Menurut catatan sejarah jumlah pengeboman yang dilakukan tentara Jerman pada Perancis dan Inggris selama Perang Dunia II jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan intensitas pengeboman yang dilakukan oleh tentara Jepang di Tiongkok.
Akibatnya ratusan ribu penduduk Tiongkok mati akibat serangan udara ini ataupun  ketika sedang berlindung di bunker mati akibat berdesakan  dan kurangnya oksigen.
Bagi Jepang menguasai Tiongkok merupakan segala galanya karena memiliki sumberdaya alam  wilayah yang strategis dan penduduk yang jamlahnya sangat benyak dan juga peradaban.
Pendulum perang Jepang dan Tiongkok mulai berubah ketika Amerika secara resmi mengumumkan terlibat dalam Perang Dunia II ketika Pearl  Harbour diserang  Jepang.
Dalam catatan sejarah akhirnya Tiongkok dapat mengusir tentara penjajah Jepang bersamaan waktunya dengan berakhirnya perang Dunia II yang ditandai dengan menyerahnya Jepang secara resmi.
Bantuan Amerika walaupun secara terbatas pada Tiongkok di era perlawanan terhadap Jepang berperan sebagai dasar pembangunan kekuatan militer Tiongkok yang dapat kita lihat saat ini.
Di lain pihak Amerika melakukan demiliterisasi Jepang dan mengalihkannya pada pembanguan sektor ekonomi.
Keputusan Amerika dan sekutunya untuk mengalihkan perhatian Jepang dari militer ke ekonomi kelak akan membuat Jepang menjadi salah satu  kekuatan ekonomi dunia.
Dunia ini  memang ibarat roda yang selalu berputar.  Jika dulu Jepang merupakan musuh utama Amerika dan sekutunya di era Perang Dunia II, kini Jepang  menjadi sekutu  utama Amerika dan sekutunya.
Jepang yang keunggulan teknologi elektronik dan otomotifnya yang sudah mulai memudar dikalahkan oleh Korea dan Tiongkok lebih memilih bersahabat dengan Amerika dan negara Barat dibandingkan dengan negara Asia.