Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Penyelundupan Sperma dari Balik Jeruji Penjara

2 Januari 2022   08:04 Diperbarui: 2 Januari 2022   11:04 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jannat kini berusia tujuh tahun dan memimpikan bertemu dengan ayahnya. Photo :ABC News: Motaz Azaiza  

Kisah ini bermula ketika dua sejoli Palestina yaitu  Farhana dan  Hossam menikah di tahun 2008 lalu.  Namun kebahagiaan yang dirasakan  pengantin baru ini ternyata hanya sekejap saja karena 3 bulan kemudian Hossam di tangkap oleh pihak keamanan Israel saat  pecah perang  di wilayah Gaza.

Oleh pengadilan Israel Hossam akhirnya dijatuhi hukuman penjara selama 18 tahun  mulai tahun 2009.

Dipenjarakannya Hossam memang untuk sementara mengakhiri perjuangan fisiknya, namun secara spiritual kedua pasangan ini perjuangannya masih menggelora.

Perjuangan fisik kedua pasangan ini kini beralih ke perjuangan bagaimana pasangan muda ini memperoleh keturunan.

Mengingat lamanya waktu hukuman yang diterima Hossam maka memiliki anak setelah selesai masa hukuman tentunya merupakan pilihan akhir karena situasi politik  di wilayah konflik ini dapat saja berubah sewaktu waktu.

Entah dari mana muncul ide yang cukup beresiko ini akhirnya setelah merencanakannya berbulan bulan mereka berdua memutuskan untuk menyelundupkan sperma suaminya agar dapat digunakan oleh Farhana untuk bayi tabung.

Rencana mereka tidaklah mudah karena waktu kunjungan keluarga di penjara Isreael  utama untuk tahanan potilik sangatlah jarang dan sangat ketat.

Numun keinginan keras pasangan ini memperoleh keturunan membuat mereka memiliki keteguhan untuk  merencanakan dan melakukan sesuatu yang tidak pernah terbayangkan akan terjadi dalam hidup mereka.

Rencana penyelundupan sperma  Hossam akhirnya sampai pada harinya ketika Fahana memiliki kesempatan untuk melakukan kunjungan ke penjara menemui suaminya.

Farhana dan  Hossam sengat faham  bahwa kesempatan ini sangat jarang terjadi dan harus direncanakan dengan matang tanpa kesalahan, karena jika aksi mereka diketahui oleh pihak keamanan Israel maka pupuslah usaha meraka dan kemungkinan masa hukuman Hossam akan ditambah dan Farhana akan dipenjarakan.

Tangan Hossam bergetar keras ketika menyerahkan wadah plastik kecil berisi sperma nya kepada istrinya. Demikian juga  jantung Farhana berdebar keras ketika menerima sperma suaminya dan menyembunyikannya di balik bajunya. Serah terima sperma ini merupakan awal dari perjalanan panjang yang ditempuh oleh pasangan ini untuk memperoleh anak.

Tugas Farhana baru dimulai karena dia harus berpikir keras bagaimana dirinya bisa melewati penjaga penjara dan penjaga perbatasan tanpa diketahui membawa sperma suaminya.

Tidak hanya sampai disitu saja, dia harus melakukan secara cepat karena jika sudah melewati jam kritisnya maka sperma yang diselundupkannya dengan susah payah tidak akan berguna lagi.

Tujuan Farhana hanya satu yaitu membawa sperma ini secara rahasia,   secepatnya dan menyerahkannya ke klinik di wilayah Gaza.

Setelah Farhana berhasil melewati pos penjaga keamanan Israel dirinya langsung menuju  klinik dan sperma  suaminya langsung dibekukan.

Sebelum melaksanakan penyelundupan sperma suaminya, Farhana secara rahasia menghubungi  Dr Baha Al Ghalayini yang dikenal sebagai dokter kandungan ahli bayi tabung lulusan Cambridge university.

Dr Baha Al Ghalayini memang dikenal di kalangan Palestina sebagai dokter yang banyak membantu pasangan palestina untuk memiliki anak sementara suaminya berada di penjara Isreael.

Keberhasilan prosedur bayi tabung memang sangat tergantung pada kondisi sperma yang diserahkan langsung pada Dr Baha Al Ghalayini,

Kualitas sperma ini tentunya menurun dengan drastis setelah melalui perjalanan panjang dari penjara, melewati penjaga perbatasan sampai diterima oleh Dr Baha Al Ghalayini.

Prosedur selanjutnya yang harus dilalui  Farhana adalah mempersiapkan dirinya untuk melakukan prosedur bayi tabung yaitu mengambil sel telurnya dan membuahinya dengan sperma  suaminya.

Jika berhasil pembuahan bayi tabungnya maka embrionya akan ditanamkan pada Rahim Farhana dengan prosedur yang cukup rumit dan selanjutnya harus melalui berbagai prosedur lagi agar embrio ini dapat tetap tertanam di Rahim Farhana dan berkembang menjadi bayi. Secara keseluruhan prosedur ini memerlukan waktu selama paling sedikit tiga bulan.

Dalam percobaan pertamanya ternyata Farhana mengalami keguguran yang membuat Farhana sangat sedih. Namun tekad keras Farhana untuk memiliki anak sangatlah kuat.  

Lima tahun setelah mengalami keguguran Farhana berusaha lagi melakukan prosedur bayi tahung. Untungnya sperma beku suaminya masih tersisa karena sperma beku jika disimpan dengan prosedur yang tepat dapat bertahan sampai puluhan tahun.

Di tengah hujan bom yang melanda wilayah Gaza   ketika konflik Israel palestima memanas di tahuan 2014,  kabar gembira diterima oleh Farhana dari Dr Al Ghalayini bahwa embrio yang ditanamkan di rahimnya ternyata sehat dan berkembang dengan baik.

Keberhasilan Farhana ternyata bukanlah satu satunya namun diduga sudah ada lusinan pria Palestina yang menjadi  tahanan Israel memiliki anak melalui prosedur ini sementara dirinya dipenjara.

Salah satunya adalah Sherine Al Sakany Wanita Palestian yang tinggal di wilayah Gaza yang berhasil memiliki anak kembar dengan cara menyelundupkan sprema suaminya yang dipenjara Israel selama 28 tahun.

Kini anak Farhana dan Hossam sudah menginjak usia sekolah.  Keberadaan anak mereka tentunya menjadi kegembiraan tersendiri bagi  pasangan ini yang melengkapi perkawinan mereka walaupun dengan cara yang tidak umum.

Di usianya  yang ke 7 ini,  Jannat tumbuh menjadi anak perempuan yang cantik namun belum pernah bertemu dengan ayah kandungnya Hossam.

Pernah pada suatu malam Jannat terbangun dan berlari dan memeluk ibunya untuk menceritakan bahwa dirinya bermimpi ayahnya tidur dengan nyenyak disampingnya.

Jannat hanya mengetahui wajah ayahnya dari foto yang selalu ditunjukkan dan juga cerita  Farhana dengan harapan kelak ketika suaminya  bebas mereka dapat berkumpul membangun keluarga normal yang penuh kebahagiaan.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun