Ayam leher gundul dalam dunia perunggasan dikenal dengan nama  ayam Transylvania atau ada juga yang menamakannya dengan ayam Turken.
Pada awalnya banyak orang  yang mengira bahwa ayam leher gundul ini merupakan hasil persilangan antara ayam dan kalkun sehingga dinamakan dengan Turken, namun perkiraan orang ini kelak dibuktikan salah.
Ayam sebagaimana dengan hewan lainnya untuk dapat bertahan hidup dan berproduksi  serta bereproduksi memerlukan ketahanan terhadap flutuasi iklim utamanya suhu yang panas.  Dalam hal ini ayam harus menjaga suhu tubuhnya pada kisaran suhu yang dapat ditolelirnya yang disebut dengan homeothermic.
Jika ayam terkespos suhu panas  maka ayam berusaha mengeluarkan panas tubuhnya agar suhu tubuhnya tetap stabil.
Dengan lehernya yang gundul ini ayam memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengeluarkan panas tubuhnya.
Oleh sebab itu,  pada lingkungan yang panas dan lembab ayam leher gundul memiliki keuntungan lebih dapat bertahan terhadap fluktuasi suhu lingkungan sehingga biasanya pertumbuhan bobot badannya  akan lebih cepat jika dibandingkan dengan ayam yang tidak memiliki kemampuan fisiologis dan genetis seperti ayam biasa.
Para pakar genetik memang sudah sejak lama tertarik untuk menguak rahasia dibalik fenomena tidak tumbuhnya bulu pada leher ini.
Dengan berbagai teknologi utamanya teknologi molekular akhirnya fenomena ayam leher gundul ini berhasil diungkap.
Tidak tumbuhnya bulu di leher dan di sebagian tubuh ayam ini ternyata disebabkan oleh mutasi gen yang dikenal sebagai naked neck mutation (Na).
Mutasi gen Na ini terjadi karena adanya penyisipan basa sepanjang 180 pasang basa yang terintegrasi dengan gen yang mengkode protein yang dinamakan GDF7 (Growth Differentiation Factor 7) yang panjang  260 pasang basa.
Mutasi genetik ini menyebabkan diproduksinya secara berlebihan molekul penghambat tumbuhnya bulu yang dikenal dengan BMP12 Â sehingga memunculkan fenomena tidak tumbuhnya bulu di bagian leher dan bagian tubuh lainnya.