Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Yang Tersisa dari Kolonialisme Inggris di Malaysia

15 September 2022   08:21 Diperbarui: 17 September 2022   08:36 2988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konferensi Federation of Malaya Constitutional di London tahun London, 1956 yang menandai diberikannya kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957. Poto: http://what-when-how.com

Banyak orang yang berpendapat bahwa Malaysia yang pernah dijuluki macan ekonomi Asia merupakan dampak dari warisan sistem Inggris dari era kolonialisme yang berlangsung cukup lama yaitu tahun 1874-1957.

Ketika Malaysia di bawah kepemimpinan Mahathir Mohamad di tahun 1998 negara ini merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang paling menonjol perekonomian karena merupakan salah satu rantai penting dalam perdagangan global yang membawa warga Malaysia lebih sejahtera.

Ditengah krisis ekonomi yang melanda dunia di tahun 1998 Malaysia dapat bertahan dengan lebih baik jika dibandingkan negara lain utamnya di kawasan Asia.

Malaysia memang telah mengalami transformasi dari negara tidak berkembang menjadi negara yang perkembangan perekonomiannya merupakan salah satu yang tercepat di dunia termasuk ekspornya.

Sampai saat ini Malaysia tercatat sebagai salah satu negara penting dari kelompok negeri pesemakmuran (catatan" Commonwealth nation", negara bekas jajahan Inggris) dan memiliki kedekatan khusus dengan ratu Elizabeth II.

Oleh sebab itu tidak heran jika menurut catatan Ratu Elizabeth II pernah tiga kali berunjung ke Malaysia yaitu di tahun 1972, 1989 dan 1998.

Junjungan ratu Elizabeth II tahun 1972 di Malaysia. Photo: Getty Images 
Junjungan ratu Elizabeth II tahun 1972 di Malaysia. Photo: Getty Images 

Dinamika

Transformasi yang luar biasa ini tentunya merubah pandangan sebagian masyarakat Malaysia terkait dengan sejarah kelam kolonialisme Inggris dan kerajaan Inggris khususnya.

Sampai dengan tahun 1972 menurut catatan sejarah tentara Inggris yang bercokol di Malaysia sejak masa kolonialisme dan kemerdekaan, baru meninggalkan Malaysia.

Salah satu alasan keberadaan tentara Inggris di Malaysia tersebut adalah membendung kekuatan dan invasi komunisme.

Di era tahun 1960an bahkan keberadaan tentara Inggris ini dimaksudkan untuk mempertahankan Malaysia dari serangan Indonesia yang dikenal sebagain konfrontasi Malysia-Indonesia.

Indonesia saat itu di bawah pemerintahan Soekarno memandang Malaysia sebagai negara neo kolonial yang membawa faham yang berbahaya bagi Indonesia.

Pada masa kolonialisme dan juga era awal kemerdekaannya, perekonomian Malaysia sebagian besar dikuasai oleh pebisnis Inggris utamanya komoditas ekspor yang sangat diperlukan Inggris yaitu karet alam dan timah.

Bahkan sampai sekarang Inggris tercatat merupakan investor terbesar dan juga mitra dagang utama untuk kedua komoditas ini.

Mahathir Mohamad yang kini berumur 97 tahun (catatan: lebih tua satu tahun dibandingkan dengan ratu Elizabeth II) merupakan salah satu pimpinan Asia yang masih hidup yang mencoba membawa Malaysia lepas dari bayang banyang masa lalu kolonialisme Inggris.

Di Era pemerintahan Mahathir Muhamad kedekatan dengan Inggris mulai merenggang karena ketidak percayaannya pada barat.

Mahathir yang merupakan pemimpin pertama Malaysia yang tidak didik di Inggris lebih memfokuskan pada kepercayaan dirinya dan juga kemampuannya membangun perekonomian Malaysia.

Dengan semboyannya yang dikenal dengan "look East" ini Malaysia memang berhasil dilirik dunia karena pertumbuhan ekonominya merupakan salah satu yang tercepat di kawasan Asia.

Bahkan dipuncak kejayaannya Mahathir mulai melakukan pembelotan terhadap Inggris dengan kebijakan tidak lagi mengistimewakan Inggris yang mau tidak mau menimbulkan kerenggangan di antara kedua negara ini walaupun Malaysia masih tercatat dalam kelompok negara commonwealth sampai dengan saat ini.

Mahathir memang tidak menjalankan tradisi dengan memperlihatkan kesetiaannya pada Inggris sebagaimana pimpinan Malaysia sebelumnya dan sangat skeptis akan manfaat bagi Malaysia dengan bergabung dalam kelompok negara persemakmuran yang anggotanya adalah negara negara bekas jajahan Inggris.

Walaupun secara visi Mahathir berbeda, namun kedekatan Malaysia dengan Inggris terus berlanjut ketika di tahun 1989 Malaysia menjadi tuan rumah pertemuan pimpinan negara persemakmuran dalam memperingati 200 tahun kolonialisme Inggris. 

Demikian juga di tahun 1998 Malaysia menjadi tuan rumah even olahraga commonwealth games yang ketika itu merupakan yang pertama yang dilaksnakan di Asia.

Kelompok negara persemakmuran yang Malaysia merupakan salah satunya merupakan peninggalan Ratu Eizabeth II yang fenomenal, namun dengan meninggalnya Ratu Inggris ini masa depan perkumpulan ini menjadi semakin tidak pasti

Ketidak pastian ini menyangkut pertanyaan  apakah secara budaya, sistem pendikan dan juga sistem pemerintahan warisan pemerintah kolonial Inggris ini masih relevan di era moderen ?

Di era awal kemerdekaan Malaysia, pemerintah Inggris memang memegang peran penting agar transisi kekuasaan ini berjalan secara mulus sekaligus menjaga hubungan baiknya dengan Inggris.

Malaysia tercatat sebagai negara yang lebih berkiblat pada kekuatan ekonomi dibandingkan dengan kekuatan militer. Oleh sebab itu masa depan hubungannya dengan Inggris ini akan sangat tergantung pada sektor ekonomi.

Visi ini membuat Malaysia akan lebih realistis dalam memilih partnernya dan tidak lagi terkungkung dalam kurungan kelompok negara persemakmuran yang berkiblat pada Inggris.

Saat ini visi Mahathir yang membangun Malaysia atas dasar kekutan ekonomi semata mulai dipertanyakan oleh rakyat Malaysia.

Kesejahteraan masyarakat Malaysia di erah tahun 1990 ternyata tidak berlanjut karena kini perekonomian Malaysia mulai terpuruk.

Di samping itu bagi rakyat Malaysia kesejahteraan saja tentunya tidak cukup karena ada salah satu hak masyarakat yang hilang yaitu kekebasan berpendapat dan berpolitik.

Sehingga tidak heran jika saat ini Malaysia mulai mengalami pergolakan politik akibat selama ini hak kekebasan berpendapatnya dikekang.

Pada saat ini bagi rakyat Malaysia kenyang saja tidak cukup namun harus juga diberi hak kekebasan berpendapat yang memadai (baca selengkapnya di sini)

Generasi muda Malaysia memang tidak permah mengenal Ratu Elizabeth II secara langsung dan juga mengalami masa pemerintahan kolonialisme.

Oleh sebab itu walaupun mereka mendengar berita akan kematian ratu Elizabeth II, namun tampaknya tidak memberikan perhatian khusus karena pengetahuannya akan kerajaan Inggris dan pemerintah kolonial sudah memudar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun