Ada hal yang menarik dari laporan Gender Gap 2021 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum. Pada laporan tersebut Indonesia ditempatkan pada peringkat 101 dari 156 negara yang tercantum pada laporan tersebut.
Dengan skor 0.688 Indonesia mengalami penurunan peringkat gender gap sebesar 16 urutan dibandingkan dengan gender gap di tahun 2020 lalu.
Dalam memahami makna laporan ini tentunya kita harus mengerti dulu apa yang dinamakan gender gap. Gender gap umumnya didefinisikan sebagai  perbedaan rataan jumlah laki laki dan wanita di  berbagai lapangan pekerjaan.  Bisanya gender gap ini dibuat setiap tahun berdasarkan data pekerja dalam bidang tertentu.
Artinya Indonesia masih berada di papan bawah kelompok negera yang gender gap nya masih besar dalam hal perekonomian, pendidikan, sesehatan dan politik,  dimana pria masih mendominasi.
Secara global 10 negara yang terbaik dalam hal gender gap dimana wanita dan laki laki menempati posisi di berbagai pekerjaan adalah : Iceland, Finlandia, New Zealand, Swedia, Namibia, Rwanda, Lithuania. Irlandia dan Switzerland.
Sedangkan 10 negara yang paling buruk gender gap nya adalah : Saudi Arabia, Chad, Mali, Iran Kongo, Syria, Pakistan, Irak, Yaman dan Afghanistan.
Indonesia dalam laporan tersebut mengikuti tren dunia dimana di bidang politik terjadi gender gap yang terbesar.  Dari 156 negara tersebut dari  DPR diseluruh dunia yang berjumlah 35.000 kursi  hanya ada 22,6% wanita. Bahkan di 81 negara tidak pernah ada wanita yang menjadi kepala negara.Â
Kondisi ini memang sangat memprihatinkan, karena diperkirakan diperlukan waktu selama 145 tahun lagi akar  kesamaan gender di bidang politik ini baru akan terjadi.
Gender gap kedua yang paling besar ada dalam hal partisipasi ekomoni dan kesempatan wanita berperan dalam bidang ekonomi.
Berdasarkan laporan Gender Gap 2021 tersebut indek nya dalam bidang ekonomi hanya 58%.  Memang  jika dibandingkan dengan data tahun 2020 telah terjadi perbaikan, namun diperkirakan di bidang ekonomi diperlukan  waktu 267 tahun lagi agar gender gap ini semakin kecil.
Pertanyaan yang muncul sekarang adalah mengapa dalam hal ekomoni gender gap ini masih besar? Dari hasil Analisa laporan tersebut menyebabkan paling tidak ada dua penyebab utama, yaitu: jumlah wanita yang memiliki keahlian  proporsinya semakin meningkat, namun jumlahnya masih kecil.  Disamping itu peningkatan persentase in tidak diikuti oleh peningkatan gaji yang didapat oleh wanita.
Disparitas ini semakin jelas pada level pimpinan dimana hanya ada 27% manajer yang ada di seluruh dunia di di bidang ekonomi ini.
Kondisi ini ternyata diperparah dengan adanya pandemic Covid-19, dimana gender gap semakin melebar sekitar 4%.
Salah satu bidang dimana gender gap nya sempit adalah di bidang pendidikan, bahkan di 37 negara kesamaan gender di bidang Pendidikan ini sudah terjadi. Berdasarkan tren perbaikan index ini diperkirakan persamaan gender di bidang pendidikan akan terjadi sekitar 14 tahun lagi. Hal yang sama ternyata terjadi juga di di bidang kesehatan.
Sebagaimana disebutkan  sebelumnya pandemic Covid-19 berpengaruh besar terhadap melebarnya Gender Gap ini.
Bedasarkan laporan International Labour Organization (ILO) persentase melebarnya gender gap ini mencapai 5% untuk jumlah wanita yang kehilangan pekerjaannya, sedangkan laki laki yang kehilangan pekerjaannya selama pandemi ini mencapai 3.9%.
Pandemi Covid-19 tampaknya merubah peta pekerjaan dimana diperkirakan otomatisasi dan digitalisasi akan semakin menonjol.
Saat ini di bidang Cloud computing jumlah wanita yang berkecimpung dalam bidang ini hanya 14%, di bidang keteknikan  hanya 20% sedangkan di bidang kecerdasan buatan hanya 32%.
Hal lain yangmenarik dalam laporan Gender Gap tahun 2021 ini ada 5 negara yang memiliki kemajuan dalam mempersempit gender gap ini yaitu Lithuania, Serbia, Timor Leste, Togo dan Uni Arab Emirates dengan persentase perbaikan mencapai 4.4%.
Berdasarkan tren yang ada jika disbandingkan antar wilayah di seluruh dunia maka terjadinya persamaan gender akan terjadi dalam kurun waktu 52 tahun untuk wilayah Eropa Barat, 61 tahun untuk wilayah Amerika Utara, 69 tahun untuk wilayah Amerika Latin, 121 tahun untuk wilayah Sub Sahara Afrika, 134 tahun untuk Eropa Timur dan Asia tengah, 165 tahun untuk Asia Timur dan pasifik, 142 tahun untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, dan 165 tahun untuk Asia Selatan.
Apa yang harus dilakukan?
Dengan posisi 101 dari 156 negara dimana Indonesia termasuk ke dalam kelompok negara yang Gender Gap yang antara wanita lan laki laki besar di semua sector tentunya diperlukan upaya khusus untuk mempersempit gap ini.
Peraturan saja tidaklah cukup karena harus diikuti oleh tindakan nyata di lapangan.  Sebagai contoh persentase jumlah wanita dalam politik  dan di DPR memang ditingkatkan namun kenyataannya sampai saat ini sangat sulit untuk dipenuhi.
Dalam bidang pendidikan dan penelitian  tren  peran wanita yang semakin meningkat sangat menarik.
Di sektor pendidikan tinggi terdapat tren yang hampir sama setiap tahunnya dimana jumlah mahasiswi untuk bidang bidang tertentu sudah melampaui jumlah mahasiswa.
Diperkirakan persentasi mahasiswa di Indonesia kini sudah melebihi 50 %.  Jadi tidak  heran jika di setiap  wisuda jumlah lulusan terbaik nya, persentase mahasiswi melebihi mahasiswa.
Tren jumlah wanita karir di Indonesia memang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya. Â Hal ini menunjukkan bahwa jika diberi kesempatan maka wanita juga dapat bersaing dengan laki laki di berbagai bidang.
Mamang dalam bidang bidang tertentu yang menyangkut pekerjaan lapangan di tempat yang terpencil, wanita memiliki hambatan. Â Belum lagi disamping bekerja wanita juga masih erat dengan tugas mengurus rumah tangganya.
Ke depan walaupun memerlukan waktu yang lama gender gap di berbagai sektor pekerjaan di Idnonesia diperkirkan akan semakin menyempit. Â Tren penyempitan gap ini tentunya dapat dipercepat dengan pemberian kesempatan pada wanita untuk bekerja di bidang bidang yang selama ini didominasi oleh laki laki.
Mungkin ada baiknya jika tren yang sangat positif di bidang pendidikan ini dijadikan model oleh pemerintah untuk menyusun program perbaikan gender gap di masa mendatang.
Rujukan:Â Satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H