Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pelajaran Berharga dari Banjir Besar Pakistan

30 Agustus 2022   08:58 Diperbarui: 30 Agustus 2022   20:41 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir besar menggenangi lebih dari sepertiga wilayah Pakistan. Photo:Zahid Hussain/AP Photo 

Hujan deras yang melanda Pakistan mulai bulan Juni lalu kini berubah menjadi bencana nasional yang sangat sulit untuk diatasi dan berdampak langsung pada 30 juta penduduk Pakistan.

Pakistan memang pernah mengalami banjir besar di tahun 2010 lalu yang memakan korban jiwa 1.700 orang, namun banjir kali ini skalanya jauh lebih besar.

Banjir besar menggenangi lebih dari sepertiga wilayah Pakistan. Photo:Zahid Hussain/AP Photo 
Banjir besar menggenangi lebih dari sepertiga wilayah Pakistan. Photo:Zahid Hussain/AP Photo 

Banjir yang Berdampak Sistemik

Menurut data terakhir yang dikeluarkan oleh pemerintah Pakistan, banjir dengan skala yang belum pernah terbayang sebelumnya ini telah menggenangi lebih dari sepertiga negara ini dan telah memakan korban jiwa sebanyak 1.130 orang dan memaksa 581.207 orang untuk mengungsi.

Disamping itu banjir besar di Pakistan ini telah menghancurkan sebanyak 1.000.000 rumah dan melukai sebanyak 1,636 orang.

Bertahan h dengan peralatan sederhana di kota Hyderabad . Photo: Yasir Rajput/Reuters 
Bertahan h dengan peralatan sederhana di kota Hyderabad . Photo: Yasir Rajput/Reuters 

Penderitaan rakyat Pakistan tidak berhenti sampai di sini saja karena disamping banjir belum surut penduduk dengan susah payah berusaha untuk bertahan hidup karena banjir kali ini menghancurkan hampir segala-galanya.

Hal yang lebih mengkhawatirkan bahwa musim hujan yang sesungguhnya diperkirakan akan datang pada bulan September mendatang yang tentunya akan memperburuk situasi.

Satu hal yang pasti bahwa anomali cuaca yang melanda dunia termasuk Pakistan menyebabkan negara ini mengalami datangnya hujan deras lebih awal dari biasanya dengan intensitas diluar batas kewajaran.

Pakistan memang merupakan salah satu negara yang akrab dengan banjir, namun skala banjir kali ini diluar dugaan dan merupakan yang terparah dalam kurung waktu 30 tahun terakhir ini.

Salah satu faktor yang diduga erat membuat cuaca mengalami anomali adalah perubahan iklim global, gelombang panas, kebakaran hutan, dan mencairnya es yang kini melanda dunia.

Perubahan iklim memang tidak mengenal batas negara sehingga apa yang dialami oleh Pakistan ini dapat dijadikan pelajaran yang berharga karena walaupun Pakistan bukan merupakan negara yang berkontribusi besar dalam menghasilkan emisi karbon, namun negara ini mengalami dampak yang luar biasa.

Dalam situasi seperti ini Pakistan hampir dapat dipastikan tidak dapat menanggulangi bencana nasional ini sendirian karena sumber daya yang dimiliki negara ini sangat terbatas.

Hancurnya lebih dari 150 jembatan dan juga jalan-jalan di negara ini menambah kesulitan untuk mengevakuasi penduduk dan memberikan dukungan logistis berupa makanan, obat obatan, dllnya.

Banjir ini juga menghancurkan lahan pertanian dan juga menghentikan bisnis sehingga berdampak pada keamanan pangan dan juga perekonomian negara ini.

Banjir ini tentunya juga berdampak pada keanekaragaman hayati yang dimiliki negeri ini, sehingga diperkirakan akan mempercepat kelangkaan ataupun kemusnahan keragaman tanaman dan ternak serta hewan yang dimiliki oleh Pakistan.

Banjir besar ini menurut data yang dikeluarkan oleh pemerintah zpakistan telah memusnahkan sebanayk 793.995 ternak.

Kalaupun banjir segera surut penduduk yang terdampak banjir kini tidak memiliki kemampuan lagi untuk membangun rumahnya kembali karena mereka saat ini hanya memfokuskan diri untuk dapat bertahan hidup.

Pakistan telah menyatakan bahwa banjir besar kali ini merupakan bencana nasional dan menyerukan kepada dunia untuk membantu negaranya keluar dari krisis ini.

Besarnya skala banjir kali ini membuat pemerintah Pakistan mendapat kesulitan untuk mencapai penduduk di wilayah terpencil yang terlanda banjir yang kini tidak memiliki rumah lagi.

Di wilayah terpencil rakyat Pakistan hanya dapat berusaha untuk bertahan hidup saja. Photo: AP: Zahid Hussain
Di wilayah terpencil rakyat Pakistan hanya dapat berusaha untuk bertahan hidup saja. Photo: AP: Zahid Hussain

Mencoba bertahan hidup:Zahid Hussain/AP Photo
Mencoba bertahan hidup:Zahid Hussain/AP Photo

Salah satu kebutuhan mendesak dari para korban banjir ini adalah pasokan makanan, karena sudah berhari-hari penduduk di beberapa wilayah yang terdampak tidak memiliki makanan.

Pengerahan sebanyak 6.500 tentara untuk membantu mengatasi dampak banjir ini tampaknya masih jauh dari memadai karena besarnya skala bencana ini.

Kekurangan makanan merupakan masalah utama yang dihadapi oleh korban banjir. Photo: AP: Asim Tanveer 
Kekurangan makanan merupakan masalah utama yang dihadapi oleh korban banjir. Photo: AP: Asim Tanveer 

Bantuan Internasional walaupun terlambat kini mulai berdatangan. Sebagai contoh bantuan dari Turki dan Uni Emirat Arab sudah mulai menyalurkan bantuan tenda, makanan dan kebutuhan lainnya.

Namun melihat dari skala banjir kali ini diperlukan solidaritas internasional untuk membantu rakyat Pakistan karena kemampuan negara ini untuk mengatasi banjir sangat terbatas.

Krisis Politik dan Ekonomi

Keterbatasan Pakistan dalam menanggulangi bencana ini tidak lepas dari krisis politik dan ekonomi yang melanda negara yang kemerdekaannya hampir bersamaan dengan Indonesia ini.

Pemakjulan Perdana Menteri Pakistan yang lama Imran Khan yang merupakan bintang olahraga kriket ini masih menyisakan masalah besar, karena pendukungnya yang cukup besar masih melakukan perlawanan.

Pergolakan politik ini tentunya membuat pemerintah yang berkuasa saat ini tidak stabil.

Krisis eknomi yang melanda Pakistan saat ini sudah masuk dalam tahap kritis karena jika tidak segera diatasi negara ini akan mengalami kebangkrutan seperti yang dialami oleh Sri Langka.

Oleh sebab itu, tidak heran jika International Monetary Fund's (IMF) setelah melalui diskusi yang sangat alot akhirnya menyetujui untuk memberi pinjaman sebesar US$1,17 milyar untuk mengatasi krisis ekonomi ini.

PBB juga telah berkomitmen memberikan bantuan sebesar US 3 juta untuk membantu Pakistan menanggulangi banjir ini untuk mengatasi masalah kesehatan, pangan, air bersih bagi korban banjir.

Perdana Menteri Pakista Bhutto Zardari yang merupakan putra mantan Perdana Manteri Pakistan Benazir Bhuto yang tewas dibunuh memperkirkaan bahwa dana yang dibutuhkan untuk mengatasi banjir akan melebihi angka US$4 milyar.

Tidak ada yang tersisa. Photo :Arshad Butt/AP
Tidak ada yang tersisa. Photo :Arshad Butt/AP

Hal yang lebih dikhawatirkan adalah situasi yang lebih buruk yang akan dihadapi oleh Pakistan pasca banjir ini. Banjir besar ini telah mengancam pertanian Pakistan yang berarti akan berdampak pada keamanan pangan negara ini.

Di tengah tengah krisis pangan dunia akibat perang Rusia dan Ukrainia, Pakistan sudah dipastikan akan mengalami dampak yang lebih besar lagi akibat kekurangan pangan.

Ke depan tentunya Pakistan harus membangun infrastrukturnya yang hancur akibat banjur dan juga infrastruktur baru untuk mencegah terulangnya banjir besar ini. Namun pada saat kritis seperti ini kemampuan ekonomi Pakistan justru berada diambang kebangkrutan.

Sebagai gambaran sampai saat ini jumlah jalan yang hancur akibat banjir ini mencapai 3.100 km.

Pakistan merupakan salah satu contoh tragis negara yang ketahanan ekonomi dan politiknya sangat lemah, sehingga ketika datang bencana alam yang tidak terduga akan meluluhlantakkan negara ini.

Masa depan Pakistan memang dipenuhi dengan ketidakpastian dan apa yang menimpa negara ini dapat saja terjadi pada negara lain.

Ketika rakyat lapar maka negara akan bergejolak dan ketidakstabilan politik sudah dapat dipastikan akan melanda Pakistan yang akan membuat negara ini akan semakin terpuruk.

Ketahanan ekonomi dan ketahan politik merupakan dua kunci utama bagi suatu negara agar dapat bertahan di tengah tengah ketidak pastian yang dihadapi dunia saat ini.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun