Demikian juga di tahun 2018 lalu Anwar Ibrahim sudah sangat dekat dengan jabatan yang ditujunya yatu Perdana Menteri, namun semua peluang ini memang gagal karena adanya upaya sistematis dari lawan-lawan politiknya untuk menjegalnya.
Kasus kontroversi tuduhan sodomi yang menimpa Anwar Ibrahim merupakan salah satu contoh skenario politik yang digunakan lawan poltiknya untuk menghabisi karier politiknya.
Seperti yang diuraikan sebelumnya dukungan UMNO yang notabene merupakan lawan politik Anwar Ibrahim sangat mengejutkan. Dukungan ini memuluskan perjalanan Anwar Ibrahim mencapai puncak karier politiknya sebagai Perdana Menteri Malaysia,
Peran Raja Malaysia dalam menengahi kisruh politik ini memang sangat sentral dan diatur oleh undang-undang.
Oleh sebab itu keputusan Raja untuk menunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia merupakan win win solution yang tentu saja tidak akan memuaskan semua pihak.
Namun paling tidak risiko politik akibat keputusan Raja ini dapat dinilai paling kecil karena memang koalisi yang dipimpin oleh Aawar Ibrahim walaupun tidak menang mutlak namun keluar sebagai pemenang pemilu.
Pilihan kerajaan ini tentunya melihat dukungan yang lebih kuat dari rakyat Malaysia terhadap Anwar Ibrahim dibandingkan dengan para pemimpin koalisi lainnya.
Para penentang Anwar Ibrahim tentunya harus sadar bahwa kini tiba saatnya untuk melakukan rekonsiliasi dan bekerja sama membentuk dan menjalankan pemerintahan yang lebih stabil untuk menyelamatkan perekomian Malaysia yang terpuruk akibat meroketnya inflasi.
Malaysia yang perekonomiannya pernah dijuluki macan Asia di era sebelum krismon di tahun 1998 mau tidak mau harus bersatu untuk membawa Malaysia keluar dari keterpurukan ekonomi ini.
Nilai mata uang Malaysia juga mencapai titik terlemah membuat perekonomian Malaysia mengalami ketidakpastian.
Rakyat Malaysia dengan jumlah penduduk 33 juta jiwa kini sedang menunggu perubahan yang akan dilakukan oleh Anwar Ibrahim untuk menyelesaikan carut marut politik yang ada dan juga masalah ekonomi yang menyangkut hajat orang banyak.