Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Mempercepat Kepunahan Harimau

10 Desember 2021   09:44 Diperbarui: 10 Desember 2021   10:03 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harimau Sumatera yang legendaris. Photo: WWF 

Hasil penelitian yang dipublikasikan minggu ini di Communication Biology Nature berhasil menguak hal penting terkait dengan pembangunan pembangkit tenaga air di berbagai wilayah di dunia termasuk Indonesia dalam hubungannya dengan semakin meningkatnya  kelangkaan  harimau yang kini sedang dalam tahap sangat mengkhawatirkan.

Penelitian ini berhasil mengungkap bahwa pembangunan pembangkit listrik tenaga air dengan membangun tempat penampungan air menyebabkan kerusakan dan degradasi lingkungan yang berdampak pada kehilangan biodiversitas.

Hal yang sudah pasti bahwa pembangunan bendungan  berdampak besar pada biodiversitas, flora dan fauna air tawar akibat tergenangnya  wilayah yang luas di sekitar bendungan.

Tidak hanya sampai disini saja pembangunan bendungan ternyata bersentuhan langsung dengan kelangsungan hidup harimau dan jaguar yang selama ini umumnya tidak diperhitungkan.

Status populasi harimau yang langka ini memang sangat memperihatinkan karena mendapat tekanan tambahan  dari dampak pembangunan bendungan yang merusak habitat dan ekosistem di sekitar bendungan yang dalam banyak hal tumpang tindih dengan habitat harimau.

Menurut data yang terbaru yang dikeluarkan oleh IUCN status harimau masuk kategori berbahaya dengan jumlah yang diperkirakan hanya  tinggal 3.500 harimau di seluruh dunia.

Hal lain yang sangat memperihatinkan adalah laju kepunahannya yang mencapai 90% dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini.

Upaya pelestarian harimau yang dilakukan dunia memberikan secercah harapan karena menunjukkan tanda tanda peningkatan populasi jika dibandingkan dengan populasi harimau di tahun 2010 lalu yang hanya tinggal 3.200 ekor saja.

Menurut WWF negara yang diperkirakan populasi harimaunya mengalami peningkatan adalah India, Nepal, Risa, Bhuhan dan Tiongkok.

Populasi harimau  yang tersisa di dunia memang terkonsentasi di India yang mencapai 75% dari total populasi harimau yang ada di dunia.

Jumlah harimau Sumatera yang ada saat ini menurut data yang dikeluarkan oleh WWF diperkirakan hanya tersisa 400 ekor dan jumlahnya dirediksi akan semakin menurun akibat perburuan liar dan menciutnya habitat harimau Sumatera yang semakin langka ini.

Kombinasi antara perburuan liar dan semakin menciutnya habitat harimau ini akibat ulah manusia berkontribusi sangat besar dalam peningkatan laju kepunahan harimau ini.

Sebagai  gambaran pembangunan pembangkit listrik tenaga air di kawawan Asia yang menjadi hot spot populasi harimau  menurut hasil penelitian ini berdampak paling tidak 20%  pada kepunahan harimau.

Kondisi ini memang sangat menyedihkan karena dalam pembangunan bendungan jarang sekali dipertimbangkan dampaknya terhadap ekosistem dan keberadaan flora dan fauna yang ada di sekitarnya dalam jangka panjang.

Tidak hanya berdampak pada harimau saja, namun pembangunan pembangkit tenaga listrik juga mengancam keberadaan Jaguar yang juga kehilangan  habitatnya.

Dampak pembangunan bendungan menang sangat masif terhadap perubahan ekosistem di sekitarnya karena biasa nya untuk menampung air maka wilayah di sekitar bendungan akan digenangi.

Penggenangan wilayah di sekitar bendungan ini akan merubah total ekosistem tidak saja tumbuhan namun juga hewan yang tergantung kehidupannya pada wilayah ini.

Kerusakan habitat harimau dan jaguar di wilayah Asia bukanlah merupakan satu satunya  yang sangat mengkhawatirkan.

Wilayah lain yang juga menjadi perhatian para pelestari lingkungan dunia adalah Brazil tepatnya di Kawasan hutan tropis Amazon.

Rencananya pemerintah Brazil akan memebangun sebanyak 300 bendungan di kawasan Amazon yang wilayahnya bersentuhan langsung dengan habitat Jaguar dan satwa liar lainnya.

Jadi dapat dibayangkan penggenangan wiayah akibat pembangunan bendungan dalam jumlah yang masih ini akan berdampak besar pada kehidupan satwa dan fauna yang ada dikawasan Amazon ini.

Para pelestari lingkungan dan flora serta fauna sepakat bahwa pembangunan  pembangkit listrik tenaga air memang akan memberikan manfaat bagi manusia, namun dampaknya terhadap kerusahan lingkungan harus benar benar dikaji sebelum bendungan tersebut dibangun.

Perubahan  ekosistem akibat dibangunnya bendungan ini tentunya akan merubah status dan mengganggu  flora dan fauna yang ada  di  sekitarnya untuk selamanya dan tidak dapat dikembalikan lagi  statusnya begitu bendungan sudah dibangun.

Sayangnya pembangunan pembangkit listrik tanaga air ini banyak terjadi di negara berkembang yang lebih mempertimbangkan kepentingan ekonomi dalam jangka pendek tanpa melalui studi kelayakan yang komprehensif terhadap perubahan ekosistem.

Salah satu bendungan raksasa di Tiongkok untuk keperluan pebangkit tenaga listrik. Photo: Getty Images 
Salah satu bendungan raksasa di Tiongkok untuk keperluan pebangkit tenaga listrik. Photo: Getty Images 

Oleh sebab itu tidak heran jika dampak pebangunan bendungan ini terhadap kerusakan lingkungan dan alam baru muncul setelah beberapa puluh tahun kemudian.

Sayangnya banyak yang tidak menyadari pentingnya menjaga lingkungan untuk kelangsungan kehidupan umat manusia di masa mendatang.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun