Negara lain yang juga mempertimbangkan penggunaan teknologi ini untuk mengendalikan Covid 19 adalah Tiongkok, Rusia, India, Polandia dan Jepang serta beberapa negara bagian AS. Â Namun penerapannya masih terkendala perangkat hukum yang ada terkait undang undang kerahasiaan pribadi.
Namun tampaknya ke depan perangkat hukum yang ada kemungkinan akan disesuaikan dengan kebutuhan yang mendesak ini untuk mengendalikan penyebaran virus yang mematikan ini.
Akurat dan Efisien
Keberadaan teknologi pengenalan wajah untuk melacak pergerakan penderita Covid memang sangat menjanjikan.
Teknologi yang digunakan untuk melakukan pengawasan pergerakan yang dilakukan oleh Satgas Covid di dunia umumnya sangat masif dan memakan waktu lama.  Biasanya petugas mengalisa rekaman yang didapat dari CCTV atau kamera lain  yang dipasang di tempat umum secara manual.
Analisa secara manual ini disamping memerlukan waktu yang sangat lama juga menyangkut tingkat akurasi yang sangat tergantung pada petugas yang menganalisanya.
Namun dengan penggunaan teknologi kecerdasan buatan dan teknologi pengenalan wajah untuk menganalisa hasil rekaman ini akan jauh lebih akurat dan efisien.
Teknologi ini hanya memerlukan waktu sekitar 5 menit saja untuk melacak pergerakan 10 orang.
Waktu pelacakan yang diperlukan teknologi ini memang sangat efisien karena jika dilakukan pelacakan secara manual untuk melacak pergerakan satu orang umumnya petugas memerlukan waktu berjam jam.
Penerapan teknologi ini tentunya tidak akan berdiri sendiri karena akan terkait erat dengan masalah penegakan hukum pagi penderita covid yang melanggar aturan karantina yang diwajibkan.
Penggunaan teknologi pengenalan wajah yang digabung dengan teknologi kecerdasan buatan ini memang sangat luas penggunaannya seperti misalnya melacak pelaku kejahatan, teroris, bandar narkoba dllnya.