Jika dilihat dari sejarahnya maka kota Hangzhou merupakan kota ketiga di Tiongkok yang menjadi tuan rumah pesta olahraga antar benua setelah Beijing dan Guangzhou.Â
Sebelumnya Tiongkok memang tercatat berhasil melaksanakan Beijing winter Olympic dengan sukses besar dengan aturan yang sangat ketat.
Pada saat pelasanaan tes Covid-19 dilakukan setiap hari baik bagi Atlit, relawan dan media dan tidak diperkenankan keluar dari komplek yang telah ditentukan.
Antara Nilai Nyawa dan Kepentingan Ekonomi
Kebijakan ini tentunya tidak terlepas dari pengalaman berharga dari merebaknya kasus Covid-19 yang pertama kali di temukan di Wuhan di penghujung  tahun 2019 lalu, yang selanjutnya menyebar ke seluruh dunia.
Kebijakan pemerintah Tiongkok untuk menerapkan zero-COVID policy dengan cara melakukan lockdown, karantina dan tes masal memang menjadi pertanyaan dunia ketika saat ini dunia mulai membuka negeranya dan mulai mencoba hidup bersama Covid-19.
Ketika negara Barat sudah mulai membuka dirinya kembali memang kasus Covid-19 hariannya di hampir semua negara Barat masih tinggi dan kematian terus terjadi.
Pemerintah Tiongkok memiiki alasan tersendiri mengapa menerapkan kebijakan yang kurang popular karena berdampak luas pada perekonomiannya.
Dalam hal ini tampaknya pemerintah Tiongkok lebih mementingkan pentingnya nilai nyawa dibandingkan nilai materi jika kebijakan ini diterapkan.
Alasan penerapan zero-COVID policy ini terlihat jelas ketika pemerintah Tiongkok memutuskan untuk melakukan lockdown kota Shanghai yang berpenduduk 25 juta selama berminggu minggu lamanya karena merebaknya kembali Omicron.
Padahal jika dilihat dari jumlah kasus nya jauh lebih sedikit dari kasus harian Omicron di negara lain.
dengan kebijakan ini Tiongkok berhasil menyetop penyebaran Covid-19 di Shanghai dengan melakukan menerapkan berbagai kebijakan termasuk lockdown.