Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini telah memakan banyak korban paling sedikit 6.4 juta jiwa.
Salah satu kendala dalam pengembangan vaksin adalah laju mutasi virus Covid-19 yang sangat cepat, sehingga menimbulkan berbagai varian baru yang tentunya mengurangi efektivitas vaksin yang telah ada saat ini.
Kondisi seperti inilah yang menyebabkan orang dapat tertular Covid-19 dan flu berkali kali walaupun sudah divaksin.
Oleh sebab itu, para peneliti sedang memusatkan konsentrasinya untuk mengembangkan vaksin universal yang dapat memicu antibodi yang dapat mengenali dan menetralisir berbagai varian virus korona dengan target menghentikan invasi virus ini memasuki sel inang dan melakukan replikasi.
Saat ini kebanyakan vaksin yang dikembangkan mentargetkan spike protein di area S1, sehingga memang vaksin yang dihasilkan menjadi efektif untuk varian tertentu saja.Â
Namun vaksin yang dihasilkan ternyata kurang mampu mentargetkan varian lain yang muncul akibat virus melakukan mutasi.
Game Changer
Kenyataan inilah yang membuat kelompok peneliti dari Francis Crick Institute Inggris mulai menargetkan area baru yang disebut dengan spike protein di area S2 untuk megembangkan vaksin universal yang dapat mengenali dan mentargetkan berbagai varian virus Covid-19 termasuk virus flu.
Spike protein di area S2 yang diteliti ini memang sangat menjanjikan karena area ini memiliki kemiripan pada hampir semua virus korona dan laju mutasinya lebih rendah, sehingga vaksin yang ditujukan secara spesifik untuk menargetkan spike protein di area S2 ini akan lebih kuat.
Menurut para peneliti spike protein di area S2 selama ini diabaikan dan pengembang vaksin lebih memfokuskan pada spike protein di area S1 yang telah berhasil mengembangkan berbagai vaksin yang ada saat ini namun hanya efektif untuk varian tertentu saja.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!