Bahkan Djokovic menyebutkan bahwa medical exemption yang didapatnya tidak hanya untuk dirinya namun juga diberikan untuk 25 orang lainnya melalui blind assessment yang dilakukan oleh petugas medis dan juga dari wakil pemerintah negara bagian Victoria.
 Salah satu alasan diberikannya medical exemption untuk Djokovic adalah kondisi medis akut yang akan dialaminya jika dirinya divaksin Covid-19.
Aturan yang diterapkan bagi setiap pemain yang akan mengikuti Australia Open adalah harus sudah divaksin lengkap dan apabila tidak dapat menunjukkan bukti bahwa dirinya sudah divaksin lengkap maka tidak diperkenankan untuk mengikuti turnamen.
Peraturan terbaru terkait siapa saja yang akan masuk Australia diterbitkan tanggal 15 Desember 2021 lalu yang menyebutkan bahwa visa akan diberikan kepada palamar yang sudah divaksin lengkap dan tanpa perlu dilakukannya lagi karantina.
Dengan ditolaknya visa Djokovic berarti dirinya hanya tinggal beberapa meter saja masuk ke Australia karena penolakan terjadi ketika dirinya dan tim sudah mendarat dan memasuki area imigrasi untuk diperiksa kelengkapan dokumennya.
Dengan penolakan ini Djokovic ditahan sementara di bandara untuk selanjutnya jika tidak ada perubahan kebijakan  akan dipulangkan ke negaranya.
Dalam kondisi seperti ini Djokovic sebenarnya masih memiliki hak untuk melakukan banding terkait penolakan visanya tersebut melalui pengadilan dan tampaknya hal itulah yang akan dilakukannya.
Pembatalan visa Novak Djokovic merupakan contoh bagaimana Australia menegakkan aturan yang dibuatnya tanpa pengecualian dan menempatkan hukum sebagai panglima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H