Di Indonesia di berbagai toko swalayan besar kini sudah banyak dijumpai berbagai macam telur ayam dengan harga yang berbeda beda.
Berbagai  jenis telur yang dihasilkan memang sangat  tergantung pada sistem pemeliharaan ayam petelur.  Telur ayam yang dihasilkan dengan cara yang berbeda juga menghasilkan kualitas  telur  yang berbeda juga.
Di Indonesia sebagian  besar telur yang ada di pasaran dihasilkan dari ayam petelur yang dipelihara secara individu dengan ruang gerak yang sangat terbatas.  Sistem pemeliharaan seperti ini memang sangat efisien jika ditinjau dari segi kebutuhan ruang.
Dengan sistem kandang individu ini semua kebutuhan ayam  pakan, air minum, vaksinasil dll dipenuhi sesuai dengan standar kebutuhan harian ayam petelur tersebut.
Harga telur yang dihasilkan dengan sistem ini memang termurah jika didandingkan dengan sistem pemeliharaan lainnya dan paling banyak mensuplai kebutuhan telur di Indonesia.
Namun dalam perkembangannya di berbagai negara utamanya di Amerika dan Eropa sistem pemeliharaan ini secara bertahap sudah mulai ditinggalkan karena menyangkut masalah Animal welfare.
Sistem pemeliharaan ayam petelur dalam kendang dengan ruang sangat terbatas ini dinilai "menyiksa" ayam tersebut karena bertentangan dengan sifat alami ayam yang biasanya berkeliaran dan mencari makan sendiri.
Di beberapa negeri sistem pemeliharaan ayam dengan kandang  individu ini sudah dilarang termasuk mengimpor telur ayam yang dipelihara dengan sistem ini.
Seiring dengan pelarangan ini, maka berkembang beberapa sistem pemeliharaan ayam petelur yang dinilai memberikan kebebasan pada ayam untuk mengekspresikan sifat alaminya.
Pada saat ini  ada tiga sistem pemeliharaan yang umum di gunakan oleh peternak di berbagai belahan bumi ini termasuk  Indonesia  yaitu Cage-free, free-range dan pasture-raised. Â
Penamaan sistem pemeliharaan ini umumnya terkiat dengan perbedaan  luasan ruang yang disediakan kepada ayam petelur dan juga kesempatan untuk mencari makanan di luar kandang.
Secara alami ayam petelur memiliki kebiasaan berjalan, mandi debu dan mencari makannya sendiri sesuai dengan pilihannya.  Disamping itu ayam memiliki kebiasaan membuat sarang, mengepakan sayapnya, meregangkan tubuhnya dan menggoyang  goyangkan ekornya.
Ayam yang dipelihara dengan sistem kendang individu tidak dapat melakukan semua kegiatan alaminya ini sehingga sistem pemeliharaan dengan kandang individu dinilai melanggar "animal welfare".
Untuk memenuhi kebiasaan alami ayam petelur sistem pemelihraan ayam petelur tidak lagi dilakukan secara individu namun secara komunal  dengan kandang yang dapat nemampung sekitar 50 ekor ayam petelur secara bersamaan per unit kandangnya.
Di dalam kandang komunal ini biasanya disediakan tempat bertengger dan tempat beristirahat serta kotak untuk bersarang.
Dengan cara pemeliharaan seperti ini ayam petelur dapat lebih mengkespresikan tingkah laku alaminya  dibandingkan dengan ayam yang dipelihara secara individu.
Cage-free
Pada ayam yang dipelihara dengan sistem Cage-free ini ayam dipelihara secara komunal dengan disediakan berbagai fasilitas seperti kandang komunal.Â
Dengan sistem ini ayam dapat bergerak secara horizontal dan vertikal jika dipelihara dengan menggunakan kandang bertngkat.
Jadi dengan sistem ini ayam diberi kekebasan berkeliaran, namun ayam tetap tidak memiliki akses ke ruang terbuka di luar kandang.
Ayam petelur yang  dipelihara dengan sistem ini biasanya diberikan pakan alami sehingga menghasilkan telur dengan kualitas yang sehat.
Disamping itu dengan menggunakan sistem ini ayam memiliki kekebasan untuk mengkespresikan sifat alaminya seperti membuat sarang, mencari pakan dll nya.
Terkait dengan berapa luasan yang harus disediakan per ekor ayam petelur memang sangat bervariasi  tergantung pada aturan di masing masing negara.
Sebagai contoh di Amerika untuk kategori pemelihaan Cage Free ini diharuskan menyediakan luasan minimal 0.30 m2 per ekor ayamnya dan dilengkapi dengan tempat bertengger dan sarang.
Free-range
Sistem  pemeliharaan ayam petelur dengan menggunakan sistem free-range ini sebenarnya hampir sama dengan sistem Cage-free. Perbedaanya terletak pada luasan yang diberikan untuk setiap ekor ayamnya dan juga kesempatan ayam untuk mengakses ruang terbuka di luar kandangnya.
Dengan menggunakan sistem ini disamping memliki kekebasan dalam kandangnya ayam petelur dapat lebih mengekspresikan sifat alaminya untuk mencari makan di ruang terbuka seperti misalnya mencari serangga dan cacing dan mengakses mineral yang ada di tanah dan juga memakan hijauan  yang ada di luar kandangnya.
Biasanya standar luasan minimal yang harus disediakan  per ekor ayam pada sistem ini sekitar 0.4 m2 dengan waktu ayam berada diluar kendang sekitar 6 jam per hari
Keberadaan ayam petelur diluar kendang ini meningkatkan nilai tambah karena ayam dapat mengakses sinar matahari dan juga berbagai vegetasi yang ada di luar kandang.
Fasilitas yang wajib disediakan dalam kandang sama dengan ayam yang dipelara dengan sistem cage-free seperti tempat bertengger, dan sarang.
Ayam yang dikategorikan dipelihara dengan sistem free-range ini luasan ruangan di luar  kendang per ekor ayamnya minimal 6 m2 per ekor ayam nya.
Pasture-raised
Ayam yang dipelihara dengan menggunakan sistem pasture-raised memiliki ruang  di luar kandang yang lebih luas sehingga memberikan kesempatan pada yam secara alamiah mencari makan nya di alam.
Disamping itu  ruang yang diberikan untuk per ekor ayam nya di kandang lebih luas dibandingkan dengan  sistem pemeliharaan sebelumnya.
Luasan ruang di luar kendang yang disediakan untuk setiap ayam minimal 1.5 m2 dan waktu minimal yang diberikan bagi ayam untuk berada di luar kendang minimal 6 jam per harinya. Sedangkan ruang kendang yang disediakan per ekor ayamnya minimal 0.55 m2.
Dengan kebebasan yang lebih diberikan pada ayam yang dipelihara dengan sistem ini ayam dapat mengekspresikan sifat alaminya dan mengasilkan telur yang lebih sehat karena mendapatkan makanan alami ketika berada di luar kandang.
Telur organik
Salah satu tren permintaan telur yang semakin meningkat seriing dengan perubahan gaya hidup adalah telur organik.
Telur organik  dihasilkan dari ayam dengan menggunakan sistem pemeliharaah free range dengan pakan alami dan bebas dari penggunaaan obat obatan dan bahan kimia lainnya.
Pakan ayam yang digunakan biasanya bebas dari kandungan bahan yang berasal dari produk ternak, bebas dari penggunaan pupuk dan bebas dari penggunaan pestisida, bebas dari penggunaan hormone dan obat obatan lainnya. Â Disamping itu telur organik dihasilkan dari galur ayam yang alami bukan hasil rekayasa genetik
Pemberian antibiotik pada ayam untuk menghasilkan telur organic masih diperbolehkan namun hanya diberikan saat ayam sakit, tidak diberikan secara rutin seperti pada pemeliharaan ayam dengan sistem individual cage.
Telur organik harus dihasilkan dari ayam yang dipelihara tanpa kendang  individu  dan memiliki akses untuk dapat berkeliaran pada ruang di luar kendang utamanya.Â
Kandang utama lebih diperuntukkan agar ayam ini terlindungi dari predator seperti elang, musang dll nya.
Harga telur organik ini biasanya lebih mahal jika dibandingkan dengan telur biasa yang dihasilkan dari sistem pemeliharaan kendang individu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur organik mengandung omega 3, Vitamin A dan Vitamin E yang lebih tinggi dibantingkan dengan telur biasa.
Telur mana yang lebih baik?
Sebagaimana yang telah di bahas sebelumnya telur yang dihasilkan dengan sistem kandang individu harganya termurah jika dibandingkan dengan ayam yang dipelihara dengan sistem  cage-fee, Free-range dan pasture-raised.
Hal ini utamanya disebabkan karena  curahan waktu yang diberikan untuk pemeliharaan ayam  dan juga luasan  area yang harus disediakan berbeda beda.  Semakin  luas ruang yang disediakan untuk ayam biasanya  harga telurnya semakin mahal
Di berbagai negara telur ayam yang dipelihara dengan sistem yang berbeda  harga telurnya juga berbeda dan di setiap box telurnya sudah dicantumkan sistem pemeliharaan apa yang diterapkan untuk menghasilan telur tersebut.
Pada umumnya harga telur ayam yang dipelihara dengan sistem pasture-raised adalah yang termahal.
Sistem pemeliharaan yang berbeda ini tidak  saja menentukan harga telur saja  namun juga kualitas telur yang dihasilkan
Berdasarkan hasil penelitian relur ayam yang dihasilkan oleh ayam yang dipelihara  dengan sistem free-range  biasanya mengandung mineral magnesium dan beta karoten  yang lebih tinggi.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya perubahan sistem pemeliharaan ayam petelur ini lebih menekankan pada animal welfare agar ayam dalam menghasilkan telurnya lebih dekat dengan alam dan lebih bebas mengekspresikan  sifat alaminya.
Perubahan sistem pemeliharaan ayam petelur yang lebih alami ini yang dikombinasikan  dengan pakan alami akan menghasilkan telur ayam yang lebih sehat dan lebih ramah lingkungan.
Rujukan: Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H