Di pengadilan Najib Razak terbukti mengalihkan dana negara dari SRC International yang merupakan bagian dari 1MDB ke rekening pribadinya sebesar US9.86 juta.
Atas putusan pengadilan ini Najib Razak diperintahkan untuk mengembalikan uang negara sebesar US$ 49 juta dan menjatuhkan hukuman penjara selama 12 tahun karena menyalah gunakan kekuasannya dan pencucian uang.
Sebelumnya mantan Perdana Menteri Malaysia ini diperintahkan oleh pengadilan untuk mengembalikan kepada negara uang sebesar US$400 juta atas dasar perhitungan pajak yang dikemplangnya selama beriode berkuasa di tahun 2011-2017.
Hukuman terhadap mantan Perdana Menteri Malaysia ini diperkuat oleh pengadilan tinggi dan membuat Najib Razak kini menjadi penghuni penjara Kajang yang berlokasi di wilayah selatan kota Kuala Lumpur.
Pemenjaraan Najib Razak ini merupakan kasus pertama di mana pejabat tinggi setingkat Perdana Menteri Malaysia dipenjarakan
Kasus yang melibatkan Najib Razak ini belum menyelesaikan semua proses pengadilan karena saat ini mantan perdana Malaysia ini masih menghadapi 4 tuduhan korupsi lainnya yang terkait dengan dana negara 1MDB.
Kemenangan Rakyat Malaysia
Dihukumnya mantan Perdana Menteri Malaysia dan juga akan disusul oleh istrinya ini merupakan kemenangan rakyat Malaysia atas ketidakadilan dan keserakahannya pasangan suami istri ini menggarong uang negara.
Disamping itu sistem peradilan Malaysia berhasil membuktikan bahwa tidak ada yang superior di mata hukum sekaligus mencatat sejarah baru di Malaysia bahwa mantan Perdana Menteri pun tidak kebal terhadap hukum.
Di saat berkuasa, banyak kalangan di Malaysia meragukan akan keberhasilan pengadilan menyeret penguasa Malaysia ini ke pengadilan karena di era tersebut tampak sekali besarnya kekuatan dan kekuasannya dalam mencegah kasus mega korupsi ini dibongkar.
Namun Najib Razak lupa bahwa kasus mega korupsi yang dilakukannya dan dicoba ditutup-tutupinya ini menjadi bola salju sekaligus memberikan efek domino yang menyebabkan UMNO kehilangan kekuasannya di bulan Mei 2018 lalu sekaligus kehilangan pengaruh dominannya di perpolitikan Malaysia.
Kekalahan di pemilu inilah yang akhirnya menjadi celah untuk membongkar kasus mega korupsi ini.