Produk elektronik yang diproduksi oleh Apple memang sudah lama dikenal oleh penggunanya sebagai produk yang khas dan spesial serta berbeda dengan produk lainnya.Â
Apple tampaknya dalam menghasilkan produknya selalu berusaha tampil beda sehingga produk yang khasnya tersebut memiliki nilai lebih tersendiri dan menyebabkan penggunanya mau merogoh koceknya lebih dalam untuk membelinya.
Salah satu komponen pelengkap yang kini ramai dibincangkan adalah tipe kabel charger iPhone yang sangat khas yang berbeda dengan kabel charger pada umumnya, namun akan segera dilarang penggunaanya.
Di satu sisi tipe kabel charger iPhone ini memang sangat khas, namun juga sangat merepotkan bagi penggunanya jika misalnya suatu saat kehilangan kabel tersebut dan harus menggantinya karena memang sulit mencari penggantinya.
Jika pengguna tersebut memutuskan untuk membeli produk kabel Apple original sebagai penggantinya maka sudah dipastikan harganya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan kabel charger biasa.
Perubahan Aturan
Tipe kabel charger iPhone yang dikembangkan dan diluncurkan sejak tahun 2012 lalu ini menang sangat khas dan memiliki efisiensi dan kecepatan pengisian yang sangat baik sehingga dinilai lebih unggul dengan produk kabel charger tipe lain yang ada di pasaran.
Namun eksklusivitas produk Apple ini tidak lagi dapat dipertahankan karena baru-baru ini Uni Eropa dan juga kemungkinan besar akan disusul oleh Australia dan negara lainnya di dunia segera mengeluarkan aturan penggunaan kabel universal pada semua produk charger yang beredar di wilayah tersebut.
Artinya Apple kini dipaksa untuk mengubah tipe kabel chargernya yang sangat khas dan juga produk accessory lainnya yang tidak universal ke kabel universal yang dapat digunakan untuk semua jenis produk elektronik.
Sebagai konsekuensinya maka invensi Apple dan juga kekhasan produk apple kini tentunya akan tergerus dan hilang akibat peraturan baru ini.
Aturan baru yang akan diberlakukan mulai tahun 2024 mendatang ini wajib dipatuhi dan semua produk asesori yang beredar dan dijual di Eropa harus memiliki tipe kabel universal USB-C port.
Kebijakan ini akan diberlakukan untuk semua produk seperti kamera, smartphone, tablet, headphone, keyboard, mouse, laptop, dll.
Jika ditelisik lebih dalam lagi maka kita akan lebih memahami mengapa aturan baru ini diberlakukan.
Salah satu tujuan dikeluarkannya aturan ini adalah untuk mengurangi sampah elektronik dan juga menghemat uang pengguna karena kabel universal mudah didapatkan dan harganya lebih murah sehingga lebih efisien.
Jadi dengan adanya aturan ini maka satu kabel universal USB-C akan dapat digunakan untuk berbagai gadget. Hal ini tentunya sangat memberi kemudahan bagi penggunanya.
Dengan diberlakukannya aturan ini diperkirakan pengguna charger di Eropa akan dapat menghemat uang sebesar US$358 juta setiap tahunnya.
Tidak banyak orang mengetahui bahwa bisnis charger ini memang sangat menggiurkan. Sebagai gambaran menurut Komisi Eropa bisnis charger di Eropa mencapai US$3.58 milyar setiap tahunnya.
Dengan skala pasar seperti ini kita tentunya juga akan dapat menghitung berapa sampah elektronik yang akan dihasilkan dari charger ini saja dan tentunya kita dapat menghitung berapa jumlah urang yang diraup oleh produser kable charger ini.
Bagi Apple diberlakukannya aturan baru ini tentunya merupakan hantaman berat, sehingga tidak heran jika salah satu petinggi Apple menyebutkan bahwa aturan baru ini tergolong membunuh inovasi.
Bagi perusahan yang memproduksi barang elektronik invensi tentunya merupakan kunci dari pengembangan dan peluncuran produk baru yang tentunya akan berujung pada perolehan keuntungan yang sangat besar.
Ke depan tampaknya aturan baru yang diterapkan di Eropa ini akan diikuti oleh negara lain yang tentunya merupakan mimpi buruk bagi Apple yang harus mengubah produknya.
Bagi konsumen Indonesia perubahan kabel charger iPhone ini tentunya akan menguntungkan pengguna karena jika rusak maka akan dapat dengan mudah mencari penggantinya dan tidak perlu merogoh kocek lebih dalam.
Semoga Indonesia dapat mengadopsi aturan serupa yang akan diterapkan di Eropa ini agar pengguna dapat menghemat uang dan juga mengurangi sampah elektronik yang mulai tidak terkendali mengingat besarnya jumlah pengguna produk elektronik dan gadget di Indonesia.
Rujukan:Â satu, dua, tiga, empat, lima