Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Haruskan Wanita Gundah Menghadapi Menopause?

27 Januari 2022   18:30 Diperbarui: 1 Februari 2022   04:01 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menopause adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh wanita pada usia yang bervariasi. Menopause bukan lah penyakit, melainkan sebagai rangkaian proses alami menuju berhentinya fungsi reproduksi.

Bagi sebagian wanita masa menopause merupakan babak baru dalam kehidupannya. Biasanya di usia menopause anak-anak sudah beranjak dewasa dan mulai meninggalkan rumah untuk membina keluarga baru.

Di masa inilah wanita akan memiliki lebih banyak waktu untuk menekuni hobby nya, mengerjakan sesuatu yang selama ini mungkin belum sempat dilakukannya karena kesibukan mengasuh anak atau melakukan traveling dan aktivitas lainnya.

Dalam memasuki masa transisi menopause ini ada sebagian wanita yang melaluinya dengan lancar namun ada juga yang mengalami hal-hal yang tidak pernah diduga sebelumnya sehingga menyebabkan timbulnya rasa frustrasi dan bahkan stres bagi sebagian wanita.

Oleh sebab itu, perlu difahami dengan baik gejala yang akan muncul selama masa transisi ini seperti misalnya periode menstruasi yang tidak teratur, susah tidur, berkeringat di malam hari, rasa sakit ketika berhubungan intim, mudah teringgung, depresi, mengalami gejala Hot Flash dll nya.

Bagi wanita yang usianya sudah memasuki rata rata usia menopause perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi gejala umum tersebut agar lebih siap secara fisik maupun mental menghadapinya dapat melalui fase ini dengan baik.

Hot Flash memang umum dirasakan oleh para wanita yang memasuki masa transisi menopause ini. Hot flush biasanya ditandai dengan timbulnya rasa panas pada tubuh dan wajah sehingga menimbulkan rasa yang tidak nyaman, namun perlu dicatat tidak semua wanita mengalami hal ini.

Perlu disadari bahwa menopause melibatkan perubahan hormonal seperti misalnya hormone follicle-stimulating hormone (FSH) dan estradiol (E2) yang tentu saja akan berdampak pada metabolisme secara umum.

Masa transisi menuju menopause ini sangat normal dan dialami oleh kebanyakan wanita yang sudah berumur. Oleh sebab itu perlu disadari bahwa gejala yang muncul ini bukanlah penyakit.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tidak semua wanita mengalami hal hal yang tidak menyenangkan dalam memasuki masa tranasisi menuju menopause ini.

Sebagian wanita bahkan dapat melalui masa transisi ini dengan sangat nyaman, bahkan merasakan kelegaan karena masa yang sulit dan menyakitkan selama mengandung dan melahirkan sudah dilaluinya.

Kapan dimulainya?

Menopuase merupakan proses alami bukan merupakan penyakit. Photo: Liz Von Hoene/Getty Images
Menopuase merupakan proses alami bukan merupakan penyakit. Photo: Liz Von Hoene/Getty Images

Satu hal yang perlu difahami bahwa masa menopause itu biasanya terjadi 12 bulan setelah wanita mendapatkan menstruasi terakhirnya. 

Sebelum memasuki masa inilah gejala muncul di masa transisi yang sering dikenal dengan perimenopause seperti misalnya menstruasi yang tidak teratur, hot flush dan gajala lainnya muncul.

Pada umumnya masa transisi ini dialami oleh wanita pada kisaran umur 45-55 tahun dan umumnya berlangsung selama 7 tahun, namun bagi ada juga wanita ada yang mengalaminya sampai 14 tahun. Dalam berbagai kasus wania yang mengalami terapi seperti kemoterapi dapat saja masa menopause lebih awal karena terganggunya folikel sel telur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamanya masa transisi ini dipengaruhi oleh gaya hidup seperti misalnya merokok dan juga ras ataupun etnis. Di masa transisi inilah hormon estrogen dan progesteron mengalami perubahan yang sangat secara bertahap.

Hormon estrogen pengaruhnya memang sangat luas seperti mempengaruhi : fungsi otak, kepadatan tulang, kelenturan kulit, pelumas vagina serta distribusi lemak.

Dalam hangka panjang rendahnya level hormon estrogen ini juga berdampak pada kepadatan tulang yang meningkatkan resiko patah tulang, rasa sakit yang kronis dan bahkan berdasarkan hasil penelitian juga terkiat dengan penyakit jantung dan stoke.

Di samping itu di masa transisi ini biasanya wanita mengalami perubahan metabolisme seperti misalnya perubahan penggunaan energi, perubahan sel sel lemak dan biasanya wanita akan mudah mengalami peningkatan berat badan dan perubahan bentuk tubuh.

Berbagai Upaya Mengatasinya

Salah satu cara yang banyak ditempuh oleh wanita untuk mengatasi penurunan level hormon dan efek yang tidak menyenangkan ini adalah dengan cara terapi hormon atau yang biasa dikenal sebagai hormone replacement therapies (HRT).

Terapi hormon ini mulai dipekenalkan di era tahun 1940 an dan mulai digunakan secara luas di era tahun 1960an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi hormon ini bagi sebagian wanita dapat mencegah penyakit osteoporosis dan cardiovascular.

Namun di tahun 2002 efek samping terapi hormon ini dipertanyakan karena hasil penelitian yang dipublikasikan saat itu justru membuktikan bahwa terapi hormon meningkatkan resiko penyakit jantung koroner dan serangan jantung, Disamping itu terapi hormon juga ditengarai memicu timbulnya kanker payudara dan stroke.

Hasil review yang diterbitkan di Journal of the American Medical Association menunjukkan bahwa hormon estrogen asal tanaman seperti ekstrak kedelai, terapi herbal yang disebut dengan phytoestrogens dapat mengurangi pengaruh hot flush, kekeringan vagina dan juga keringat di malam hari.

Cara lain yang juga banyak digunakan utamanya oleh wanita yang mengalami masalah dengan vagina dan kandung kemih di masa transisi menopause ini adalah dengan melakukan peremajaan vagina dengan mengunakan laser (laser vaginal rejuvenation).

Teknik ini melibatkan micro-abrasions untuk merangsang produksi kolagen dan meningkatkan suplai darah.

Berbagai hasil penelitian memang masih memperdebatkan efektivitas laser vaginal rejuvenation dalam mengatasi gejala yang biasa dialami oleh wanita di masa transisi ini.

Cara lain yang juga digunakan adalah mengkonsumsi kapsul progesterone yang mirip dengan progresteron yang diproduksi secara alami oleh wanita untuk mengatasi efek estrogen pada lapisan rahim dan mengurangi risiko kanker.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, menopause bukanlan merupakan penyakit dan merupakan proses alamiah oleh sebab itu dalam menghadapi masa ini wanita diharapkan secara psikologis dapat menerimanya juga secara alami.

Salah satu pakar reproduksi dari the Society for Women's Health Research menyarankan bahwa wanita yang sudah memasuki usia 35 tahun sudah harus mempersiapkan dirinya untuk menghadapi menopause ini dengan cara menjaga kesehatan agar tidak mengalami kelebihan berat badan, melakukan olah raga rutin, mengkonsumsi makanan yang sehat dan melakukan perubahan gaya hidupnya.

Dalam jangka panjang perubahan gaya hidup untuk mempersiapkan menghadapi masa menopause ini akan berdampak positif dalam mengatasi dampak penurunan level estrogen yang akan dialaminya ketika memasuki masa transisi menopause nantinya dan juga mengurangi resiko penyakit cardiovascular dan osteoporosis.

Perubahan gaya hidup ke arah gaya hidup yang lebih sehat ini dinilai oleh pakar kesehatan jauh lebih baik dibandingkan dengan melakukan terapi hormon.

Para wanita sebaiknya berpikir positif terakit menopause ini dan memang secara alami harus dihadapi.

Be happy, nikmatilah masa menopause dan berbanggalah karena anda telah menuntaskan salah satu fase hidup yang sangat mulia.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun