Sebagai bentuk realisasi aliansi ini adalah kesepakatan penggunaan mata uang dalam kerjasama ekonomi.
Perusahaan energi aksasa milik pemerintah Rusia bernama Gazprom telah menandatangani perjanjian dengan Tiongkok untuk menyelesaikan pembayaran transaksi perdagangan gas dalam yuan dan rubel, bukan dolar Amerika.
Kesepakatan ini tentunya sangat strategis karena merupakan bagian dari dorongan yang selama ini digaungkan oleh Rusia untuk mengurangi ketergantungannya pada dollar Amerika.
Kesepakatan ini tentunya akan mengurangi dampak dari sangsi terhadap Rusia yang saat ini diterapkan oleh Amerika dan sekutunya.
Mengingat besarnya skala perdagangan antara Rusia dan Tiongkok dan juga sumber daya alam serta teknologi yang dimilikinya kesepakatan ini tentunya akan memberikan dampak besar pada tatanan perekonomian dunia.
Kesepakatan ini disamping berpengaruh pada kedua negara besar ini, juga akan berpengaruh pada kerjasama ekonomi Rusia dan Tiongkok dengan negara mitra dagangnya.
Perjalanan Xi yang hanya beberapa minggu sebelum penetapan pimpinan Tiongkok diartikan sebagai sinyal pengamanan masa jabatan ketiganya.
Pada petengahan bulan Oktober mendatang Partai Komunis Tiongkok diperkirkan akan menetapkan Xi sebagai pemimpin Tiongkok untuk periode ketiga yang baru pertama kali terjadi dalam sejarah Tiongkok modern.
Bagi Putin pertemuan dengan Xi Jinping akan menjadi booster karena aliansi kedua negara ini akan mengurangi dampak sangsi Amerika dan sekutunya secara signifikan sekaligus membangkitkan perekonomian kedua negara utama dunia ini.
Investasi yang dilakukan kedua negara ini tentunya akan berskala masif dan menjadi sokongan peningkatan perekonomian kedua negara ini di tengah tengah tekanan Amerika dan sekutunya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sangsi massif yang dilakukan oleh Amerika dan sekutunya terhadap Rusia memang berdampak pada Rusia hal ini ditunjukkan dengan penurunan produk domestik bruto (PDB) sebesar 4 % pada kuartal kedua.