Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Joe Biden dan Syllipsimopodi bideni Cumi-Cumi Vampir Berusia 328 Juta Tahun

11 Maret 2022   18:47 Diperbarui: 11 Maret 2022   20:52 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencuatnya nama presiden Amerika Joe Biden sebagai pusat perhatian  di tengah tengah perang Rusia dan Ukraina memang dianggap wajar, namun penamaan cumi cumi vampir berusia 328 juta tahun  yang mengambil nama Joe biden juga sangat menarik perhatian untuk didiskusikan lebih lanjut.

Salah satu alasan mengapa cumi cumi vampir ini dikaitkan pemberian namanya dengan Joe Biden adalah  terkait jasa Biden dalam mengatasi perubahan iklim dan dukungan dananya untuk penelitian.

Jika ditelisik lebih dalam lagi mana Joe Biden bukanlah presiden AS pertama yang diabadikan dalam pemberian nama suatu spesies. Sebelumnya ada sembilan spesies seperti  laba-laba, cacing rambut, dan beberapa ikan yang  dinamai terkait dengan nama Barack Obama.

Selain itu ada juga ngengat dan amfibi mirip cacing buta yang mengubur kepalanya di pasir dinamai terkait dengan nama Donald Trump.

Ampibi  Dermophis donaldtrumpi dinamai dengan mengabadikan nama Donald Trump. Photo:  Abel Batista/Rainforest Trust UK 
Ampibi  Dermophis donaldtrumpi dinamai dengan mengabadikan nama Donald Trump. Photo:  Abel Batista/Rainforest Trust UK 

Keistimewaan Syllipsimopodi bideni

Syllipsimopodi bideni merupakan fosil cumi cumi vampir yang baru saja diungkap rahasianya  oleh tim ilmuwan.

Minggu ini penemuan yang sangat luar biasa ini  dipublikasikan di Jurnal ilmiah bergengsi dunia Nature Communications

Fosil yang baru diungkap rahasianya ini memang sangat langka berhasil ditemukan dari penggalian yang dilakukan di wilayah Montana dan pada tahun 1988 disumbangkan Museum Royal Ontario  Kanada.

Selama ini keberadaan fosil ini tidak banyak  menarik perhatian banyak orang, sampai  seorang ilmuwan bernama Christopher Whalen meneliti lebih dalam  fosil ini.

Christopher Whalen yang merupakan  ahli paleontologi dari Museum Sejarah Alam Amerika New York ini memperhatikan dengan seksama lengan cumi-cumi yang telah menjadi fosil ini  dan melihat pengisap kecil yang menempel di batu. Keunikannya inilah yang membuat fosil ini sangat langka.

 Fosil danIlusrasi Syllipsimopodi bideni  Photo: Nature communication
 Fosil danIlusrasi Syllipsimopodi bideni  Photo: Nature communication
Diperkirakan Syllipsimopodi bideni hidup  menjelajahi lautan hampir 328 juta tahun yang lalu yang merupakan  nenek moyang tertua vampyropoda, kelompok cumi-cumi vampir dan gurita.

Nama Syllipsimopodi yang secara harafiah berarti "kaki yang dapat memegang" ini meggambarkan 10 lengan yang dimiliki cumi cumi ini yang dikategorikan sebagai cephalopoda tertua yang memiliki pengisap pada lengannya.

Sebagai gambaran cumi cumi vampir modern yang ada saat ini  sangat berbeda dengan Syllipsimopodi bideni  karena lebih berkerabat dengan gurita dan memiiki 10 lengan dan dua filamen serabut.

Disamping keunikan jumlah lengan nya dan juga penghisapnya, fosil ini ternyata masih  memiliki kantong tinta.

Alasan utama pengabadian nama Joe Biden pada nama spesies cumi cumi vampir memang sudah dikemukakan atas jasa Joe biden dalam mendukung langkah  mengatasi perubahan iklim dan dukungan dananya untuk penelitian.

Pertanyaan yang muncul sekarang adalah apakah ada makna tersembunyi dibalik penamaan ini seperti misalnya penamaan amfibi mirip cacing buta yang mengubur kepalanya di pasir dinamai Donald Trump.  Apakah perilaku spesies yang dinamai ini merupakan metafora orang yang diabadikan namanya?

Mengapa nama Joe Biden diabadikan untuk nama cumi cumi Vampir yang memiliki 10 lengan dengan penghisap?

Hanya waktu saja nanti yang bisa menafsirkan makna dibalik penamaan Syllipsimopodi bideni ini.

Rujukan : Nature Communications, satu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun