Disamping itu Amerika dan dunia internasional menyadari bahwa mereka memiliki andil besar dalam kehancuran dan penderitaan rakyat Afghanistan ini.
Secara perlahan beberapa negara walaupun tidak secara terbuka mulai melakukan kontak dengan pemerintahan Taliban untuk mencoba menyelamatkan rakyat Afghanistan dari krisis kemanusiaan ini.
Sebagai contoh Amerika sebagai salah satu aktor pendudukan Afghanistan dalam minggu ini mengumumkan secara resmi akan mulai menyalurkan bantuannya kembali untuk tujuan kemanusiaan.
Pemerintah Amerika menyatakan akan mendonasikan dana tambahan sebesar US308 juta untuk bantuan kemanusiaan. Jika ditotal bantuan Amerika untuk kemanusiaan dan pengungsi Afghanistan sejak bulan Oktober lalu telah mencapai US782 juta.
Bantuan yang sangat berarti bagi masyarakat Afghanistan ini akan disalurkan melalui the US Agency for International Development (USAID) untuk menyediakan pangan darurat, kesehatan dan tempat tinggal.
Disamping itu untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di Afghanistan, Amerika menyediakan 1 juta dosis vaksin melalui WHO dalam program COVAX. Dengan tambahan ini berarti WHO akan menyumbang jumlah dosis vaksin total sebanyak 4,3 juta dosis.
Komitmen dunia internasional yang mulai terbuka untuk membantu rakyat Afghanistan belumlah dapat menjamin penyelesaikan permasalahan di lapangan karena dunia internasional tidak dapat menyalurkan langsung ke pemerintah Taliban.
Di lapangan diperlukan keamanan bagi semua relawan yang akan menyalurkan bantuan ini termasuk relawan wanita. Sementara Taliban sangat membatasi aktivitas orang asing dan wanita di tempat umum.
Keinginan USAID agar para relawan dapat bekerja secara mandiri dalam menyalurkan bantuan ini tentunya akan menjadi permasalahan tersendiri karena belum tentu disetujui oleh Taliban.
Di lapangan penyaluran bantuan ini akan menjadi semakin kompleks karena situasi keamanan yang masih belum terjamin terutama bagi warga asing.
Di lain pihak pemerintahan Taliban meminta kepada dunia internasional untuk mencairkan kembali aset Afghanistan yang dibekukan yang berada di negara lain untuk menghindari krisis kemanusiaan yang dihadapinya.