Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengapa Australia Sangat Takut pada Penyakit Mulut dan Kuku?

18 Juli 2022   10:00 Diperbarui: 20 Juli 2022   08:18 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jika PMK masuk ke Australia maka akan memporakporandakan industri peternakannya.| Photo: Dave Hunt/AAP 

Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi, domba, kambing di Indonesia pada bulan Mei 2022 lalu setelah 32 tahun Indonesia bebas dari PMK membuat panik Australia.

Ratusan ribu ternak yang terinfeksi PMK yang telah menyebar ke 20 provinsi setelah sebelumnya ditemukan di Aceh dan Jawa Timur pada bulan Mei 2022 lalu membuat Australia semakin khawatir akan masukkan virus ini ke Australia.

Dengan gerakan cepat Australia memberikan bantuan kepada Indonesia agar PMK dapat dikendalikan dan tidak menyebar ke negaranya.

Disamping itu Australia mengambil gerak cepat meninjau kembali aturan impor produk ternak untuk mencegah penyakit PMK ini masuk ke Australia.

Langkah yang diambil oleh Australia ini dapat dimengerti mengingat jika sampai PMK masuk ke Australia maka diperkirakan akan menimbulkan kerugian sebesar UD$ 80 milyar dan membuat industri peternakan Australia terpuruk paling sedikit selama 10 tahun.

Oleh sebab itu, tidak heran ketika PMK sudah masuk ke provinsi Bali, Australia tambah ketar-ketir karena Bali merupakan salah satu tujuan utama wisatawan asal Australia.

Menghadapi situasi ini petugas karantina Australia sampai menganjurkan agar wisatawan Australia yang berkunjung ke Bali sebelum masuk kembali ke Australia membuang sepatunya dan tidak membawanya masuk ke Australia.

Bali merupakan salah satu tujuan utama wisatawan Australia yang dikhawatirkan merupakan salah satu celah masuknya virus PMK ke Australia. Photo: CNN. 
Bali merupakan salah satu tujuan utama wisatawan Australia yang dikhawatirkan merupakan salah satu celah masuknya virus PMK ke Australia. Photo: CNN. 

Hal ini secara ilmiah dapat dimengerti karena sepatu, pakaian ataupun bahan lainya yang kontak dengan tanah yang tercemar PMK dapat menjadi salah satu sumber penyebaran virus ini.

Penyakit mulut dan kuku memang menyebar melalui kontak langsung antar ternak dan dapat juga tersebar melalui produk ternak yang terkontaminasi virus ini. Pakaian dan juga sepatu yang terkontaminasi tanah yang mengandung virus PMK dapat juga menjadi sumber penyebaran virus ini.

Mengapa Australia Khawatir?

Australia merupakan salah satu negara di dunia yang mengandalkan pendapatannya dari industri peternakan.

Oleh sebab itu, jika sampai PMK masuk ke Australia maka dapat dipastikan akan memporakporandakan industri peternakan sapi, kambing, domba dan babi Australia dan dampaknya akan berlangsung dalam waktu yang lama.

Menurut Australian Bureau of Agricultural and Resource Economics and Sciences (ABARES), jika sampai PMK masuk ke Australia diperkirakan akan menimbulkan kerugian sebesar UD$ 80 milyar.

Contoh nyata betapa buruknya dampak PMK ini adalah Inggris yang mengalami wabah PMK pada tahun 2001 lalu yang menimbulkan kerugian sebesar US$ 17 milyar. Gelombang kedua wabah PMK yang terjadi lagi di tahun 2007 menunjukkan betapa sulitnya melakukan eradikasi virus ini ketika sudah pernah mewabah.

Pembakaran sapi dan domba di Inggris untuk menanggulangi PMK selama wabah yang melanda negeri ini tahun 2001. Photo: CNN. 
Pembakaran sapi dan domba di Inggris untuk menanggulangi PMK selama wabah yang melanda negeri ini tahun 2001. Photo: CNN. 

Kawasan Asia utamanya Asia Tenggara kini telah menjadi wilayah endemi PMK. Di tahun 2009 wabah PMK melanda Taiwan. Wabah ini kemudian merembat masuk ke Jepang dan Korea pada tahun 2010.

Pemerintah Australia dengan mengandeng pihak industri memang berusaha sekuat mungkin untuk mencegah wabah PMK ini masuk ke Australia. Tidak hanya sampai disitu saja Australia juga bekerja sama dengan negara di wilayah penyebaran PMK utamanya di wilayah ASEAN untuk menanggulangi penyebaran virus PMK ini.

Tercatat ada 11 negara yang lokasinya berada berdekatan dengan Australia yang merupakan wilayah endemik PMK ini.

Strategi pertahanan lain yang diterapkan oleh Australia adalah memperkuat biosekuriti di wilayah perbatasannya untuk menahan masuknya virus PMK ini.

Disamping itu Australia memiliki perencanaan untuk mengatasi dan menanggulanginya jika virus PMK ini masuk ke Australia, sehingga diharapkan dalam waktu singkat virus ini dapat dieliminasi.

PMK dan Penyebarannya

Penyakit PMK yang menjangkiti sapi, kerbau, unta, domba, kambing, rusa dan babi ini penyebarannya dapat terjadi melalui pernafasan, air liur, susu, dan kotoran ini memerlukan waktu sekitar 4 hari sampai terlihat gejala yang spesifik yaitu pelepuhan di dalam dan di sekitar mulut dan hewan yang terinfeksi biasanya meneteskan air liur dan lemas.

Gejala pelepuhan pada bagian mulut dan bagian dalam mulut pada ternak yang terjangkit PMK. Photo:agric.wa.gov.au
Gejala pelepuhan pada bagian mulut dan bagian dalam mulut pada ternak yang terjangkit PMK. Photo:agric.wa.gov.au

Gejala luka dan pendarahan pada kuku pada ternak yang terjangkit PMK. Photo:agric.wa.gov.au
Gejala luka dan pendarahan pada kuku pada ternak yang terjangkit PMK. Photo:agric.wa.gov.au

Gejala menetesnya air liur pada ternak yang terinfeksi PMK. Photo:agric.wa.gov.au 
Gejala menetesnya air liur pada ternak yang terinfeksi PMK. Photo:agric.wa.gov.au 

Virus PMK ini dapat juga menebar melalui kandang yang tersentuh mulut ternak yang terjangkit virus ini.

Disamping itu virus PMK ini dapat menyebar melalui wool, rambut, jerami, kotoran yang melekat pada sepatu, peralatan peternakan, ban mobil serta angin.

Mengingat luasnya cara penyebaran virus ini maka tidak heran pengendalian virus ini jika sudah merebak sangat sulit dilakukan.

Penyebaran virus dari ternak ke manusia sangat jarang sekali, kalaupun terjadi tidak menimbulkan penyakit yang serius pada manusia. Namun perlu diingat bahwa manusia dapat menjadi wahana penyebar virus ini ke ternak jika virus ini berada di hidung manusia ataupun melalui pakaian, sepatu atupun pakaian yang tekontaminasi virus ini.

Mengapa PMK ditakuti Australia?

Wabah PMK memang pernah juga melanda Australia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa di tahun 1801, 1804, 1871, dan 1872 wabah PMK pernah merebak di Australia. Jadi memang sudah sudah sekitar 150 tahunan Australia bebas dari PMK.

Menurut Kementerian Pertanian Australia, peluang terjadi wabah PMK meningkat dalam lima tahun ke depan yaitu dari 9% menjadi 11,6%.

Jika terdeteksi ternak terjangkit virus PMK, maka langkah petama untuk menghentikan penyebaran virus PMK ini yang paling efektif adalah memusnahkan ternak yang terjangkit virus ini dan menutup wilayah yang terjangkit virus.

Jadi dapat dibayangkan bahwa jika prosedur penanggulangan wabah PMK ini dilakukan maka akan berdampak serius pada perekonomian Australia tidak saja akibat pemusnahan ternak namun juga dampak ekonomi penutupan wilayah serta terhentinya ekspor ternak hidup, daging maupun produk ternaknya.

Namun kerugian yang ditimbulkan ini jauh lebih sedikit jika pengendalian wabah PMK ini tidak dilakukan dengan serius karena akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menanggulanginya.

Langkah selanjutnya yang umum dilakukan untuk mengendalikan wabah ini adalah mengisolasi tempat terjangkit virus ini dengan radius 3 km.

Jika wabah ini terjadi di Australia maka sudah dapat dipastikan akan menurunkan produksi daging dan susu yang tentunya akan mengganggu ekspor daging dan susu Australia. 

Jika hal ini terjadi maka diprediksi Australia tidak saja kehilangan devisa dari ekspornya yang sangat besar, namun juga harga daging dan susu dalam negeri Australia akan meningkat.

Sebagai gambaran 70% produksi daging Australia diekspor, bahkan untuk daging domba (mutton) persentasenya mencapai 95%.

Jadi tidak heran jika pemerintah Australia berkomitmen mengguyurkan bantuan jutaan dolar kepada pemerintah Indonesia dan juga negara lain untuk membantu mencegah penyebaran wabah PMK lebih luas lagi melalui program vaksinasi.

Australia memang tidak melakukan vaksinasi terhadap ternaknya karena secara aturan laboratorium pengembang vaksin hidup tidak diperkenankan ada di Australia karena berisiko sangat tinggi bocor dan menyebar di Australia yang telah bebas dari PKM selama 150 tahun. Oleh sebab itu, Australia walaupun memiliki stok vaksinnya tidak disimpan di Australia namun disimpan di Inggris.

Australia juga bekerja sama dengan Thailand untuk mengembangkan vaksin PMK ini.

Penggunaan vaksin untuk mengontrol wabah PMK memang merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengontrol penyebaran virus ini.

Namun langkah utama yang wajib dilakukan untuk mengontrol virus ini adalah melakukan Stamping out atau pemusnahan ternak untuk mencegah penyebarannya.

Langkah lain yang harus juga dilakukan adalah pelarangan perpindahan ternak, melakukan penelurusan asal usul terinfeksinya ternak dan juga melakukan pengawasan.

Jadi dapat dibayangkan seberapa besar upaya yang harus dilakukan oleh Australia dan juga kerugian yang ditimbulkannya jika sampai wabah PMK ini masuk ke Australia.

Australia kini memang dalam keadaan waspada dan telah mempersiapkan skenario terburuk jika wabah PMK ini akhirnya masuk juga ke Australia setelah negara ini bebas dari penyakit PMK selama 150 tahun.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, Delapan, Sembilan, Sepuluh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun