Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ini Dia Calon Kuat Pemilik Chelsea yang Baru

4 Maret 2022   07:42 Diperbarui: 5 Maret 2022   16:53 1881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segera setelah Roman Abramovich mengumumkan akan menjual Chelsea yang salah satu alasannya adalah dikaitkan dirinya dengan Putin dan konflik Rusia dan Ukraina bursa kepemilikan salah satu klub  sepakbola Inggris ini semakin bergairah.

Abramovich sebenarnya dengan keras membantah tuduhan bahwa dia memiliki hubungan dengan Vladimir Putin dan negara Rusia, namun tetap saja salah satu anggota parlemen Inggris mengusulkan agar dirinya dikenakan sangsi termasuk kepemilikan Chelsea yang telah dikelola nya selama puluhan tahun ini.

Peralihan Kepemilikan akan Cepat

Hari sabtu lalu    Abramovich memang telah mengumumkan akan menyerahkan manajemen Chelsea kepada pengurus Yayasan, namun tampaknya situasi  berubah sangat cepat.

Tampaknya kepemilikan Abramovich terhadap Chelsea ini sudah tidak dapat dipertahankan lagi, sehingga akhirnya dirinya mengumumkan akan menjual Chelsea.

Dalam situasi seperti ini tampaknya semakin cepat proses penjualan Chelsea akan semakin baik bagi klub sepak bola Inggris ini karena akan memberikan kepastian bagi pemain, menajeman ataupun pihak lainnya terkait dengan masa depan Chelsea.

Proses  penjualan klub sepakbola memang cukup rumit namun jika semua faktor dipenuhi maka dapat saja proses penjualan Chelsea ini terjadi dalam hitungan minggu saja.

Disamping harga, salah satu hal yang harus diseleksaikan dalam negosiasi penjualan ini adalah keputusan Abramovich yang mengalihkan kepengurusan dan manajemen Chelsea kepada wali yayasan amal klub.

Beberapa tokoh kunci di Yayasan ini seperti memiliki hubungan yang sangat erat dengan Abramovich seperti misalnya Direktur Marina Granovskaia.

Artinya jika terjadi perpindahan kepemiikan maka orang orang yang duduk di Yayasan ini dapat saja tetap bertahan atau sebaliknya akan diganti.

Penggantian ini tentunya cukup kompleks karena orang orang yang duduk di Yayasan ini seperti ketua, Bruce Buck, dan direktur Marina Granovskaia sangat dihargai di Chelsea dan memiliki hubungan erat dengan menejer   Chelsea Thomas Tuchel.

Jika pemilik baru nantinya memutuskan mengubah susunan personalia Yayasan maka sedikit  banyaknya keputusan ini akan berpengaruh pada kinerja Chelsea.

Masalah lain yang juga akan menjadi bahan dalam negosiasi penjualan Chelsea ini adalah terkait dengan masalah operasional termasuk di dalamnya adalah nasib kontrak pemain lama ataupun pemain baru yang tertunda.

Beberapa pemain yang diperkirakan akan terpengaruh dengan pergantian kepemilihan Chelsea ini adalah Bek Antonio Rdiger, Andreas Christensen dan Csar Azpilicueta yang akan berakhir kontraknya di akhir musim ini.

Klub sepak bola raksasa Jerman Bayern Munich memang sangat berminat membeli Azpilicueta dan Christensen.

Dalam situasi seperti ini berarti manajemen Chelsea harus memiliki strategi yang jitu agar kinerja dan prestasi Chelsea di liga Inggris ataupun ajang dunia lainnya masih dapat dipertahankan.

Calon Pemilik Chelsea

Todd Boehly dan Hansjrg Wyss

Salah satu calon kuat pemilih Chelsea yang baru setelah Roman Abramovich mengumumkan secara resmi menjual klub Inggirs ternama ini adalah Todd Boehly dan  Hansjrg Wyss.

Dilihat dari rekam jejaknya  Wyss adalah seorang miliarder dari  Swiss yang bermitra dengan Boehly, yang sebagian memiliki LA Dodgers. Wyss yang kini berusia 85 tahun memang sudah lama mengincar Chelsea Bersama partner bisnis nya ini.

 Hansjrg Wyss dan Todd Boehly  Photo:Wyss Foundatidanon, Getty  Image 
 Hansjrg Wyss dan Todd Boehly  Photo:Wyss Foundatidanon, Getty  Image 

Todd Boehly dan Hansjrg Wyss berkeyakinan bahwa tawaran mereka untuk membeli Chelsea akan berhasil dan  negosiasi dengan Roman Abramovich akan dilakukan akhir pekan ini.

Di tahun 2019 lalu  Boehly yang merupakan dan CEO perusahaan AS Eldridge Industries, yang berinvestasi di sektor-sektor termasuk media dan olahraga tercatat pernah menawar Chelsea senilai  2,2 miliar pound  namun gagal membeli Chelsea.

Keinginan kedua kongglomerat ini memang sangat kuat namun tampaknya kendala satu satu nya yang sedang mereka hadapi adalah masalah harga jual Chelsea.

Harga yang diminta Abramovich yaitu sebesar 4 miliar pound terlalu tinggi karena menurut penilaian mereka berdua harga Chelsea yang pantas adalah sekitar 2 miliar pound .

Salah satu ketidak setujukan Todd Boehly dan Hansjrg Wyss adalah terkait dengan nilai Stamford Bridge yang sulit dibangun kembali karena kapasitas penontonnya hanya sekitar 41.837 kursi.

Jika ingin negoasiasi nya berhasil maka baik Todd Boehly dan Hansjrg Wyss maupun Abramovich bergerak cepat sebelum Inggris benar benar mengambil langkah membekukan harta Abramovich.

Loutfy Mansour

Kongklomerat lain yang juga berminat melakukan penawaran untuk membeli Chelsea adalah Loutfy Mansour.

Loutfy Mansour. Photo: Linkedln 
Loutfy Mansour. Photo: Linkedln 

Loutfy Mansour yang merupakan pengusaha Mesir ini memang menjadi penggemar Chelsea.  Dirinya tercatat memiliki tiket musiman Chelsea yang memperkuat kecintaannya pada Chelsea ini.

Loutfy Mansour memang telah memasukkan penawarannya, namun berapa harga yang ditawarkannya masih belum terungkap.

Dengan usianya yang masih 33 tahun, Loutfy Mansour tercatat sebagai salah satu calon kuat pemilih Chelsea yang baru.

Loutfy Mansour  adalah  CEO Mansour Group yang merupakan perusahaan internasional yang bergerak dalam bidang  dana investasi yang berbasis di London

Grup Mansour dimulai sebagai bisnis kapas yang didirikan pada tahun 1952 oleh kakek Mansour, juga memiliki nama  Loutfy  yang merupakan salah satu orang Mesir pertama yang lulus dari Cambridge.

Saat ini Loutfy Mansour  tercatat sebagai konglomerat  terbesar kedua di Mesir berdasarkan pendapatan yaitu mencapai  5,6 miliar per tahun sekaligus merupakan dealer General Motors terbesar di dunia.

Bisnis  Loutfy Mansour  juga  merambah ke sektor  waralaba Mesir untuk sejumlah perusahaan termasuk di dalamnya McDonald's, Chevrolet, Red Bull, UPS dan Imperial Brands.

Mansour belajar di Universitas Georgetown di AS, dan bekerja untuk Goldman Sachs selama dua tahun sebelum terjun ke bisnis keluarga.

Keluarga Mansour juga memiliki keterkaitan dengan  politik. Ayah Mansour, Mohamed, menjabat sebagai menteri transportasi di bawah mantan presiden Hosni Mubarak, meskipun ia akhirnya mengundurkan diri  sebelum protes meluas terhadap rezim pada 2011 yang menyebabkan Revolusi Mesir.

Sir Jim Ratcliffe

Sir Jim Ratcliffe adalah  pendiri dan bos raksasa kimia Ineos ini memang sangat terbobsesi dengan sepak bola.

Sir Jim, yang membeli klub Prancis Nice seharga 91 juta pound pada 2019, sebelumnya konglomerat ini memang telah dikaitkan dengan Chelsea dan Manchester United, tetapi tidak pernah membeli klub Liga Premier karena dia menganggapnya terlalu mahal.

Sir Jim menyelesaikan studinya di  Universitas Birmingham dalam bidang Teknik kimia. Setelah lulus dirinya  bekerja untuk BP selama liburan musim panas namun tidak bertahan lama.

Sir Jim kemudian bekerja sebagai akuntan magang di sebuah perusahaan farmasi sebelum pindah ke Esso lalu ke Courtaulds. Pada tahun 1992 ia membeli divisi bahan kimia BP dengan harga sekitar 40 juta pound.

Sir Jim memulai bisnis pertamanya beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-40 dan mendirikan Ineos pada usia 45 tahun pada tahun 1998. 

Selama 20 tahun berikutnya dia mengubahnya menjadi perusahaan bahan kimia terbesar keempat di dunia, dengan pendapatan tahunan sebesar 45 miliar pund.

Sir Jim Ratcliffe . Photo: AFP 
Sir Jim Ratcliffe . Photo: AFP 

Sir Jim adalah penggemar fanatik Manchester United namun ia juga memiliki tiket musiman di Chelsea. Dia mensponsori tim bersepeda profesional Ineos Grenadiers, yang dengan nama sebelumnya, Team Sky, memenangkan Tour de Francesebanyak  tujuh kali.

Pada tahun 2020, ia dikecam karena  pindah dari Inggris ke Monaco dengan alasan menghemat pajak sekitar 4 miliar pound.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun