Tanggal 8 Maret lalu dunia merayakan Women International Day salah satu tujuannya adalah untuk mengingatkan pada dunia akan peran wanita yang semakin signifikan dan juga masih adanya diskriminasi gender dalam pengembangan karirnya.
Salah satu bidang yang dianggap masih ada diskrimasi gender yang kental  adalah dalam bidang sain.
Menurut UNESCO secara global persentasi peneliti wanita hanya mencapai 33.3% dan jumlah ini juga masih bervariasi tergantung pada negara dimana  peneliti tersebut berkarir.
Disamping itu UNESCO juga mengungkapkan bahwa peneliti wanita karirnya lebih pendek dibanding rekan ilmuwan pria nya  dan juga dibayar lebih rendah.
Salah satu contoh diskriminasi gender yang paling jelas dan menyedihkan dalam sains mungkin adalah penghapusan kontribusi penting ahli kimia Inggris Rosalind Franklin dalam penemuan struktur double helix DNA.
Penemuan yang spektakuler dalam sain penemuan struktur DNA yang kini kita kenal sebagai double helix Watson dan Crick merupakan enemuan yang spektakuler.
Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa dibalik penemuan ini tersisa kisah sedih yang menggambarkan bagaimana ilmuwan wanita tersingkirkan dalam dunia sain.
Diantara kita mungkin tidak banyak yang kenal dengan ahli biokimia  Rosalind Franklin yang namanya secara tragis menghilang dari sejarah penemuan stuktur double helix yang sangat terkenal tersebut.
Pada tanggal 7 Maret 1953 Maurice Wilkin dari King's College, London menulis surat kepada Francis Crick di laboratorium Cavendish di Cambridge untuk mengabari kepergian Rosalind Franklin dari Lembaga penelitian yng dicintainya ini.
Kepergian Rosalind Franklin memang tergolong tragis dalam dunia science karena dirinya berperan besar dalam penelitan stuktur DNA sekaligus berkontribusi dalam penemuan double helix.
Selanjutnya kepergian Rosalind Franklin ternyata  membuat Watson dan Crick dengan leluasa menguak mengklaim sebagai penemu dan rahasia struktur DNA sampai akhirnya menerbitkan artikel ilmiahnya di Jurnal Ilmiah bergengsi Nature.
Penemuan struktur DNA yang kelak juga akan berujung pada pemberian hadiah nobel bagi Watson dan Crick ini memang dirayakan secara besar besaran karena hasil penelitiannya dianggap telah menancapkan tonggak baru dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan frontier.
Namun mereka tampaknya lupa bahwa peran Rosalind Franklin sangat besar dalam penemuan ini karena terlibat langsung dalam penelitian  dalam membuat cetakan visual untuk membuktikan keberadaan double helix ini.
Rosalind Franklin yang lahir dari keluarga Yahudi liberal di London ini tertarik pada sain karena rasa ingin taunya terhadap fenomena  alam. Perjalanan karir nya memang tidak mulus namun dengan keteguhannya dirinya berhasil masuk ke dalam dunia sain yang banyak didominasi oleh kaum pria.
Kiprahnya dalam dunia sains  secara perlahan namun pasti dibangunnya secara bertahap dan akhirnya mendapat dana penelitian yang mendukung karirnya dalam dunia sain.
Namun sayangnya dalam perjalanan karirnya yang cukup spektakuler ini dipandang sebelah mata oleh rekan rekan peneliti pria termasuk Watson dan Crick, padahal dapat dikatakan tanpa ada bantuan Rosalind Franklin Watson dan Crick akan kesulitan untuk menjabarkan strutur DNA double helix.
Tidak banyak catatan terkait kabar Rosalind Franklin setelah mengundurkan diri dari King college London ini, hanya da satu catatan bahwa di tahun 1958 Rosalind Franklin yang dikenal dengan Dark Lady ini meninggal dunia di usinya yang ke 37 tahun karena kanker.
Sejarah selanjutnya menulis bahwa di tahun 1962 mantan bos Rosalind Franklin, Maurice Wilkins, Francis Crick, dan James Watson dianugerahi Hadiah Nobel di bidang  Kedokteran/Fisiologi karena atas jasanya dalam menemukan struktur molekul DNA .
Saat itu  Rosalind Franklin  tidak dinominasikan untuk Hadiah Nobel bersama rekan-rekan prianya karena  salah satunya adalah alasan teknis yaitu  aturan yang membatasi jumlah peneliti yang dapat mendapat hadiah nobel dalam satu bidang.
Hal yang paling disayangkan adalah ketiga mantan bos Rosalind Franklin ini tidak pernah sama sekali menyinggung peran dark lady ini dalam penemuannya yang menggemparkan dunia.Â
Kejujuran ilmiah memang sangat diperlukan dalam sain, namun sayangnya ilumuwan kelas dunia seperti  Maurice Wilkins, Francis Crick, dan James Watson tidak melakukannya dan seolah menyembunyikan kontribusi besar dan juga peran wanita dalam penemuan spektakuler ini.
Keberadaan Rosalind Franklin sebagai seorang ilmuwan wanita ternyata mengalami diskriminasi yang sangat luar biasa sehingga namanya sama sekali  tidak pernah dikenal dunia sebagai salah satu peneliti wanita yang memiliki kontribusi besar dalam penelitian ini.
Kisah tragis Rosalind Franklin merupakan salah satu contoh dan gambaran bahwa sampai saat inipun wanita terkadang masih dipandang rendah oleh rekan prianya dalam sain sehingga memang dalam kenyataannya tidak banyak wanita yang berkecimpung dalam dunia yang didominasi kaum pria ini.
Perolehan hadiah nobel Marie Curie dapat dipandang sebagai sesuatu yang luar biasa karena karyanya yang spektakuler dalam bidang fisika.  Namun prestasi wanita pertama penerima hadiah nobel ini tidak dapat dipandang sebagai bentuk  persamaan gender dalam dunia sain  karena lebih dapat dikategorikan sebagai suatu anomali.
Di era moderen ini mungkin ada ribuan wanita yang mengalami nasib yang sama dengan Rosalind Franklin. Â Namun apapun alasannya yang jelas di era modern ini wanita memiliki kemampuan yang sama dengan rekan prianya dalam mengembangkan karirnya di dunia sain.
Jadi sangatlah keliru ketika Lawrence Summers  ekonom dari  Harvard university yang juga  Rektor Harward  pernah berucap bahwa  minimnya wanita yang berkiprah dalam dunia sain bukan karena diskriminasi namun lebih kepada  "perbedaan biologis" antara pria dan wanita.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima, tujuh, delapan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H