Pemerintah Pakistan mengatakan bahwa banjir besar yang melanda negaranya menyebabkan kerugian sebesar  US$ 30 miliar.Â
Banjir besar ini telah menghancurkan ribuan kilometer jalan, menghancurkan 440 jembatan, dan merusak rel  kereta api yang menyebabkan terganggunya transportasi nasional Pakistan.
Banjir besar ini tidak saja menghancurkan fasilitas saja namun telah berdampak pada ketersediaan pangan nasional karena hancurnya lahan lahan pertanian, sehingga menurut catatan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Pakistan kini berada dalam situasi rawan pangan.
Bahkan secara spesifik OCHA menyatakan bahwa sebanyak 5.7 juta jiwa akan mengalami kerawanan pangan diperiode September-November ini.Â
Tidak hanya sampai  disitu saja  Organisasi Kesehatan Dunia  WHO juga memperkirakan sekitar 16 juta penduduk Pakistan akan mengalami kerawanan pangan dari tingkat sedang dampai tingkat parah.
Situasi  ini diperparah karena Pakistan tidak memiliki uang yang cukup untuk mengimpor bahan pangan pokok seperti  gandum ditengah tengah meroketnya harga pangan dunia.
Banjir besar yang terjadi pada bulan Juni yang menyebabkan kerusakan yang sangat parah ini juga menimbulkan masalah baru yaitu merebaknya penyakit pasca banjir.
Situasi ini diperparah lagi dengan hujan yang tidak kunjung berhenti dan musim dingin yang akan segera tiba.
Pakistan merupakan contoh negara yang mengalami masalah politik dan ekonomi yang diperparah dengan dampak perubahan iklim global yang mematikan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!