak sampai saat ini adalah terkait  pertanyaan apakah Howard Carter merompok harta karun dan juga membajak popularitas Tutankhamun  yang seharusnya menjadi milik orang Mesir.

Aturan yang berlaku di era Howard Carter menemukan makam dan harta karun Tutankhamum memang menyebatkan bahwa segala hasil temuan dari makam mesir kuno harus tetap menjadi milik dan berada di Mesir.

Namun pada kenyataannya ada uapaya untuk membawa hasil penemuan tersebut keluar dari Mesir untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan lainnya.

Mesir memang pada tahun 1922 telah memperoleh kemerdekaan parsial dari Inggris setelah pasukan Inggris menduduki Mesir di tahun 1882.

Penemuan Tutankhamun dapat  dianggap sebagai komoditas politik sekaligus kebangkitan kembali popularitas kerajaan Mesir kuno.

Oleh sebab itu tidak heran penemuan makam Tutankhamun ini juga membangitkan rasa nasionalisme Mesir yang tidak rela jika popularitas dan harta karun ini bergeser ke arah Howard Carter dan  penyandang dananya dan juga Inggris yang memiliki sejarah kelam menduduki Mesir.

Kontroversi ini menjadi semakin liar ketika Lord Carnarvon meninggal dunia setahun setelah penemuan ini yaitu di tahun 1923 karena infeksi gigitan nyamuk.

Namun rumor yang merebak justru Lord Carnarvon kena kutukan raja Mesir kuno yang menyebutkan barang siapa yang mengganggu makam raja Mesir akan mengalami kematian.

Dalam kurun waktu 10 tahun sejak penemuannya, Howard Carter terus bekerja untuk membongkar makam Tutankhamun sampai tuntas dan berkembang kabar bahwa dirinya berupaya untuk mengambil sebagian hasil temuannya  untuk dibawa ke Inggris.

Salah satu hal yang mengganjal bagi orang Mesir adalah tidak ada catatan terkait peran orang Mesir dalam sejarah  penemuan makam dan harta karun Tutankhamun ini.  Padahal peran orang Mesir baik dalam penemuan ini sangatlah besar.

Topeng pemakaman emas Tutankhamun yang sangat megah dapat dianggap sebagai mahakarya seni Mesir kuno yang menjadi lambang Mesir modern.

Di era tahun 1960 dan 1970 an pemerintah Mesir mengijinkan sebagian  dari temuan di makam Tutankhamun ini untuk dipamerkan di luar negeri yang menimbulkan gelombang  sensasi sendiri dan memimbulkan demam akan Tutankhamun yang meningkatkan popularitasnya.

Temuan Howard Carter kini telah dikumpulkan menjadi satu di Museum Utama Mesir kuno yang akan menjadi museum terbesar di dunia yang rencana akan dibuka secara resmi pada tahun 2023 mendatang.

Koleksi musem Tutankhamun. Photo: reuters. 
Koleksi musem Tutankhamun. Photo: reuters. 

Mumi Tuthankhamun. Photo: Reuters. 
Mumi Tuthankhamun. Photo: Reuters. 

Topeng emas Tutankhamun. Photo: Soura Films 
Topeng emas Tutankhamun. Photo: Soura Films 

Disamping temuan harta karun yang menimbulkan kontroversi, temuan mumi firaun Tutankhmun juga tidak habis habisnya menguntang kontroversi utamnya mengapa Tutankhamun meninggal dalam usia muda.

Hasil pemindaian dengan menggunakan CAT Scanner, X ray dan juga analisis DNA menunjukkan bahwa Tutankhamun menderita  berbagai kelainan genetik akibat dirinya merupakan hasil perkawinan sedarah.

Namun temuan baju perang di dalam makam Tutankhamun menimbulkan spekulasi bahwa Tutankhamun juga sebagai pejuang yang pernah berperang.

Kontroversi juga masih menyelimuti penyebab kematian Firaun muda ini.  Versi yang banyak dipercayai Tutankhamun meninggal akibat kecelakaan dalam mengendarai kereta perang berkuda jika dilihat dari keretakan tengkorak dan patahnya beberapa rusuk serta tulang kakinya.

Namun tidak sedikit juga upaya penelitian  yang berspekulasi bahwa terdapat peluang Tutankhamun dibunuh oleh orang dekatnya.

Penemuan makam Tutankhamun merupakan salah satu penemuan terbesar dalam sejarah.  Tidak hanya sampai disitu saja dalam perjalanan 100 tahun setelah penemuan ini, banyak temuan temuan lain yang memperkaya sejarah Mesir kuno.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun