Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Joe Biden: Robin Hood Milenial yang Menggarong Uang Si Miskin Afghanistan

12 Februari 2022   15:28 Diperbarui: 12 Februari 2022   21:08 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jo Biden mencoba menaklukkan Putin. Ilustrasi :   Ed Wexler 

Masih ingat Robin Hood cerita rakyat yang melegenda yang menggambarkan bagaimana sebagai bangsawan Robin Hood  bangkit melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh kerajaan terhadap rakyat jelata dengan  penindasan, perampasan harta  dan perampokan?

Dalam berbagai versi cerita Robin Hood tampil sebagai pahlawan yang bergabung dengan tentara rakyat jelata untuk mengambil uang para tuan tanah yang tamak untuk dibagikan pada rakyat jelata.

Kisah kepahlawanan Robin hood yang selalu membela rakyat jelata atas ketidakadilan yang menimpanya memang telah melegenda dan melekat pada hati banyak orang yang merepresentasikan prilaku Robin Hood sebagai sosok pahlawan rakyat.

Namun tapaknya cerita kepahlawanan Robin Hood ini berubah total ketika menyangkut presiden Amerika Joe Biden dan juga tentunya Amerika.

Amerika kini tengah berhadapan dengan realita perekonomian yang semakin memburuk dengan angka inflasi yang mencapai tertinggi dalam sejarah Amerika moderen yang menyebabkan harga kebutuhan pokok rata rata meningkat di atas 10%.

Belum lagi "hobi perang" nya yang kini menggebu gebu untuk "melawan" rencana serangan Rusia ke Ukraina yang kemungkinan merupakan salah satu jalan keluar untuk mencari sumber pendapatan baru dari perjualan senjata dan keterlibatan Amerika dalam berbagai konflik.

Jo Biden mencoba menaklukkan Putin. Ilustrasi :   Ed Wexler 
Jo Biden mencoba menaklukkan Putin. Ilustrasi :   Ed Wexler 

Namun hal yang paling dirasakan tidak masuk akal adalah keputusan presiden Joe Biden bulan ini untuk menyita semua uang Afghanistan yang ada di  Da Afghanistan Bank dan menggunakan 50% nya untuk membayar kompensasi bagi korban serangan terhadap World Trade Centre yang dikenal dunia dengan peristiwa 9/11.

Penyitaan uang rakyat Afghanistan yang saat ini sangat dibutuhkan oleh rakyat Afghanistan untuk menanggulangi krisis kemanusiaan berupa kelaparan dan dampak perang lainnya  yang ditimbulkan oleh Amerika da sekutunya yang telah meluluh lantakan semua sendi kehidupan rakyat Afghanistan dapat dianggap sebagai gaya  perampokan modern.

Joe Biden pada hari Jumat lalu mengeluarkan executive order yang berisi akan membagi dua dana milik  Afghanistan yang ada di Da Afghanistan Bank (DAB) yang berjumlah US $ 7,1 milyar untuk kompensasi korban serangan 11/9 dan separuhnya lagi untuk apa yang dinamakan Joe Biden sebagai bantuan kemanusiaan untuk rakyat Afghanistan.

Saat ini Amerika keuangannya sedang cekak sehingga memerlukan dana karena diperintah oleh pengadilan untuk memberikan kompensasi terhadap tuntutan ganti rugi yang dilakukan oleh para keluarga korban serangan 9/11.

Satu hal yang perlu diingat bahwa dana yang dibekukan oleh Joe Biden dan dirampok itu separuhnya untuk pembayaran ganti rugi serangan 9/11 itu adalah dana pemerintah Afghanistan yang diakui oleh dunia sebelum Taliban mengambil alihnya pasca tentara Amerika dan sekutunya meninggalkan Afghanistan.

Amerika pasti mengetahui bahwa dana ini bukan milik Taliban yang kini sedang berkuasa, namun dana rakyat Afghanistan yang sangat diperlukan untuk membangun kembali negaranya untuk mengatasi bencana kelaparan yang kini sedang melanda negeri ini.

Kedua Amerika tentunya juga mengetahui bahwa kehancuran yang terjadi di Afghanistan saat ini merupakan agregat dimana Amerika dan sekutunya ada didalamnya sebagai penyebab keterpurukan Afghanistan saat ini.

Jadi sebagai negara kaya dan besar tentunya akan sangat malu jika nantinya bantuan yang diberikan atas nama Amerika justru berasal dari uang rakyat Afghanistan sendiri yang disita dan digarong Amerika.

Hal yang sudah pasti, rakyat Afghanistan yang sedang dilanda kelaparan saat ini tidak ada sangkut pautnya dengan peristiwa 9/11.

Penegakan hukum versi Joe Biden ini justru bertolak belakang dengan jika kepahlawanan Robin Hood sebagai pembela keadilan dan pembela rakyat

Dengan dalih keadilan Joe biden menegakkan hukum dan menghormati keputusan pengadilan untuk memberikan kompensasi pada keluarga korban serangan 9/11 namun pada saat yang sama justru Joe Biden menggarong uang rakyat Afghanistan untuk membayar kompensasi ini.

Disamping itu agar disebut sebagai donator dan pahlawan Amerika melalui Joe Biden justru menggunakan uang rakyat Afghanistan ini untuk mendanai bantuan  kemanusiaan Amerika untuk pemulihan Afghanistan.

Sebagaimana yang kita ketahui pemerintah Afghanistan dukungan Amerika dan sekutunya mengalami keruntuhan pada bulan Agustus tahun lalu yang mengakhiri pendudukan Amerika terhadap Afghanistan selama 20 tahun yang sekaligus merupakan perang terlama yang melibatkan Amerika.

Selepas melakukan negosiasi dengan pemerintah Taliban untuk mendapatkan jaminan keamanan bagi warga dan personal militer Amerika  untuk meninggalkan Afganistan,  Amerika justru secepatnya melakukan pembekuan dana simpanan negara Afghanistan yang disimpan di bank di Amerika.

Sepak terjang Amerika tidak saja menghancurkan Afghanistan namun juga merembet ke negara lain seperti Iraq, Lebanon, Iran dll nya yang berbuntuk pada terjadinya gelombang Arab Springs yang merubah peta keamanan dan pemerintah negara negara di Timur Tengah dan Arab untuk selamanya.

Bagi Joe Biden cerita  kepahlawanan Robin Hood pun dapat  diganti versinya  jika diperlukan dalam kehidupan nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun