Kejatuhan Najib Razak menimbulkan turbulensi politik dan ekonomi di Malaysia yang membuat perkonomian negara ini terpuruk.
Disamping itu Pandemi Covid-19 berperan besar membuat perekonomian Malaysia makin terpuruk.
Mahathir Muhamad yang sempat berkuasa kembali akhirnya terpaksa melepaskan jabatannya di bulan Maret tahun 2020 setelah terjadi pembelotan di kalangan partai koalisinya utamanya oleh para pendukung Najib Razak dari partai UMNO yang mengalihkan dukungannya pada Muhyiddin Yassin yang akhirnya menjadi Perdana Menteri.
Jatuhnya Mahathir membuktikan bahwa pengaruh UMNO masih sangat kuat dalam perpolitikan Malaysia dan dapat dibaca sebagai upaya pembalasan UMNO atas kasus yang menimpa Najib Razak dan juga kebangkitan kembali partai ini.
Selama berkuasa Muhyiddin Yassin ternyata tidak mampu menahan gejolak politik yang terjadi di partai koalisinya yang membuat perekonomian Malaysia semakin terpuruk yang menciptakan krisis politik di Malaysia yang membekas sampai saat ini.
Krisis politik ini akhirnya memaksa Muhyiddin Yassin mengundurkan diri setelah baru 17 bulan berkuasa. Pasca pengunduran diri ini, pada tanggal 21 Agustus 2021 Ismail Sabri Yaakob yang merupakan politikus UMNO senior diangkat menjadi Perdana Menteri Malaysia.
Pembongkaran kasus mega korupsi ini tentunya akan menyeret tokoh-tokoh lainnya dari partai UMNO karena tidak masuk akal jika Najib Razak melakukan sendiri mega korupsi ini.
Dipenjarakannya Najib Razak sebagai salah satu tokoh politik UMNO dan gonjang-ganjing perpolitikan di Malaysia menandakan bahwa krisis politik di Malaysia jauh dari usai.
Ke depan gonjang-ganjing politik ini diperkirakan akan semakin besar dan akan membuat perekonomian negara ini akan semakin terpuruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H