Pertimbangan memasukkan India dalam pola pikir Indo-pacific sebagai penyeimbang memiliki dasar yang  kuat karena India tidak saja merupakan negara demokratis namun juga memiliki peran ekonomi dan jumlah populasi yang sangat besar yang dapat mengimbangi kekuatan dan pengaruh Tiongkok.
Abe juga dikenal sebagai arsitek terbentuknya QUAD (Quadrilateral Security Dialogue) yang memebawa India dalam kemitraan bersama Amerika, Australia dan Jepang.
Kemitraan yang semula dimulai dengan kesepakatn memberikan bantuan untuk korban tsunami yang terjadi pada tahun 2004 yang menimpa banyak negara termasuk Indonesia mulai berkembang secara perlahan menjadi kerjasama pertukaran informasi dan latihan militer bersama yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh Tiongkok.
Konflik ideologi antara QUAD dengan Tiongkok memang tidak dapat dihindari karena Tiongkok merasa sangat terancam kepentingannya dan menganggap QUAD tidak lebih dari perpanjangan kekuatan NATO di kawasan ini.
Dalam situasi seperti ini kembali Abe memainkan perannya degan menyatakan bahwa Indo-Pacific  merupakan kawasan yang bebas dan terbuka yang menekankan pada penegakan supremasi hukum, kebebasan navigasi dan perdagangan bebas dengan tujuan utama untuk perdamaian, stabilitas dan kemakmuran negara di kawasan ini.
Di Era pemerintahan Trump, Â ide Abe ini menguat ketika Amerika menyinggung pentingnya kawasan Indo-Pasifk yang bebas dan terbuka.
Abe memang kini telah tiada tapi warisan pemikirannya yang dikenal dengan Abenomics dan politik strategis kawasan menjadikan dirinya  dikenang tidak saja di negaranya namun juga di dunia.
Jepang kini di kenal Barat tidak lagi sebagai musuh yang memicu perang Dunia II namun sebagai sahabat yang memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan politik di kawasan Indo-pacific.
Pro dan Kontra
Pro dan kontra terkait ide dan  Abe ini tentunya terjadi  karenadi satu sisi  bagi Barat Abe dipuji sebagai pimpinan Jepang yang dapat diandalkan menjaga kepentingan barat untuk mengurangi pengaruh Tiongkok.