Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kumis, Susu Kuda Fermentasi yang Kaya Manfaat

21 Agustus 2022   20:00 Diperbarui: 21 Agustus 2022   20:59 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara memerrah susu kuda perlu keahlian tersendiri. Phato: AP Photo/Vladimir Voroninv 

Kumis yang satu ini tentunya berbeda dengan kumis pada umumnya yang dimiliki laki laki.  Kumis yang akan kita diskusikan ini adalah susu fermentasi kuda betina yang kaya akan  gizi dan bermanfaat bagi kebugaran.

Susu kuda umumnya banyak kita jumpai di wilayah padang rumput Asia Tengah utamanya pada masyarakat nomaden yang kehidupannya sangat tergandung pada kuda dan ternak lainnya.

Kuda merupakan ternak esensial untuk menunjang kehidupan masyarakat nomaden. Photo: AP Photo/Vladimir Voronin
Kuda merupakan ternak esensial untuk menunjang kehidupan masyarakat nomaden. Photo: AP Photo/Vladimir Voronin

Salah satu wilayah Asia Tengah yang sangat terkenal dengan susu kuda fementasinya adalah Kirgistan.

Bagi penduduk setempat susu kuda fermentasi yang dikenal dengan Kumis ini memang sudah menjadi bagian dari budaya dan kehidupan keseharian yang sudah turun menurun digunakan sebagai bahan pangan fungsional untuk mencegah dan mengatasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Mengkonsumsi Kumis, merupakan bagian dari budaya dan kehidupan masyarakat Kirgistan. Photo: Ernist Nurmatov 
Mengkonsumsi Kumis, merupakan bagian dari budaya dan kehidupan masyarakat Kirgistan. Photo: Ernist Nurmatov 

Penduduk setempat biasanya mengumpulkan susu kuda betina dengan cara memerahnya setiap beberapa jam sekali  untuk memperoleh susu.

Setelah proses pengumpulan  susu, proses selanjutnya adalah fementasi alami yang hanya membutuhkan waktu sehari saja.

Selama proses fermentasi, laktosa akan diubah menjadi karbon dioksida sehingga menjadi nutrisi yang baik untuk orang yang mengalami intoleran laktosa. Sehingga umumnya susu fermentasi ini dapat dikonsumsi tanpa menimbulkan masalah dalam percenaan akibat  intoleran terhadap laktosa.

Bagi masyakarat setempat, susu kuda segar jarang dikonsumsi karena  menimbulkan masalah pada pencernaan seperti misalnya diare jika dikonsumsi karena umumnya ras mongol  mengalami intoleran laktosa.

Kumis biasanya disajikan dalam mangkok yang biasa digunakan untuk minum teh.  Jika kumis disajikan apa adanya mungkin bagi orang diluar masyarakat ini merasa bahwa Kumis terasa sangat masam.

Cara penyajian Kumis. Photo: runawayjuno.com
Cara penyajian Kumis. Photo: runawayjuno.com

Berkumpul menikmati Kumis bersama kerabat.  Photo: Ernist Nurmatov
Berkumpul menikmati Kumis bersama kerabat.  Photo: Ernist Nurmatov

Oleh sebab  itu,  dalam penyajiannya Kumis biasanya dicampur dengan susu segar agar tidak terlalu asam. Untuk menikmati kekhasan Kumis ini biasanya dilengkapi dengan roti dan kaymak  yang merupakan krim buatan masyarakat setempat.

Fermentasi susu kuda dengan menggunakan kulit kambing. Photo: Ernist Nurmatov
Fermentasi susu kuda dengan menggunakan kulit kambing. Photo: Ernist Nurmatov

Fermentasi susu kuda dengan menggunakan tong kayu. Photo: Ernist Nurmatov 
Fermentasi susu kuda dengan menggunakan tong kayu. Photo: Ernist Nurmatov 

Fermentasi susu kuda biasanya dilakukan di dalam tong kayu besar  sambil diaduk aduk. Photo: AP Photo/Vladimir Voronin 
Fermentasi susu kuda biasanya dilakukan di dalam tong kayu besar  sambil diaduk aduk. Photo: AP Photo/Vladimir Voronin 

Susu biasanya difermentasi dalam tong kayu dengan pengaduk besar di dalam tenda tempat tinggal masyarakat nomaden yang disebut dengan yurt.

Disamping itu fementasi susu kuda ini dilakukan juga oleh penduduk setempat dengan menggunakan kantung kulit kambing yang hasil fermentasinya terasa sedikit berasap.

Pembuatan Kumis di tenda tradisional  masyarakat Kirgistan yang dinamakan yurt   Photo:  Reuters/Vladimir Pirogov    
Pembuatan Kumis di tenda tradisional  masyarakat Kirgistan yang dinamakan yurt   Photo:  Reuters/Vladimir Pirogov    

Kumis diyakini oleh penduduk nomaden di wilayah Asia Tengah memiliki khasiat penyembuhan terhadap berbagai penyakit. Bagi masyaralat Kirgistan Kumis dipercaya sangat  penting untuk menunjang hidup sehat

Bagi masyakat Mongol susu kuda fermentasi ini juga  merupakan bagian dari kehidupan mereka.  Susu kuda betina yang difermentasi yang  disebut dengan Airag.  Bahan dasar susu kuda di Mongolia juga biasa  diganti dengan   susu unta untuk untuk membuat susu fementasi ini.

Sejarah Kumis dan Nilai Gizi nya

Kumis yang  juga biasa disebut  koumiss diperkirakan sudah dikenal dan diminum oleh suku Scythian yang hidup di padang rumput Asia Tengah sekitar 25 abad yang lalu.

Pengetahuan akan susu kuda yang membuat diare jika diminum dalam bentuk segar memang sudah dikenal secara turun menurun, sehingga susu kuda ini dibuat menjadi Kumis dengan cara memfementasinya.

Susu kuda umumnya mengandung air yang rendah dan kandungan kalorinya yang tinggi.

Jika dibandingkan dengan susu sapi maka susu kuda mengandung protein yang lebih rendah yaitu 1,93-2,1% (susu sapi: 3,43%),  demikian juga dengan kandungan lemak susunya yaitu berkisar antara 1,25-1,3% (susu sapi: 3,61%)

Susu kuda mengandung laktosa yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi yaitu berkisar antara 6,4%-6,91%. Tingginya kandungan laktosa ini membuat  hasil fementasi susu kuda ini mengandung alkohol yang lebih tinggi yaitu dapat mencapai  2,5%.

Berdasarkan hasil penelitian susu kuda memiliki komposisi gizi yang mirip dengan   ASI dan dapat dicerna dicerna dengan baik susu kuda diberikan pada anak yang mengalami alergi terhadap susu sapi.

Proses fermentasi biasanya dilakukan dengan mudah dengan cara mengaduk aduk susu kuda.  Proses fermentasi ini melibatkan asam laktat.

Bakteri yang terlibat selam proses fermentasi susu kuda ini adalah Lactobacillus bulgaricus yang akan mengasamkan susu dan Saccharomyces lactis yang akan mengubahnya menjadi minuman berkarbonasi dan sedikit beralkohol.

Secara umum Kumis merupakan minuman yang sehat karena kaya akan trace element, mengandung antibiotik yang dihasilkan dari mikroorganisme selama proses fermentasi, kaya akan vitamin  A, B1, B2, B13, D, E, dan  C, kaya akan asam laktat dan asam karbonat serta mengandung nilai gizi yang tinggi.

Seperti yang disebutkan sebelumnya,  Kumis merupakan susu kuda fermentasi merupakan  probiotik yang  berfungsi untuk meningkatkan kebugaran tubuh karena mengandung sejumlah bakteri yang bersahabat bagi kesehatan kita.

Dari hasil penelitian ditemukan  ada sebanyak 15 spesies bakteri yang termasuk dalam Bakteri Asam Laktat (BAL)  yang dikandung oleh Kumis, yaitu Lactobacillus acidphilus, Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus, Lactobacillus delbrueckii subsp. lactis, Lactobacillus paracasei subsp. Paracasei, Lactobacillus paracasei subsp. lactis subsp. cremoris, Lactobacillus brevis, Lactobacillus helveticus, Lactococcus lactis subsp. lactis, Streptococcus salivarius subsp. thermophilus, Pediococcus acidilactis, Leuconostoc oenosand.

Disamping itu Kumis juga mengandung 11 spesies khamir  yaitu : Kluyveromyces marxianus. , Kluyveromyces mesenteroides, Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces florentinus, Saccharomyces fragilis, Debaryomyces polymorphus, Debaryomyces hansenii, Candida kefyr, Candida tropicalis, Torula delbrueckii.

Komposisi gizi dan bakteri susu kuda fermentasi ini berbeda dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Sudah dapat dipastikan untuk memperoleh susu kuda ini tentunya lebih sulit dibandingkan untuk mendapatkan susu sapi.

Cara memerrah susu kuda perlu keahlian tersendiri. Phato: AP Photo/Vladimir Voroninv 
Cara memerrah susu kuda perlu keahlian tersendiri. Phato: AP Photo/Vladimir Voroninv 

Kuda harus dirangkul dan dipeluk untuk memerah susunya dan biasanya periode pemerahan susu kuda bagi masyarakat Kirgistan antara pertengahan bulam Mei sampai  pertengahan bulan Juli.

Kumis yang satu ini memang menyehatkan dan berkhasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, Delapan, Sembian, Sepuluh, Sebelas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun