Penemuan gigi anak manusia purba di Gua Tam Ngu Hao atau yang dikenal juga sebagai gua kobra di Timur Laut Laos kembali menggemparkan dunia karena dapat menjadi pelengkap bagian mozaik evolusi manusia yang hilang untuk menjelaskan asal usul manusia moderen yang kini hidup di wilayah Asia tenggara.
Di Gua ini memang ditemukan bagian tubuh lain manusia purba dan tentunya menjadi bahan temuan yang sangat berharga bagi para arkelog yang saat ini mencoba untuk menjelaskan keberadaan salah satu cabang evolusi manusia yang disebut dengan Denisovans.
Mosaik yang Hilang
Dari hasil identifikasi ternyata gigi yang ditemukan ini milik dari anak perempuan yang diperkirakan berusia 3.5 sampai dengan 8,5 tahun dan bentuk gigi ini sudah menyerupai gigi manusia modern.
Diperkirakan anak ini hidup paling tidak sekitar 164.000-130.000 tahun lalu dan berdasarkan Analisa protein kemungkinan besar anak ini berjenis kelamin perempuan dan merupakan cabang evolusi manusia yang selama ini kurang dipertimbangkan keberadaannya di Asia Tenggara yaitu Denisovan.
Hasil penemuan ini tentunya dapat membantu menjelaskan bahwa salah satu cabang manusia modern yaitu Denisovans ternyata pernah mencapai wilayah Asia Tengara yang memiliki iklim hangat.
Selama ini keberadaan aliran DNA Denisovans pada orang yang hidup di wilayah Asia tenggara memang banyak dikesampingkan karena kurangnya bukti yang didapat.
Hasil Analisa lebih dalam struktur bagian dalam gigi ini menunjukkan kesamaan dengan gigi serupa yang ditermukan di wilayah Tibet.
Namun ternyata strukturnya sangat berbeda dengan manusia modern dan juga nenek moyang manusia modern yang hidup di Indonesia dan Filipina.
Teka teki keberadaan Denisovans memang tidak mudah untuk dipecahkan karena untuk menyusun mosaik yang hilang ini para penelti harus menyatukan berbagai temuannya yaitu potongan kelingking manusia purba yang ditemukan di Siberia pada tahun 2010 lalu,
Disamping itu temuan gigi ini juga harus dipadukan dengan temuan rahang manusia purba yang ditemukan di daratan tinggi Tibet pada tahun 2019 lalu.
Dari hasil temuan inilah para peneliti akhirnya dapat menganalisa DNA dan merekonstruksi keberadaan Denisovans di Asia dan di Asia Tenggara.
Cabang Evolusi
Menurut salah seorang peneliti sudah dapat dipastikan bahwa gigi ini berasasal dari Spesies Homo sapiens.
Seperti yang kita ketahui berdasarkan hasil temuan selama ini Denisovans memiliki kekerabatan yang dekat dengan Neanderthal.
Struktur gigi yang ditemukan ini memiliki kesamaan dengan gigi Neanderthal yang sekitar 350.000 tahun lalu kedua spesies ini mulai terpisah.
Sejak pemisahan ini Denisovans menempati di wilayah Asia dan beradaptasi pada berbagai lingkungan mulai dari wilayah yang dingin sampai wilayah yang panas. Sebaliknya Neanderthal lebih memilih untuk menempati wilayah yang dingin di bagian barat.
Dari alur migrasi ini diperkirakan telah terjadi percamputan antara Denisovans dengan manusia modern yang menghuni wilayah Asia dan Asia tenggara sebelum akhirnya Denisovans punah.
Percampuran ini menyebabkan adanya aliran DNA Denisovans pada manusia modern yang kini menempati Asia.
Jejak aliran gen Denisovans memang dapat ditemukan pada manusia modern yang kini tinggal di wilayah Asia Tenggara dan di wilayah Oceania.
Berdasarkan hasil penelitian orang Aborigin di Australia dan orang papua memliki 5% DNA yang berasal dari Denisovans.
Perkawinan antara manusia yang sebelumnya telah menghuni wilayah Asia Tenggara dengan Denisovans memang sangat dimungkinkan karena sebelumnya berdasarkan fosil yang ditemukan di wilayah Siberia Selatan juga telah terjadi percampuran antara Denisovans dengan Neanderthal.
Rujukan: Nature Communications, Nature, sumber1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H