Penghentian pasokan ayam potong dari Malaysia ini memang cukup mengkhawatirkan karena jumlahnya sangat besar dan diprediksi akan mengganggu bisnis nasi ayam ataupun kuliner lainnya.
Kebijakan Malaysia untuk menghentikan pasokan ayam potong memang baru berjalan beberapa hari, namun menurut laporan sudah memicu antrian panjang di kedai kedai nasi ayam di Food Court dan Hawker Centre di Singapura.
Penghentian pasokan ayam dari Malaysia ini tentukan memicu kenaikan  harga ayam yang kini sudah mencapai 20%.
Sampai saat ini para pedagang nasi ayam masih belum mau menaikkan harganya karena ada kekhawatiran konsumennya akan berkurang jika harga dinaikkan. Namun tentunya hal ini tidak akan bertahan lama jika kekurangan stok daging ayam ini berlangsung lama.
Jika hal ini terjadi maka dapat diprediksi harga nasi ayam Singapura ini akan naik harganya sebesar 50% per porsinya.
Singapura memang sangat tergantung pada pasokan bahan pangan dari negara lain. Â Gangguan pasokan ataupun kenaikan harga tentunya akan memicu inflasi.
Nasi ayam merupakan  salah satu contoh korban dari krisis pangan global ini yang diperkirakan akan berjalan cukup lama. Dalam situasi seperti ini nasib nasi ayam Singapura ke depan tentunya akan sangat tergantung pada perkembangan global.
Indonesia memang dapat mengambil kesempatan ini untuk mengkespor ayam potongnya ke Singapura, namun sayangnya biaya produksinya lebih tinggi sehingga harga jualnya lebih mahal jika dibandingkan dengan ayam potong dari Malaysia.
Sebagai gambaran Harga Pokok Produksi ayam potong di Malaysia sekitar Rp 14.000-15.000 per kilogram (kg), sementara di  Indonesia HPP Rp 16.000-17.000/kg.
Disamping itu jika salah perhitungan ekspor ayam potong ke Singapura dalam jumlah besar  akan mengganggu stok dalam negeri, sehingga akan berbuntut pada kenaikan harga ayam di Indonesia.